Thursday, July 25

Esai

Kritik Marianne Katoppo terhadap penokohan Kartini
Esai, Estorie

Kritik Marianne Katoppo terhadap penokohan Kartini

21 April 2024 Marianne Katoppo, teolog feminis dan sastrawan mengkritik penokohan terhadap Kartini, seorang perempuan yang disebut pelopor emansipasi perempuan Indonesia tapi tak mampu melawan feodalisme kebangsawanan Jawa… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Daniel Kaligis Dikutip dari Kelung, 21 April 2019 MARIANNE KATOPPO, seorang perempuan, sastrawan cum teolog feminis asal Minahasa punya pandangan kritis terhadap Radeng Ajeng Kartini, perempuan Jawa yang diberi gelar sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia. “Setiap tanggal 21 April para gadis harus mengenakan pakaian daerah tradisional guna merayakan hari kelahiran Kartini. Bagaimanapun juga, semua orang tahu bahwa putri Jawa itu telah terbukti berbakti untuk membawa ‘t...
Sajak Kumbang Coleoptera
Budaya, Esai

Sajak Kumbang Coleoptera

20 Maret 2024 Oleh: Parangsula TARIAN AWAN, siang hampir dan kita menjejak bayang-bayang – sajak melayang: Kumbang coleoptera mengepak sayap kelam: kau bertembang pasir putih panjang – hutan, sarang, karang, lamun dibom peradapan. Pernah. Masih. Regulasi dikokang, orang-orang bungkam. Koffie sumbang pulau seberang. Sumbang, bukan sumbangan. Suara-suara sumbang, dianggap tak sedap didengar. Manakala deru mulai jadi ingat: suara kumbang adalah sekelompok serangga yang membentuk ordo coleoptera, sayap berselubung, karena sebagian besar kumbang punya dua pasang sayap. Pasangan sayap yang berada di depan disebut elytra. Pasangan sayap ini mengeras dan menebal lindungi pasangan sayap di belakangnya dan juga melindungi bagian belakang tubuh kumbang. Tercatat sebagaimana diteliti, kumbang...
Bertutur Kun, Baiijiu, dan Pesta Lawan Persepsi
Budaya, Esai, Internasional, Susastra

Bertutur Kun, Baiijiu, dan Pesta Lawan Persepsi

08 Maret 2024 Tanggal seperti hari ini, 1942: Perang Dunia Kedua: Jepang merebut Rangoon, Burma dari Inggris. Tulang dogma, cetus Kun: Kaum kami itu kehormatan, itu nama saya. Dan sepanjang babad semesta semua manusia faktanya diturunkan oleh perempuan. Berserak di alam, lebih separuh sumberdaya bumi dihasilkan tangan-tangan dan pikiran kaum kami dan semua mengabu sejarah – mitos yang terus didiamkan pesta pora paternal… Oleh: Dera Liar Alam KUN namanya, dia perempuan, dan teman. Kami bersua sengaja, tentu karena kenal, bukan kenalan. Jadi akrab sebab saling senyum. Kemudian saling mengakrabkan diri pada situasi yang berulang, kadang basi. Bila ada obrolan tentang Kun, pun tiada pengaruh. Dia perempuan biasa dan telah beranak lelaki perempuan. Kisahnya diikatkan jenderal pada i...
Pandemi: Proyek Panik
Budaya, Esai

Pandemi: Proyek Panik

06 Maret 2024 Oleh: Daniel Kaligis Babad yang tak sempat disajikan saat pandemi merebak, anda boleh menikmatinya di lain kesempatan, walau pengalan-penggalannya mungkin telah anda baca dalam artikel berbeda atas nama siapa atau atas nama saya. Begini tersurat: Torang manyanyi – love is all that I can give to you, love is more than just a game for two . . . Sudah dicatat, global financial crisis, billions of human beings living below the poverty line, thousands dying needlessly from war, malnutrition or easily curable diseases and thousands more dying. Maar, history pernah dibongkar-bangkir semau orde, semau kepentingan yang bersarang dalam kuasa para penindas... ILUSI berlayar dalam badai, pandemi ini perang. Walau, kita dapat menelisik pertalian soal hari ini dari ‘benang merah...
Ziarah Teluk Mutiara
Esai, Guratan

Ziarah Teluk Mutiara

28 Februari 2024 Oleh: Dera Liar Alam MEMORIES diserap berita — langit maha luas ditaburi mitos: demikian, ambang siang saya meramu huruf di tepi pesisir menanggapi tanah perkara. “Teluk Mutiara entah kapan diberi nama begitu dan apa maknanya? Sama nama, ada kecamatan di pinggir kota yang diberi nama Teluk Mutiara. Namun, negeriku hari ini dikuasai kaum borjuis penjajah laut dengan jaring-jaring penangkar mutiara seakan menjepit nelayan kampung mengais rezeki di pesisir di samudera,” ucap Avuineng menanggapi foto yang saya taruh di halaman sosial media. Bersua di Aston – Pasir Panjang, Kupang, dengan Avuineng dan bercerita panjang lebar berbagai soal. Avuineng, lengkapnya Marthin Atabuy Avuineng, kawan yang kritis terhadap hal-hal politis di tanah air. Bicara kontroversi itu kami ...
Mabuk Derita Palsu
Esai, Foto Pilihan, Internasional

Mabuk Derita Palsu

20 November 2023 Oleh: Dera Liar Alam POJOK kedai kopi modern – sejenis, dua berkawan lewati pintu kaca dan berhadapan tukang dagang, memesan minuman. Tersaji di wadah plastik wadah kertas di kiri rak – kemudian suara memanggil, nama dieja, “atas nama Fely.” Di ruang sama, saya sementara membaca daftar boikot massal. Di kanan pintu masuk, lelaki muda duduk memainkan piano. Dengung penggalan sajak bermain dalam benak dan irama yang selalu saya lupa, seperti ini: Some people want it all But I don't want nothing at all If it ain't you, baby If I ain't got you, baby Some people want diamond rings Some just want everything But everything means nothing If I ain't got you, yeah Ngulang dari awal: Some people live for the fortune Some people live just for the fame Some people live for ...
YANG SESAT dalam Masyarakat Beragama Kita
Esai, Guratan

YANG SESAT dalam Masyarakat Beragama Kita

17 September 2023 Berhitung mundur, waktu ternyata telah banyak memberi tanda, lebih sepuluh tahun silam stigma mengembara tanpa penjelasan dari berbagai pihak – berharap negara memberi pencerahan pada rakyat, umat, masyarakat. Hari ini, atmosfer pemikiran justeru semakin berkabut-asap berita-berita cerita bingung. Stigma sesat, terima saja di jalan nalar, di setapak pemikiran. Padahal, peta bumi telah dapat diakses semua makhluk… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Daniel Kaligis TUDUHAN SESAT hadir dalam wacana masyarakat kita. Dari sekadar perbedaan doktrin, ajaran dan interpretasi, ‘yang sesat’ kemudian menjadi pembedaan secara moral, religius dan martabat. Mereka ‘yang dianggap sesat’ kemudian, baik secara keagamaan, politik maupu...
Bola Meletus di Bibir
Budaya, Esai

Bola Meletus di Bibir

31 Juli 2023 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Anak-anak bermain bola TUKANG taman berkeliling jalan dengan truk memuat tandon air, siram tanaman saban sore, lalu geraknya macet sebab anak-anak bermain bola di ruas jalan. Langit masih biru di atas ufuk Sungai Poso manakala saya membidik kamera. Riuh suara anak-anak memandingi gema toa di lorong seberang. Oma Bibi bercerita, sabdanya panjang lebar, rautnya serius. “Kalau bola itu nyasar ke sini, saya belah jadi dua. Biar meletus bola itu,” kata dia. Pada saya, oma bilang, bahwa dia sudah sekian kali menegur anak-anak itu supaya jangan bermain di jalanan. Oma memang selalu sibuk dengan apa yang lalu di hadapannya mobil parkir memantulkan cahaya ke dia, pasti oma murka. Anjing tetangga menggonggong, oma ...
Regulasi vs Grafiti Alexamenos
Esai

Regulasi vs Grafiti Alexamenos

23 Juli 2023 Noon di Gusung, membaca graffito blasfemo: perahu-perahu ditambat, tali dan rantai. Satu dua mengarung sungai tuju laut lepas. Renung. Di negeri kita, pikiran dan peran, dirantai dibelenggu dogma. Oleh: Dera Liar Alam Sumber Gambar: Jesus Graffito modify DI SANA nun ribuan mil di seberang laut, Palatine Hill. Tujuh bukit, bagian paling tua dari kota Roma, Italia. Palatium itu sudah dihuni sekitar seribu tahun sebelum tahun Dominic. Laut pecah gelombang uji segala ilmu sudah berlangsung cukup lama bila anda cermat menghitungnya. Gagasan tuhan tersalib menderita, di zaman lampau, dianggap konyol dan absurd. Anak-anak menertawainya. Itulah tulah bagi Alexamenos. Eser Ha-Makot, Plagues of Egypt: air menjadi darah, amfibi diduga katak, nyamuk, lalat pikat, sampar pa...
Manggar dan ‘Pemahaman Nenek Lu’
Editorial, Esai

Manggar dan ‘Pemahaman Nenek Lu’

26 Juni 2023 Dermaga lama, di seberangnya ada Kampung Baru, pemukiman itu telah ada ratusan tahun, para petualang yang datang dari berbagai pulau menempati lokasi itu, katanya, ada yang datang dari Sulawesi, yaitu para petualang Bugis. Ada juga orang-orang Tionghoa, Hakka minoritas Minnan atau Hokkian yang didatangkan tahun 1700 – 1800 untuk kepentingan tenaga penambang timah dari Guangdong, yakni dari Meixian, Prefektur Huizhou, Prefektur Chaozhou. Suatu sore sempat mampir di situ, menyaksikan para pemancing ikan, air sungai bercampur debar samudera, tiang-tiang dan pagar tembok logam, kapal yang sandar, dan suara yang terbawa angin. Demikian sekilas pelabuhan Manggar di Belitung Timur. Di sana ada nama-nama terkenal yang mengisi sejarah Nusantara: Lim Tau Kian, Lim Boe Sing, Tjoeng A...