Tuesday, November 19

Telaga Hijau di Atas Neraka Suci


12 Februari 2022


Ribuan zaman orang-orang datang, silih berganti di telaga berwarna, saya punya tafsir sendiri tentang Linou ketika singgah dan menikmat hijau beningnya…


Oleh: Dera Liar Alam


Gambar: Danau Linou, 2018. Foto DAX.


DI ALBERTA ada Waterton, tanah Minahasa punya Danau Linou. Saya mengejanya sebagai Linnouw Lake, dalam tafsir telaga di atas neraka. Dulu, di belantara sekitar Linou, menjangan berlarian di ilalang-ilalang liar, lalu satwa-satwa buruan itu hampir tidak kelihatan, walau sesekali bersua pemburu burung dan ‘puti ipus’ di rimbanya. Para ‘baret coklat’ serdadu Tengkorak Liar, pernah berkeliaran manakala pergolakan Permesta di sekitar Linou, belantara Tampusu-Kasuratan, hingga hutan gunung Lengkoan.

O, iya. ‘Puti ipus’ itu adalah tikus berekor putih, pemakan buah dan tumbuhan.

Permukaan telaga hujau kala senja

Sekitar Linnouw Lake dikelilingi sumber gas alam, sumber belerang, dan mata air panas alamiah: Karimenga, Ranolewo, Kamanga, Hillside springs Kanonang, permandian air panas Leilem, air panas belerang seputar hutan pinus Lahendong, sumber air panas Tataaran – Tounsaru, Welong, Luusekan, Rendaina, Pancurang, Bak, Londey, Wale Wangko, Wolo, Wolo Oki, Kering, Sawah, Kelembahuan, beberapa titik sumber air panas di Passo. Itu yang saya kenali. Mungkin masih banyak lagi.

Pelangi mencumbu Linnouw Lake. Foto DAX

Lewati gunung, jurang, ladang dan hutan dari Linnouw Lake, ada goa-goa misterius. Watuharan misalnya, di liang kering itu anda dapat mendengar desau gelobang entah dari telaga mana. Di Leleko, area rawa paya ‘rewo’ tewasen, tersebar sumber air panas dalam tanah, bila ditusuk bambu, airnya langsung mengalir. Wowolean, sungai air panas senantiasa mengalir masuk ke danau Tondano.

Leluhur dan kami di wanua, senantiasa menjaga sumber api, air, dan batu. Api ada di ‘nawu’, tungku dipelihara di rumah dan di huma, di ladang, di sawah dan rimba, api dan air boleh berbagi. Air di tanah kami adalah value sosial, selalu dijaga agar suci. (*)


Video berikut ini adalah ulasan Denni Pinontoan tentang Linou di tanah Minahasa:
‘Nicolaus Graafland dan Danau Linow 1859’