Monday, April 29

Susastra

Laut, Cinta, dan Sisa-Sisa
Budaya, Guratan, Opini, Susastra

Laut, Cinta, dan Sisa-Sisa

13 Mei 2018   Bertahun merantau, lalu kembali. Laut, pantai, hutan, jurang, masih sama. Hanya plastik terus menyeruak. Tangan dua hanya mampu mengangkat satu-satu. Ada banyak tertiup hembus musim, terbakar, terbiar... Oleh: Daniel KaligisPenulis adalah jurnalis penulis A NAUTICAL mile, sampah kita ada di sana, melayang, tenggelam, didebar-debur gelombang menghambur ke selat ke pantai ke relung jiwa. Betapa, ternyata cinta kita bertabur sisa-sisa. Suatu ketika di bening sore, di seputar batu-batu Megamas, kami menulis, menggambar, mengambil gambar, membuat foto kenangan: saya, Dedew, Finda, Jamal, Arthur, Ireine. Lalu, kami tulis sajak estafet, masing-masing sebaris. Ada tersisa dalam benak, yang saya ingat ‘cawan’. Entah Jamal mememorize atau mendokumentasikan ‘pesta harap’ berbagi slo...
Luna di simpang Taman Gandaria
Budaya, Susastra

Luna di simpang Taman Gandaria

Jakarta 2018 Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LUNA sepotong, gradasi gulita hilang di lampu jalan: kucing gemuk tidur di atas genteng, ia bermusuh kucing lain yang kena virus, kurus kering rontok. Walau di musim birahi, mereka kawin-mawin, saksinya tikus-tikus luka. Makan mereka serupa, itulah alasan mengapa kucing tak lagi memangsa tikus. Luna di simpang Taman Gandaria, tempat kita bermain petakumpat. aAak-anak kampung seberang brantem di ujung Lauser lalu mangkal di shelter Velbak. lokasi itu saat Walanda berkuasa di Batavia disebut Vuilnisbak. Luna di simpang Taman Gandaria, tempat kita bermain petakumpat. Bermain mata dan jatuh hati pada sajak yang dinyanyikan merdu para pemagut sisa. Kawan kampung seberang, rumah sewa dalam gang. Boleh melantai meneguk air es, rokok ketengan,...
Duo Status dari Negeri Seberang
Budaya, Susastra

Duo Status dari Negeri Seberang

Medio Mei 2017 Oleh: Dera Liar Alam REPRESENTASI simbolik devaluation. Giliran ronda menyapu art market sepanjang semenanjung, gelombang merangkulnya jauh dalam riwayat lupa. Dua angsa berenang di danau peradaban yang jadi tragedi sepanjang abad, mereka yang masih menetap dan bersarang pada orde yang gagal move on. Membaca ternyata tak mesti dari huruf-huruf, karena nyanyian kebijakan kenaikan suku bunga menindas protectionism: mereka membaca firman, lalu meludahi kemanusiaan…
Apa Kabar 04 – 05
Budaya, Editorial, Susastra

Apa Kabar 04 – 05

04 Mei 2021 Oleh: Dera Liar Alam APA KABAR pembangunan, rakyat sudah dapat bagiannya? Hari ini bicara hak-hak yang masih terabai. Di tingkat nasional sistem sementara bersuara: "Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal untuk tahun mendatang, 2022, telah dirancang. Seperti itu kabar menarik dari kementerian yang mengurus soal uang di negeri ini. Anda sehat, itulah cerita positif hari ini, di 04 - 05. Sementara, tercatat ada pasien positif harian selama pendataan dua puluh empat jam terkini sebanyak 4.369 orang. Pada sisi sama C-19, akumulasi pasien sembuh ada 1.541.149 orang, berada pada kisaran 91,3 persen. Teruslah sehat, dan terus bersemangat. Ibu negara berbenah, di sejumlah daerah, rakyat dalam petaka, berdarah-darah menanggung sengsara. Waktu, ada dalam ...
Purnama China
Budaya, Susastra

Purnama China

27 April 2021 Oleh: Dera Liar Alam NEGERI-NEGERI di timur rayakan full moon festival pada pertengahan musim gugur. Orang-orang menikmat purnama di tepi danau atau di atas bukit, atau di tepi pantai: dewi khayangan turun ke bumi membawa ramuan panjang umur bagi manusia. Di kampung saya, ada saat di mana bulan disebut ‘purnama china’, yaitu sehari dua sebelum full moon, dan sehari dua sesudah full moon, manakala bulan terlihat agak sipit. Senang sekali menonton fenomena malam purnama china dari punggung perbukitan wanua Kawatuan di mana gelombang di lour tampak gemerlapan keemasan. Dendang tercipta, se wewene ‘mengantar’, nyanyi ‘lolombulan menembo-nembo’. Kisah percintaan di zaman perang. Nyaku koffië sajak, menyinta sepenuh cawan, kau, senyum kaku semesta yang memecah di kecipak ri...
Harapan Menagih Janji
Politik, Susastra

Harapan Menagih Janji

Medio 2014 Oleh: MiRa Roe, Amsterdam di buffet laci antiktertumpuk kertas tulisanmerekam jejak perjuangandemi untuk keadilan sosial di antara kata kecewatertumpu harapanrakyat bergerakterpilah pilah harapan menagih janji,jiwa tertindas serasa nyeripedih bosannya kebohongan,orbais berjubah demokrasi harapan menagih janji,pembebasan dari penjajahsiapa berani berkorban,melawan perubahan semu harapan menagih janji,seiring proses regenerasiberdialektis mengikuti zaman,anak bangsa berkontradiksi harapan menagih janji,siapa pembela kebenaranintinya rakyat bosan menanti,kawan disangka lawan harapan hanya harapan,bibir bergincu warna pemilurakyat tetap sadar manipulasi,siapa kawan dan siapa lawan Amsterdam, 11 April 2014 Sumber Gambar: Social Justice
Dewanagari bertemu Yesus
Budaya, Susastra

Dewanagari bertemu Yesus

16 September 2020 Oleh: Dera Liar Alam Dirangkum dari berbagai sumber Gambar: Lukisan Kresna, karya Dominique Amendola DEWANAGARI adalah kisah mirip Yesus. Susastra ini eksis sekitar empat ratus tahun sebelum Yesus historis disejarahkan umat Kristiani, bahkan lebih jauh dari itu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa, Dewanagari dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau Kresna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. (Guy L. Beck: Sonic theology: Hinduism and sacred sound. Columbia, S.C: University of South Carolina Press). Dalam Bhagawatapurana, Dewanagari digambarkan sebagai sosok penggembala muda...
Sajak Digital
Susastra

Sajak Digital

16 Mei 2020 Oleh: Dera Liar Alam jika mungkin, maka aku mau: sajak tanpa katasurat tanpa hurufgambar berjuta warna media hari ini seperti pengembara,tanpa rumah.
PULANG
Susastra

PULANG

18 Maret 2020 Oleh: Daniel Kaligis Pulanglah dengan berani! BERTANYA KAWAN: setuju social distancing? Masih banyak orang di jalan-jalan, melawan, menentang. Ada yang memang harus turun ke jalan sebab memang mereka harus ada di jalan, kejar setoran, mencari sesuap rezeki. “Anak istri saya harus makan.” Beribu zaman bumi dirusak. Manusia berdebat cari ‘kambing hitam’, saling tuduh, namun gagal memperbaiki alam. Saya dapat berita dari kawan-kawan di banyak negara: pusat-pusat keramaian sunyi sebab Covid-19: Dalam diam, bumi membebat luka-lukanya. Belantara menyambut musim. Spesies jadi misteri, siklus dibantai peradaban. Salju meleleh melemah albedo-nya terpantau dari Scott Island. Lumba-lumba – yang ratusan tahun tidak pernah muncul – kini mulai bermain di sekitar laut Venesia. ...