Saturday, November 23

Tag: Indonesia

Bowong Langit
Budaya, Susastra

Bowong Langit

01 Juni 2023 “Supaya tak tercemar rembesan warna yang luntur karena hujan,” elak Dusing, ketika serdadu menegur dia memasang sang saka terbalik… Terlelap dia lama, lama sekali dari kisah yang ditutur entah sejak kapan dari moyangnya. Klak, dia berdiri di halaman yang rishi, kabut membumbung di atas ubun-ubunnya, gulita, kelam, putih, biru. Dan anak-anak bertepuk telapak meninggi, seperti yang dia sangka: ada yang menghilang dalam hutan, ada yang dia nazarkan sebagai pengganti dirinya meramu dedaun membebat setiap gores luka perkara dan angkara bengis mengangah… Oleh: Dera Liar Alam KITA pernah jadi negara serikat, angkatan perang berkelahi sumberdaya politik pangkat-pangkat gerilya dari belantara kota dan wanua. Rakyat mengungsi, dan tetap terjajah sampai sekarang. Tangga di...
Jayakarta jadi Batavia
Estorie, Foto Pilihan

Jayakarta jadi Batavia

30 Mei 2023 Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Suatu ketika di sisi aliran Jeneberang JAN Pieterszoon Coen, Gubernur Jenderal wilayah kongsi Vereenigde Oostindische Compagnie, 30 Mei 1619, taklukkan Jayakarta, mengganti nama kota itu sebagai Batavia. Anda akses Wayback Machine: Wikipedia bahasa Indonesia (WBI) ada di sana. Artikel pertama di WBI dibuat pada 30 Mei 2003. (*)
Pandangan Karl Marx Terhadap Agama
Politik, Review

Pandangan Karl Marx Terhadap Agama

29 Mei 2023 The foundation of irreligious criticism is: Man makes religion, religion does not make man. Religion is, indeed, the self-consciousness and self-esteem of man who has either not yet won through to himself, or has already lost himself again. But man is no abstract being squatting outside the world. Man is the world of man – state, society. This state and this society produce religion, which is an inverted consciousness of the world, because they are an inverted world. Religion is the general theory of this world, its encyclopaedic compendium, its logic in popular form, its spiritual point d’honneur, its enthusiasm, its moral sanction, its solemn complement, and its universal basis of consolation and justification. It is the fantastic realization of the human essence since th...
Reformasi Gagal, Bangkit Neo Orba
Estorie, Guratan

Reformasi Gagal, Bangkit Neo Orba

27 Mei 2023 Pada masa Soeharto, kekuasaan melalap rakyat secara pukul rata. Korban-korbannya beragam, yaitu komunis, nasionalis, Islam, Katolik, Kristen, dan silakan lanjutkan sendiri. Antar rakyat dikondisikan melalui rekayasa untuk saling curiga dan saling hantam pada masa Orba. Oleh: Linda Christanty Penulis adalah sastrawan dan pegiat budaya Gambar: Riots of Indonesia, May 1998 – DLA/ bangun-indonesia Catatan pengalaman 25 tahun reformasi: Kegagalan dan bangkitnya Neo Orba BERAKHIRNYA kekuasaan rezim Soeharto 25 tahun lalu dianggap tonggak awal dari reformasi di Indonesia. Ketika Soeharto berhasil dipaksa mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, sebagian orang menganggap perubahan strategis dalam kehidupan bernegara pasti terjadi. Namun, tidak sedikit pula yang waspada. Ada...
Berkisah Mendung
Susastra

Berkisah Mendung

26 Mei 2023 Oleh: Dera Liar Alam Awan Berkisah tentang mendung dan angin Berkejaran di cakrawala Memandu jejak burung-burung Kadang putih terkadang kelabu Tangis ada di gerimis dan menderas... Pabila sunyi datang menjenguk rindumu Ia adalah terminologi yang sama Dari kabut yang memeluk gunung-gunung Mengurai derai dedaunan saat musim berganti Awan menandai keabadian Saat kau menghilang. (*) DLA, 2010
Stasiun Terakhir
Susastra

Stasiun Terakhir

26 Mei 2023 Oleh: Onald Anold Penulis adalah seniman Tinggal di Jakarta INI KERETA kita, katamu Gerbong tanpa masa lalu Sepinya sesunyi bunyi segetar Bangkunya, selain kita Kosong tak berpenumpang Tepat di hadapan Sebinar matamu Bersama gambar stasiun selanjutnya Di depan Rumah kita menanti, bisikmu: Ranjang yang hangat, Selimut yang lembut dan shower penuh busa, Menunggu… Ahh, Tambahkan sebait lagi puisi kekasih, desahmu Bait terakhir sebelum sampai Sedoa saja Sebagai pencuci mulut pamungkas Sebelum usai Ayo, lekas. Kini birahi berkejaran Waktu begitu lambat menghambat Ruang begitu lengang melenggang Ini kereta kita, teriakmu Di depan stasiun akhir menanti Sepi. Tanpa penumpang Sunyi Dengan plang tegak Menghujam tanah Menghadap langit Bertuliskan nama kita. Rancamaya, 15.1...
Kampanye Murtad
Foto Pilihan

Kampanye Murtad

26 Mei 2023 Disapu, ditendang, kecoa di dapur, kecoa di hutan kehilangan kaki. Bakiak sandal jepit telah memutuskan satu kaki dan cakarnya. Kecoa-kecoa tetap menari di dapur dengan kakinya yang buruk, berdendang di hutan dengan tangis yang parau. Sementara ibu ayah kita berpesta di dapur, di halaman, di istana...  Oleh: Dera Liar Alam HUTAN adat dirampas regulasi, firman demi investasi: orang-orang di depan istana menari tanpa kaki. Boneka lucu negeri Konoha berdendang, La cucaracha, la cucaracha, ya no puede caminar, porque no tiene, porque le falta, las dos patitas de atrás. Enfadada y muy molesta, llamó a todas sus amigas, “Ay, pronto haremos una fiesta, en medio de la cocina”. Fiesta #DaxPhotoTrip #KampanyeMurtad #BangunIndonesia
Menyinta dengan Sederhana
Susastra

Menyinta dengan Sederhana

17 Mei 2023 Memetik teks, menera ulang beberapa bait Sapardi Djoko Damono, dan percik-percik cerita yang dikira usang dan hilang… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Bulan retak — Ferryaldo, 2013 SUNGGUH, mencinta sesuatu tanpa alasan tampak aneh. Coba kau terka, kapan cinta datang, kapan cinta menjadi kabur dan tanpa bekas, bila cinta mengeras dan tak dapat dibantah oleh alasan apa saja, biar mati sekali pun. Demikian, saya memetik kata-kata ‘cinta’ yang disebut sederhana itu, “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu | Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.” Sajak ‘Aku Ingin’ ― Sapardi Djoko Damono, ternyata tak sesed...
PEMBANGUNANISME
Foto Pilihan

PEMBANGUNANISME

16 Mei 2023 Oleh: Dera Liar Alam PEMBANGUNANISME atas nama modernism mematok ‘peta’ sumberdaya — entah rakyat punya bargaining power and negotiation tactics menjawab arus peradaban yang menderas itu: silahkan jawab seturut pendalaman pengalaman masing-masing (*) #koffiëtijd #bangunindonesia
Merawat Ingatan: Tragedi Mei 98
Estorie

Merawat Ingatan: Tragedi Mei 98

16 Mei 2023 Banyak korban memilih bungkam… Tidak bisa dipungkiri, selalu ada pengacau yang ingin bermain api… Dengan kebijakan, program, dan anggaran berkelanjutanlah negara ini hadir membantu korban di tengah peliknya upaya yudisial pelanggaran HAM berat masa lalu. Oleh: Theresia Iswarini Penulis tinggal di Jakarta Editor: Daniel Kaligis Gambar: Lembar kelam pemberitaan – bangun-indonesia. SAYA termasuk orang yg tidak akan lupa Tragedi Mei 98 yang terjadi di Palembang. Masa di mana kekacauan politik berimbas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sama halnya saya tidak lupa harus bolak-balik rumah sakit untuk bapak yang lever, sementara saat yang sama juga harus mendata dan investigasi para korban bersama Tim Relawan untuk Kemanusiaan Palembang. Itu adalah masa yang se...