Tuesday, November 26

Tag: Indonesia

Kabasaran ne Tou Rinembok
Budaya

Kabasaran ne Tou Rinembok

2017 Foto: Youdy Mamahani Sanggar Seni Tou Rinembok Sumber Teks: Tarian Kabasaran, INDONESIA Kaya KABASARAN is a traditional Minahasan war dance from North Sulawesi in Indonesia. It is performed by several men clad in red costumes, wielding a sword with a shield or a spear. The dancers are called Kawasalan, which implies imitating like a pair of fighter cocks. The word Kabasaran is derived from kawasalan. The dancers work daily as farmers and guards of the Minahasan villages, but serve as Waraney (warriors) if the village is attacked. According to Minahasan custom, the weapons and status of Waraney is hereditary. The Kabasaran dance is performed exclusively by men of Waranei lineage. (*)
Universitas, Budak Kapitalis?
Opini

Universitas, Budak Kapitalis?

02 Oktober 2021 Oleh: Soe Tjen Marching Editor: Dera Liar Alam Gambar: Retouching — Intellectual Monopoly Capitalism and the University MEDIO dua pekan yang lalu, saya diminta organisasi yang meranking universitas-universitas di seluruh dunia, untuk menjadi salah satu panitia. Saya harus meranking salah satu universitas di Indonesia, nama universitas itu tidak saya sebut. Ada beberapa yang langsung saya kritik dari kebanyakan universitas di Indonesia: mereka sangat mementingkan formalitas. Yang digembar-gemborkan fasilitas — walaupun fasilitas yang dipakai seringkali tidak ramah lingkungan, tapi isinya tipis. Ini kritik saya: Universitas fungsinya seperti makelar bisnis, yang mencetak mahasiswa supaya bisa jadi budak perusahaan dan bahkan budak penguasa. Tak ada vissi missi yang ...
Tene, Penjual Bunga
Guratan, Travel

Tene, Penjual Bunga

28 September 2021 Oleh: Dera Liar Alam Lombosang, mana air menderas dari gunungmu, mematah belukar manakala curah menghambur rinai musim yang silam: bunga seribu cantik, lavender, kaktus, bakung, aselia… SELAMAT PAGI kembang berbagai corak. Embun masih basah di kelopak, di ujung-ujung semak, lalu kilau menerobos pepohon dan belukar Tinggi Moncong. Merah menyembul di antara rimbun gunung, bunga liar memang lebih menantang. Puspa berbulu putih, dandelion, diterbangkan angin bertiup di lembah, di relung pemukiman, di selah gundukan bedeng sayur, putri malu, ilalang, teki, sawi langit, euphorbia, suruhan, sintrong. Jajaki Malino Highland berjam-jam, memotret padang hijau, lalu ke hutan pinus, ke campground morning dew Bontoa. Kawan seperjalanan berkisah Takapala. Jalan menurun ...
Sia Una
Guratan, Opini, Susastra

Sia Una

28 September 2021 Oleh: Daniel Kaligis A power ballad titled 'When the Children Cry', menggugat dari United Kingdom, awal 1989. Mike Tramp – Lead vocals, menyayat soul pendengarnya: Anak-anak menyanyi, dunia baru dimulai dalam cinta dan damai... KEKESENEN adu mulut dengan Karto, jabang masih dalam kandung badan Keke. Pertikaian menjadi biasa, menyala dan reda, hingga Rudolf lahir, tumbuh, masuk sekolah, lalu berkarya. Jauh sebelum itu, di Egypt ada Rudolf yang lain lahir. Kisah tentang dia bermula di Alexandria, 1894. Manakala Perang Dunia Pertama berkecamuk, Rudolf mendaftarkan diri dalam Resimen ketujuh Artileri Medan Bavaria, menjadi infantri, dianugerahi Salib Besi Kelas Dua. Usai perang, ia ke München, bergabung dengan perhimpunan Thule, membantu Freikorps. Rudolf, wakil ...
Mantra dan Kita
Susastra

Mantra dan Kita

24 September 2020 Oleh: Daniel Kaligis Alir arus menepi di bumi asing, setapak sunyi danau buatan. Kita bermain kecipak air, menanti sore pulang mengulang mantra. Lereng-lereng menabuh gema berulang-ulang. Rimba, alang-alang, gubuk tua sudah roboh. Foy-doa, prere, foy-pai, sunding-tokeng, sasando, heo: angin sapu badai hanyut aroma santalum-album dari pulau sebelah menghisap mantra. Dramaturgi, fiesta, pemanggil hujan meratapi langit, gunung, awan, lautan, perahu-perahu menjauh. Dewi dewa menitip mantra pada tangis fana bayi: o nea, aida oba tapim anasu, a serla muku salara dumu, so mi amuru, ilu aroko wong tamudu aida amidi... Anak-anak baca persepsi, doa panjang-panjang. Kurikulum berbisnis kertas dan mantra, mendaur bimbang pandemi. Ruang kelas sepi dan mahal, guru-guru be...
Perundingan Batin
Susastra

Perundingan Batin

2009 Oleh: Dera Liar Alam gores rindu di kaki cakrawala saat jingga mulai pudar, dan kelam melingkupi kurenangi kabut bergelombang, menikam hitam, lalu hilang: masih kudengar tangismu menjauh, memanggil kasih kisah masa silam
Black Monday
Susastra

Black Monday

Medio, September 2009 Oleh: Dera Liar Alam MATAHARI di atas Pasar Rumput lebih membakar. Sempat dengar sebuah nama dipanggil. Nama akrab dalam benak. Ia mewakili personifikasi. Tawa menyeringgai, berapa banyak kepedulian di mimpi panjang ini dapat diwujudkan. Atau, di masa datang, ketimpangan masih terus bertahta di segala lorong derita negeri ini, supaya kerja keras kita hanyalah bhakti menuju mati bila kita tak pernah memberinya arti. Di lain waktu, nama-nama, wajah, pergi seperti kertas. Terbakar, mengasap!
Etos Miskin Etik
Budaya, Editorial, Guratan, Opini

Etos Miskin Etik

09 September 2021 Artikel ini sudah ada sejak berapa tahun lalu, seperti itu, sejarah berulang. Tadi, sore menjelang malam di tepi pantai nan ramai, mengulang huruf, sajak-sajak yang sekian lama dirusak. Ketika malam baru mulai, bersua kawan di kafe depan hotel tak jauh dari debur gelombang hambar oleh riuh kota. Kami mengulang bincang sejarah berulang, kata diedit, ditambahkan, dimodifikasi, dan manusia-manusia lupa. Menggejala, menggila, dan cinta diri… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis JAKARTA, belantara beton logam kaca plastik. Nyaku, pada satu ruang, melantur kaki lepas penat sehari suntuk. Di hadapku jalan sunyi. kompleks ini diportal dari berapa arah. Nun, dari sini, matahari senja menggantung langit jingga bertabur awan jauh di belakang Pakubuwono Sig...
Jakarta Menunggu September
Opini, Politik, Susastra

Jakarta Menunggu September

2010 Oleh: Dera Liar Alam MERDEKA di negeri ini jadi tak berguna selain laknat regulasi memusuhi rakyat. Kalkulasikan seberapa kacau balau tumpang tindih aturan mengguncang tubuh negeri sendiri. Tanah berubah kuasa mengusir anak negeri, air menjelma bencana, privatisasi meruncing lebih purba dari zaman perang bambu-runcing di masa silam. Seberapa tua usia sistem? Mengapa tetap berstatus negara berkembang? Masa pertumbuhan yang aneh, sebab ia sudah mencapai pikun sebelum dewasa. Lihatlah para pecandunya yang duduk-duduk di depan layar berita dan membisikan ketololan sehari-hari. Terminologinya tak bertambah, hanya keheranannya tumbuh lebih cepat dari rambut di kepala berisi neuron harga mati kesatuan maya. Hari itu setelah upacara selesai, saya dan engkau pun belum merdeka: car...
Pererat Kekerabatan, Bersua di Arung Kahu Bone
Budaya

Pererat Kekerabatan, Bersua di Arung Kahu Bone

30 Agustus 2021 Bertutur Ridwan Basri Daeng Manakku Gallarrrang Parang-Parang, sebagaimana tersirat pesan suci, mantra sakral para tetua: “Saya Karaeng, Penempur tanah Gowa, akan memecahkan kelak hulu badik di arena, akan mematahkan kelak gagang tombak di medan laga…” Oleh: Parangsula Editor: Philips Marx MINGGU, 29 Agustus 2021, di Saoraja Andi Bare Ghurdi Arung Labuaja – Kahu, Bone. Tutur adat berlangsung dalam kunjungan silaturahmi mempererat kekerabatan antara pemangku dan perangkat Lembaga Kerajaan Gowa (LKG) beserta rombongan Ikatan Masyarakat Adat Nusantara (IMAN) di rumpun keluarga Arung Kahu Bone. Dalam suasana kekeluargaan, hadir dari Lembaga Kerajaan Gowa, masing-masing Andi Hasanuddin Andi Baso Erang Karaeng Sila Karaeng Tumailalang Kerajaan Gowa, Ridwan Basri Daeng...