Monday, November 25

Tag: Utama

Dibungkam Jelang Pesta
Editorial, Susastra

Dibungkam Jelang Pesta

27 Agustus 2023 Menjawab ‘Jejak 20’. Ayat-ayat sudah dirancang untuk memenjara kata, membungkam argumentasi… Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Suara didengar diabaikan. JANGAN ditanya mengapa dengung tanpa suara rakyat dilarang ‘manggung’. Sebab, panggung penuh sesak. Di sana para penunggu sementara melakonkan hantu penasaran bangkit dari kemalasan berpikir. Coba baca beritamu kemarin dan mulailah berpikir. Atau bila engkau enggan, mulailah bersandiwara sendiri. Matamu masih merah sisa kantuk semalam, dan di tiap cawan yang kau tinggalkan jejak bibirmu belum dicuci. Panggung-pun masih memanggil-mangil obrolanmu bacakan kesaksian masa depan sebagai ujaran kisah bersambung sejarah negeri seberang sudah kau singgahi dengan segala penat dan letih bercampur selingkuh kepercayaan. Pes...
Aroma Busuk Penyelenggara Pemilu
News, Opini, Politik

Aroma Busuk Penyelenggara Pemilu

23 Agustus 2023 Biar kutelan kisah mengoyak jiwa ini: Refleksi usai menghirup aroma busuk dunia penyelenggara PEMILU — serentetan kasus viral ini adalah misteri gunung es menyimpan kisah serupa belum terungkap di publik. Oleh: Jamal Rahman Iroth Penulis adalah penyair penulis Purna Tugas Ketua KPU Bolaang Mongondow Timur Periode 2018-2023 DEMOKRASI adalah jalan telah diikhtiarkan para leluhur pendiri negeri. Dan PEMILU adalah Jembatan bahkan jalan utama demokrasi. Sedihnya hari ini dunia penyelenggara PEMILU sedang hancur terkoyak berbagai isu penyelewengan dan pengkhianatan terhadap demokrasi itu sendiri. Untuk teman-teman sedang menjabat komisioner maupun sudah purna tugas, tulisan ini adalah ungkapan rasa empati bercampur prihatin, termasuk untuk diri saya sendiri. Beberapa...
Mengeruk Sisa
Susastra

Mengeruk Sisa

17 Agustus 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Burgemeester Bisschopplein — Berderet tiga tukang sapu di Taman Suropati, Menteng – Jakarta, suatu siang. KOTA, mana kita sambang derita di bayang tekanan ternyata mewah dalam ingatan. Berlari dengan lambung ditombak lapar dan kerongkongan nyaris kering sembari menghirup bising di mana-mana. Ruang pagi nan hampa, perempuan-perempuan mengayun sapu memacu memicu hari tanpa bosan mengeruk sisa yang mampu dijangkau ujung. Kita, di depan meja reot menarikan tuts, mengeja sajak pengembaraan curiga, apriori, mengapa fakir ada di mana-mana dengan raut datar menertawai lukanya tak pernah sembuh. Lalu nujum menghujam nalar, mesin-mesin telah mengganti hati dan telepati: suatu ambang pagi kita jatuh cinta pada badan dan sekujur tubuh yang ran...
Rumah-Rumah di Balik Kabut
Susastra

Rumah-Rumah di Balik Kabut

13 Agustus 2023 Kode 52. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Setapak tuju hutan KEMARAU ini berlangsung lebih lama. Pohon-pohon di hutan ini layaknya seorang pria yang tak pernah berjalan jauh dari rumahnya. Mereka berbaris tapi tak rapi. Burung-burung hinggap di dahan. Berkicau dengan buru-buru. Jalan setapak yang dulu pernah membelah hutan manjadi dua bagian yang sama panjang. Menuju rumah-rumah di balik kabut. Dengan sungai dan batu-batu hitam. Halaman yang ditumbuhi bunga-bunga tanjung. Seorang anak yang melewati jalan setapak itu. Mencari di mana tanah penuh cahaya itu berada. Ia melihat ketinggianmu yang menjulang dan kau melihatnya dengan diam. Seperti kabut dan angin yang memenuhi satu sama lain. Ketika kupu-kupu pertama l...
Angin Kemarau Memanggil Ibu
Susastra

Angin Kemarau Memanggil Ibu

11 Agustus 2023 Oleh: Dera Liar Alam INGIN, angin. kemarau panjang tiupkan dedaun: anak-anak bakar petasan kemerdekaan, lalu main layangan di petak tanah tunggu jamin sertifikat negeri kaya regulasi. Dewata, manakala lepas kurungan jadi penasehat, pimpin partai, bersiul, bersabda, berfirman. Tani nelayan bercocok-tanam plastik, membawa panen tanah ke pasar timbang harga terus naik orang-orang haus lapar dalam data tukang sensus gemuk: semua dipajaki, naik turun singgah sedot sembur muntah segala caci-maki. Racun sudah di ladang di sungai di danau di laut. Bisnis plastik telah diijon dari orde silam. Hutang, di pangkunya lahir gadget dan anak-anak instan: mie mie mie, begitu mereka memanggil ibu, menggoda pelancong dengan ukulele berdawai satu, seragam. Bila longsor banjir, kampa...
Laut Pasang
Susastra

Laut Pasang

06 Agustus 2023 Oleh: Dera Liar Alam DINI HARI pergi berlayar laut pasang bergelombang diri rindu tak terbayar mengenang engkau di negeri seberang selamat pagi, everyone Tualang, 2014
Retorika Lampu
Susastra

Retorika Lampu

06 Agustus 2023 Oleh: Dera Liar Alam MALAM berseliweran di samudera, di jagad semesta... tengok, pelita para manusia sudah tenggelam kita tunggu bulir-bulir intan bernas di cakrawala kelam embun retorika kenang seketika sama-sama basah secara bermartabat
Ruang Tunggu
Susastra

Ruang Tunggu

06 Agustus 2023 Oleh: Dera Liar Alam ATAP ilalang mewah. Ia dan awan meredam memantul sebagian besar enerji di semesta. Ruang tunggu, menikmat kaca, sejuk. Sajakmu melintas tiada warna, menabur rindu.
Bola Meletus di Bibir
Budaya, Esai

Bola Meletus di Bibir

31 Juli 2023 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Anak-anak bermain bola TUKANG taman berkeliling jalan dengan truk memuat tandon air, siram tanaman saban sore, lalu geraknya macet sebab anak-anak bermain bola di ruas jalan. Langit masih biru di atas ufuk Sungai Poso manakala saya membidik kamera. Riuh suara anak-anak memandingi gema toa di lorong seberang. Oma Bibi bercerita, sabdanya panjang lebar, rautnya serius. “Kalau bola itu nyasar ke sini, saya belah jadi dua. Biar meletus bola itu,” kata dia. Pada saya, oma bilang, bahwa dia sudah sekian kali menegur anak-anak itu supaya jangan bermain di jalanan. Oma memang selalu sibuk dengan apa yang lalu di hadapannya mobil parkir memantulkan cahaya ke dia, pasti oma murka. Anjing tetangga menggonggong, oma ...