Sunday, November 24

Seroja dan Pesan dari Pintu Masuk


13 Maret 2023


Mengeja pengingat, Estorië Letus Tambora – 10 April 1815 – debunya menyelimuti berapa pulau di Hindia Belanda, membikin pendinginan global dan tahun tanpa musim panas. Bertahun kemudian angin badai mengamuk, memporak-poranda alam di sana. Musim memanas dalam demo: ingatan Seroja karena korupsi dana bantuannya…


Oleh: Daniel Kaligis


Gambar: Demo masyarakat dan mahasiswa di Lapangan Mini Kalabahi. Foto Demas Mautuka.


SUDAH dinginkah ‘berita Seroja’ – kisah siklon tropis di Nusa Tenggara Timur pada 04 dan 05 April 2021. Saya menulis tiga judul ketika itu: Semangat Taramiti Tominuku, FLOBAMORA dan Pemkab Lutim Bantu NTT, dan Raut Buram Seroja.

Waktu badai mengamuk, ada banyak bantuan datang. Ada Posko Pemuda Peduli Bencana Alor, yakni KNPI, GAMKI, GMNI, HMI, GMKI, KAHMI, Pemuda Alor Gerak, Pramuka Saka Wirakartika Kodim 1622 Alor, HMAS, IKBAS, memberi bantuan pada masyarakat terdampak bencana badai siklon seroja di Alor, Nusa Tenggara Timur. Semua peduli, namun, ternyata ada gugatan.

Demas Mautuka, wartawan tribuanapos.net, mengunggah gambar dengan caption: “Masyarakat Alor Timur Laut dan Mahasiswa Kemilau sedang menggelar unjuk rasa terkait kasus dugaan korupsi bantuan perumahan bencana alam Seroja tahun 2021/2022. Lapangan Mini Kalabahi 13 Maret 2023.”

Ketika amuk seroja sedang gencar, Presiden Indonesia Jokowi, sudah datang di lokasi bencana NTT. Di sana dikabarkan lebih dari dua ratus orang dinyatakan tewas. Demikian diberitakan France 24, 09 April 2021. Tercatat, siklon tropis Seroja mulai terbentuk di selatan Nusa Tenggara Timur, 03 April 2021. BMKG sudah menerbitkan peringatan dini ancaman gelombang setinggi empat meter hingga enam meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda, bagian selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Pulau Sawu, Kupang, dan Pulau Rote.

Di mana semangat membangun itu? Kami selalu ada dan siap berbagi untuk pulihkan negeri ini. Pernah terucap, “Dengan bersama kita bisa merubah angka nol menjadi satu bahkan lebih, dalam Semangat Taramiti Tominuku.”

Waktu berulang. Saya menera tanda dalam sajak.

Dia sajak cinta diulang-ulang, mendekam raut buram Seroja.

Tetap cinta, ratapmu…

Amuk mendesau Sawu, Kupang, Rote, stratovolcano Lamaholot, Bima, Timor Leste. Derai belum jauh, Selat Sunda, Banten, Lampung, pesisir Aceh, Mentawai, Bengkulu, Sumba, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Alas.

Banyak alasan, tetap cinta…
Bumi terhubung oleh cakrawala dan isu yang melingkupinya.

Merah-putih dikibarkan anak-anak negeri Alor Timur Laut, dan dari pintu rumah seorang ibu meneteng poster kertas, berjalan ke lapangan dengan wajah murung. Memperlihatkan tulisan dukanya sebab korupsi dana bantuan. (*)