Friday, November 22

Budaya

Sajak Tuur in Tana’
Budaya, Susastra

Sajak Tuur in Tana’

03 Februari 2011 Oleh: DAX Penulis adalah jurnalis DALAM biasa, kembalilah sebagai manusia biasa Meramu ladang dan sawah Gores syair seluhur menabur benih cinta Di sini, tanah cemar tergerus teknologi, virus, modernisme... Membantai adat sebagai kebiadaban peradaban masa sekarang... Erang. Rindu tera sebagai kenang di tanah leluhur Tawaang melambai-lambai dalam badai Batas tanah digeser, dipindah regulasi tindak Rumah kita fana: di sana… Tembo, tumembo-tembo (*) Ordinary Poems for Extraordinary People Tercatat bagi surga sastra tuur in tana
Perempuan Abui
Budaya

Perempuan Abui

01 Februari 2022 Kesan paling membekas yang saya ingat ketika bertemu dengan orang-orang Abui adalah keramahtamahan. Senyum perempuan-perempuan dan orang-orang di sana menyapa, rela dan ikhlas... Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Parangsula MENGUNDUH titik petualangan, lebih sepuluh kolometer dari Kalabahi, singgahi Takpala Tribe, di Takpala Village. Mengelilingi pemukiman, pandangi rimba teduh berangin, lalu duduk di Fala Foka. Kita disugui kopi. Beberapa sudut saya foto, lalu mengunggah gambarnya di media sosial, 27 Januari 2021. Memberi caption: Trip – ‘Perempuan Abui - Anak Abui’ – di Lembur Barat, Alor Barat Laut - East Nusa Tenggara. Dia Novi, perempuan Abui, memasak sajian untuk siang hari. Anaknya bermain di sekitar para-para. Asap mengepul, ...
Macan Air Berpesta di Kamanga
Budaya

Macan Air Berpesta di Kamanga

01 Februari 2022 Sincia tiba, berita mengabarkan, libur seminggu sejak ujung Januari. Di negeri China, anak-anak ramai berbaju merah, aktivitas bisnis merenggang. Di Kamanga, Minahasa, ada pesta: sesajian, doa, nyanyi, tarian, tiada henti di kediaman Sofyan… Oleh: DAX Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Parangsula KEBAHAGIAN nyata bila dibagikan. Ribuan tahun sebelum ‘Tahun Tuhan’ upacara pemujaan bagi dewa dan leluhur digelar manakala musim bergulir. “Ada ritual ‘kue chung’ di Vietnam. Keluarga berkumpul, duduk melingkar sekitar meja berbagi penganan berbahan ketan, kacang hijau, dan daging babi. Kota-kota di Australia menggelar festival besar Tiongkok itu: kembang api di Sydney Harbour, parade festival musim semi dengan ribuan orang, konser gaya China di Sydney Opera House...
Adat dan Adab di Abad Digital
Budaya, Internasional

Adat dan Adab di Abad Digital

30 Januari 2022 Oleh: DAX Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Parangsula DOA sajak tak digital, dilayangkan Ruth Ketsia Wangkai untuk sajian membuka Edisi Kuncikan di Minteng Coffee & Resto, Sendangan – Tompaso, Minahasa, 30 Januari 2022, ‘Bacirita Awal Taon’, digagas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) cabang Minahasa dan SUMIKOLA – Sekolah untuk Milenial Kristen Ora et Labora. Kita berada di wanua, yaitu kampung di mana ada situs wisata budaya, Watu Pinawetengan. Makawale acara, Helty Rorimpandey, M. Kes, Ketua GAMKI Minahasa, menyapa semua yang hadir onsite. Rindu dihentar ramai digital ke lokasi ini, mengingat pembagian Tountemboan, Tombulu, Tolour, Tonsea, dan Panosakan – Tonsawang. Melky Nender, Wakil Ketua GAMKI Minahasa bidang Gereja dan Lembaga Keumata...
Milu di Lereng Mapuneng
Budaya, Guratan, Susastra

Milu di Lereng Mapuneng

29 Desember 2021 Sejuk di sini kekal meski di musim kemarau. Ada saat angin badai menekuk tetumbuhan jagung, patahkan dahan ranting, namun harap terus ditabur dibaharui, semangat para tou di wanua. Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Makawale – Ladang jagung di bayang mendung Mapuneng – Ladang berlatar Mahawu & Masarang - foto: dax. DI DANGAU, wale kanaramen ne tou Remboken, yakni pondok di kebun, kami menikmati sore sejuk di Teneman nan kian dingin. Jimmy, Ferra, Jessy, Angky, saya. Kami disuguhi kopi di gelas tinggi, aroma khasnya menggoda indra penciuman. Cairan itu diseruput dari tepi gelas hangat, lalu uapnya dihembus menjauh. Adri, sang makawale, pemilik dangau, menunjukan butir-butir hasil panennya seraya bercerita. “Di situ, di sebelah at...
Mbak Katy Pedagang Asongan
Bisnis, Budaya

Mbak Katy Pedagang Asongan

21 Desember 2021 Dengan sopan, secara pelan-pelan. Ya, dengan sopan dia menawarkan barang dan jasanya kepada saya, secara pelan-pelan. Tidak maksa sama sekali. Oleh: Nuniek Tirta Sari Editor: Dera Liar Alam Foto: Mbak Katy/ @nuniektirta ANDAIKAN semua pedagang asongan berguru pada Mbak Katy gimana caranya jualan tanpa mengganggu, pasti dagangannya lebih laku. Saya yang selama seminggu di Canggu tak tergoyahkan oleh pedagang asongan, bukan karena tidak kasihan tapi lebih karena merasa terganggu sebab mereka sering memaksakan, di hari terakhir itu mau membeli barang dan jasa pijat Mba Katy dengan sukacita. Saya tanya, apa rahasianya? Mbak Katy bilang: “Kalau saya senyum dan orang itu balas senyum, saya baru berani tawarkan dagangan saya. Kalau saya senyum tapi dia tidak balas s...
Orang Rom
Budaya, Estorie, Internasional

Orang Rom

16 Oktober 2021 Cigány, Gipsi, Gypsy, Gipsy, Gypsi, Gitanos, Zigeuner, Tsigani: itulah mereka yang disebut orang Rom itu, padahal istilah-istilah ini bisa dianggap berkonotasi negatif... Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Retouching — Mystery of Roma DALAM mindset terpenjara dogma — otak popo — sebagian besar orang Eropa sesudah Abad Kuno Purba, meyakini bahwa dunia itu hanya seluas desa atau kota mereka sendiri. Kehadiran orang-orang Rom tentu sangat mengejutkan sesuatu masyarakat desa atau kota di Eropa zaman itu. Siapa orang Rom? Orang Rom telah hadir di berbagai belahan bumi. Mereka disebut sebagai Cigány, Gipsi, Gypsy, Gipsy, Gypsi, Gitanos, Zigeuner, Tsigani. Istilah-istilah ini bisa dianggap berkonotasi negatif.  Padahal, di Eropa, opini populer tentang orang Rom berkisar ant...
Geladak
Budaya, Susastra

Geladak

07 Oktober 2021 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Editor: Dera Liar Alam KAU sudah menyiapkan waktu di geladak, saat buritan dihantam badai dan ombak. Kau ingin bercerita tentang laut pada anakmu, di bawah payung malam, di dalam hati yang legam sekawanan paus mendengus menuntun huruf-huruf pada waktu yang akan menuliskan namamu pada batu. Kau berdiri, malam ini di tengah lautan yang tak bertepi di antara ombak yang menghantam ulu hati, kepasrahan adalah kepatuhan yang kau benci, di tengah badai dan ombak, di antara bau anyir yang merebak bergerak ke geladak, kau mencintai laut seperti kau mencintai anakmu. “Jhiva…, Jhiva...,” kau berseru di tengah laut yang pilu, hitam dan abu-abu legam dan biru warna kesukaan anakmu, anak yang kau cintai seper...
Kabasaran ne Tou Rinembok
Budaya

Kabasaran ne Tou Rinembok

2017 Foto: Youdy Mamahani Sanggar Seni Tou Rinembok Sumber Teks: Tarian Kabasaran, INDONESIA Kaya KABASARAN is a traditional Minahasan war dance from North Sulawesi in Indonesia. It is performed by several men clad in red costumes, wielding a sword with a shield or a spear. The dancers are called Kawasalan, which implies imitating like a pair of fighter cocks. The word Kabasaran is derived from kawasalan. The dancers work daily as farmers and guards of the Minahasan villages, but serve as Waraney (warriors) if the village is attacked. According to Minahasan custom, the weapons and status of Waraney is hereditary. The Kabasaran dance is performed exclusively by men of Waranei lineage. (*)
Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk
Budaya, Guratan, Internasional

Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk

09 September 2021 Oleh: Dera Liar Alam Negara itu batas politik. Dogma, sudah sekian lama membungkam pengetahuan dan fakta-fakta. Namun, keyakinan tak selalu benar-benar dapat bertahan, malah rontok oleh ketakutan ngeri yang ditularkan pesta politik sejumlah pebisnis yang kambuh oleh uang dan alat bayar… Kuasa turun dari langit, seperti itu klaim sejumlah dogma. Bukan hanya teks Sumeria yang berkisah seperti itu, orang-orang di Chosŏn Minjujuŭi Inmin Konghwaguk punya keyakinan seperti teks Sumeria jauh sebelum anda membaca kitab-kitab yang disangkakan suci: putra dewa Hwanung turun dari surga untuk menyatukan umat manusia di bumi… ZAMAN tembikar tak berpola di Mumun, berikutnya tembikar berpola sisir di Jeulmun. Tak ada teks, hanya kisah tutur dan penemuan-penemuan yang kemudian...