Sunday, April 27

Tag: Indonesia

Kampung, Kota, atau Negara Tanpa Cita-Cita
Guratan

Kampung, Kota, atau Negara Tanpa Cita-Cita

24 April 2025 Jurang antara si kaya dan si miskin menganga lebar menertawakan pemimpinnya dan semakin terpingkal-pingkal sejak Djoko Chandra minggat sampai sekarang Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Cita-cita dan cita rasa di seberang samudera MENULIS, mengumpul data, melancong, memotret, membaca, siuman ketika orang lain mendengkur, itu saya pada situasi tertentu. Masak, angkat pesanan air kemasan ke warung-warung, mendatangi kawan-kawan sekitar tempat tinggal, berkisah dengan mereka tentang banyak hal, bangun kesiangan. Itu juga saya, walau tidak selalu. Obrolan Kawan Tukang Becak Punya teman beberapa tukang becak dan tukang parkir. Minggu kemarin, agak sore saya melintas Jl. Sungai Pareman, Kota Makassar dan berhenti sebentar ngobrol dengan Sudirman. “Sedikit-mi orang yang m...
Mantra Patung
Susastra

Mantra Patung

24 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam ISU sosial — patung bersabda realitas artistik: kayu, batu, plastik, logam, resin, daur ulang. Apa itu gabungan tradisional kontemporer inovatif, teks suci cari makna, kita di sini buang air seni saja ditagih patung. Kotak sumbangan terpaksa diletak di sejumlah lokasi strategis supaya menarik perhatian. Patung-patung membawa pundi-pundi beredar dari satu gedung ke gedung lainnya, mereka cari nafkah supaya boleh bertahan dalam gempuran berbagai isu. Berdiri, duduk, bersilat, tidur, ditunggui patung disodori tagihan. Patung, dari hari kelahirannya, mindsetnya sudah diinstall regulasi. Ayat-ayat pajak lantang dari bibirnya: antarlah seluruh sembah sepuluh bagian dari kerjamu berkeringat berdarah itu ke rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan ma...
Sore nan Sajak
Foto Pilihan

Sore nan Sajak

24 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam Kenal biru bertingkah kelabu Lalu merah menjadi-jadi Terhambur di sekujur langit hitam Sorotan senja sangat lembut hangat Bumi hijau tanaman rimbun Jauh di gunung-gunungmu Terlupa… Tentu! Sebab kenal kau sunyi yang nyata Sore lembut keemasan selimuti langit kemilau tak terhingga Awan yang merah sorot nan marah Lupa Lupalah malam dalam ingatan Lupa laut dan pantaimu hilang oleh timbunan Sunset Quay, 22 April 2025
Kopi Saya Dicuri
Susastra

Kopi Saya Dicuri

24 April 2025 Edisi Kelas Menulis Kreatif Pusat keramaian, di situ sejumlah kedai kopi menaruh jualannya. Saya pilih datang di area mall, alasannya saya suka tempat yang nyaman dan tentu dijamin kebersihannya. Alasan lain, area mall lebih luas, kalau bosan boleh langsung beranjak ke titik lain. Cari menu yang manis, ada. Pahit juga ada. Aneka jajanan, untuk sekedar ngemil boleh, ngobrol dan makan sampai puas semua tersedia. Kedai kopi ada di banyak titik di kota Makassar. Anda dapat memilih lokasi, tentukan sendiri. Oleh: Chrezencia Gambar: Pelayan di kedai kopi. SAYA perempuan, datang di kedai kopi dilayani perempuan, dijamu perempuan. Samping kiri kanan dan depan ada orang-orang sibuk di depan mangkuk kertasnya sambil tepuk tangan, jari-jari mereka membentuk simbol, leng...
Biarkan Konfrontasi itu Terjadi
Esai

Biarkan Konfrontasi itu Terjadi

21 April 2025 PENGHILANGAN INFORMASI PENTING DAN MENENTUKAN TERKAIT FAKTA SEJARAH DALAM ESAI SAYA "KUIL YASUKUNI DAN MILITERISME JEPANG" DI HARIAN KOMPAS, SABTU, 19 APRIL 2025 Oleh: Linda Christanty Penulis adalah sastrawan dan pegiat budaya Gambar: Tafsir Bendera SEPERTI kalian ketahui bersama esai saya “Kuil Yasukuni dan Militerisme Jepang” dimuat Harian KOMPAS kemarin, Sabtu, 19 April 2025. Di KOMPAS cetak dan KOMPAS e-paper, sejumlah kata yang merupakan keterangan sangat penting dan amat menentukan konteks paragraf pertama esai tersebut hilang atau dihapus. Kata-kata yang hilang atau dihapus itu adalah “para pendiri Demak dan Banten”. Silakan membaca paragraf pertama esai saya: “Dalam film The Last Samurai dikisahkan negeri Jepang terbentuk dari tetesan pedang katana. P...
Pagi di Kedai Vodka
Susastra

Pagi di Kedai Vodka

16 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam SAJAK RAMPOK — syair suci dibobol. Dor, tutup metadata, segala kitab tunggangi keledai gurun. Dua pedang tiada mata, sangkur, meriam, sambangi kedai vodka, roti - anggur perjamuan - di kaki altar, komat-kamit mantera, nirvana, ibu negeri, langit para pelayat koyak. Berlayar perahu-perahu membawa khotbah, derai gelombang membagi-bagi tanah jelata, belantara, jalan-jalan, istana, kaca, plastik, murka, bisnis kertas, kode check-in. Terbahak-bahak kisah mandi dusta, basah, imun, tertodong, meletus asap-asap, kering darah. Hilang, petaka sudah sering... Dor, door dooor! Escape: retak, tiada bekas... Sunyi di kedai vodka, pagi jelang Cahaya lembut meninggi dan tegang Kenang dituang pada cawan aroma menyebar Menyambar dingin rasa tak terbantahkan Geli...
Teh Tarik Perempuan Kental
Susastra

Teh Tarik Perempuan Kental

16 April 2025 Edisi Kelas Menulis Kreatif Oleh: Chrezencia DUDUK bersantai di kafe sambil menggosip, obrolan dengan teman-teman menjadi 'tahan lama' dan asyik sebab ditemani teh tarik. Panjang lebar bercerita isu yang sudah sering kami bahas (asal tahu saja wanita kalau ngobrol gimana, jangan diketawai, eh boleh deh, silakan ketawa), maklum saya pemula dalam dunia tulis menulis. Mungkin nanti malah tulisan ini jadi ngelantur tidak jelas arahnya. Mohon dimaafkan bila ngelantur. Saya disuruh membuka data sekunder yang terkait teh tarik seluas-luasnya. Ah, sudah jenuh seharian masih diberi tugas cari data kian kemari, rasanya gimana ya. Pengen bilang, “Capek deh”. Pembimbing saya dalam menulis ini lucu, dia bilang, “Coba mulai dari hal-hal sederhana yang menarik di sekitar anda.” ...
Syair Deras
Foto Pilihan

Syair Deras

16 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam Mana gelas, Mana kertas, Hanya arus menderas... Tiada cawan, Hanya asin yang rawan... Twilight 15042020
Fiksi Minggu
Susastra

Fiksi Minggu

13 April 2025 Anna suatu Minggu menembang di bawah awan, di bayang langit-langit tafsir. Kami – yakni dia dan saya – berdiskusi sambil mengarang sajak keyakinan hukum. Dikira mapan, padahal kontrak, yaitu hukum saban waktu dapat direvisi, dapat diamandemen, dapat batal. Kontrak dibaharui sebab ada kondisi yang dianggap berubah. Sementara ‘tafsir disangka benar selamanya’ telah menganggap huruf-huruf tebal dogma tak lagi terbuka dipertanyakan, diinterpretasikan. Hukum dapat batal demi hukum. Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LAMBANG sesembahan ribu tahun, panggung begah di depan ummat khusuk pikir menerawang, kawan dari Wanua bersabda: “Derita, dia digantung penuh luka menanggung dendam darah.” Ummat mendesis, listrik padam, babad subsidi digoyang permainan penunggang harga semau ani...
Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)
Opini

Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)

09 April 2025 Mengapa harus berbuat baik jika akhirnya sengsara? Jika kita berpikir dengan akal budi praktis tentu hal seperti ini tidak bisa diterima. Tuhan tidak bisa hanya menjadi sekadar kebenaran material atau fakta historis literal. Manusia akan kalah dari AI jika masih tetap berpikir secara dogmatis tentang Tuhan. Oleh: Dave Tielung MENGAPA Tuhan ‘Harus Ada’ Menurut Kant? Bayangkan: Pak Budi, seorang guru yang hidup jujur, penuh welas asih, dan mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun ia sendiri terus menerus menderita — hidup dalam keterbatasan ekonomi, difitnah, sakit-sakitan — kemudian meninggal tanpa melihat cita-cita luhurnya sepenuhnya terwujud atau mendapat penghargaan yang layak. Di sisi lain, Pak Hartono, seorang pejabat korup hidup bergeli...