27 Februari 2024
Oleh: Daniel Kaligis
DI TROTOAR basah
Duduklah seorang pengamen
Menyanyikan masa depan
“Negeriku,” katanya…
Tawa memelas berderai
Senyum kusam
Rambutnya masai
Perut tambun seperti nasib reshuffle
Nganggur berjejal-jejal
Hutang kiri
Hutang kanan
Hutang di depan
Hutang di belakang
Di trotoar basah
Seorang pengamen berdiri bersama kawannya
Nyanyikan masa depan
Langit-langitnya
Merah padam
Putih pucat
Tak ada gitar
Tak ada ukulele
Mereka bertepuk tangan
Menanggapi iklan rokok
Bibir berasap
Bibir meratap
Bibir membibir
Bibir mencibir
Bibirnya bibi
Bibirnya tuan
Bibir bertemu bibir
“Negeriku,” desahnya
Diperkosa…
Kenangan sudah berlari, meninggalkan mimpi-mimpi buruk dan basah; “Pagi,” katanya, “berhentilah sejenak untuk lapar yang akan mendekam hingga malam, memporak-porandakan segala kedamaian.”
October 23, 2011 at 1:50am