Saturday, April 27

Tag: Minahasa

Kritik Marianne Katoppo terhadap penokohan Kartini
Esai, Estorie

Kritik Marianne Katoppo terhadap penokohan Kartini

21 April 2024 Marianne Katoppo, teolog feminis dan sastrawan mengkritik penokohan terhadap Kartini, seorang perempuan yang disebut pelopor emansipasi perempuan Indonesia tapi tak mampu melawan feodalisme kebangsawanan Jawa… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Daniel Kaligis Dikutip dari Kelung, 21 April 2019 MARIANNE KATOPPO, seorang perempuan, sastrawan cum teolog feminis asal Minahasa punya pandangan kritis terhadap Radeng Ajeng Kartini, perempuan Jawa yang diberi gelar sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia. “Setiap tanggal 21 April para gadis harus mengenakan pakaian daerah tradisional guna merayakan hari kelahiran Kartini. Bagaimanapun juga, semua orang tahu bahwa putri Jawa itu telah terbukti berbakti untuk membawa ‘t...
Staakt-Het-Vuren
Estorie, Susastra

Staakt-Het-Vuren

08 April 2024 Suatu musim nan entah di 2017 jiwa lantunkan sajak rimba ‘Sapa Suruh Teken Tentara’, dia ada di depan cermin — sungai darah senja jingga, menyala… Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Batalyon Worang HEUGENIS menajam, ketika A.E.K. membersih laras senapannya. Lewat delapan puluh lima bulan, bayang membuncah manakala Suraro membaui tanah kelahiran, Samberong, Sasapuan, Welong, Watuharan, Tatalootoken, hutan kecil berbatas kabun yang terlantar karena masyarakat sudah menyingkir. Perang saudara berkobar. Kala itu, lebih tujuh tahun silam dalam ingatannya di pagi yang beda, sandi Senopati membawa mereka menyusur Amahai, Buru island, Masohi, dengan Landing Craft Infantery tuju Ambon bersama batalyon Worang. Medio 28 September 1950 mereka mendarat di Tulehu, matahari belum t...
MAAF
Budaya

MAAF

21 Januari 2024 Era kebohongan dapat tampil secara mempesona sebagai kebenaran… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado SESEORANG yang tidak memiliki apa-apa, selain nafas yang masih dinikmatinya, kena tuduhan melakukan pelanggaran hukum. Namun, kesalahan yang dituduhkan itu belum tentu suatu pelanggaran moral. Dia harus dihukum atas nama doktrin, “Semua orang sama di hadapan hukum”. Kata ‘maaf’ yang diucapkannya pelan tapi jujur tak ada gunanya untuk membela diri dari ancaman hukuman. Seorang pembesar menebar kebohongan dengan enteng. Dia menyampaikan itu dengan tanpa beban. Khas seorang penguasa yang merasa diri selalu dapat bebas dari jerat hukum. Tapi, banyak orang tahu, tebaran si bangsawan itu memang bohong. Sebagian pura-pura tidak tahu. Yang...
Injilita
Foto Pilihan

Injilita

17 Januari 2024 Oleh: Dera Liar Alam PEDAGANG cakalang - bersua dia di pasar extreme kemudian berbincang sejenak, 24 Desember 23. Namanya Injilita, dari Tondano. Dari dia saya minta izin untuk memposting foto ini. (*) SKIPJACK TUNA - Katsuwonus Pelamis adalah ikan cakalang berukuran sedang dari familia Scombridae. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies ikan tuna dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai satu meter dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya tongkol kerai. (Sumber: Wikipedia)
Reklaim Identitas Tou dan Tana’ Minahasa
Budaya, Politik

Reklaim Identitas Tou dan Tana’ Minahasa

08 Januari 2024 Bacirita — dialek Malayu Manado yang bermakna bertemu dan berceerita, berdiskusi – boleh diseling berbagai sajian penganan dan minuman: kesempatan ini boleh bicara tentang sumberdaya, yaitu tou atau manusia dan tana’ sebagai tempat hidup dan melangsungkan proses menjadi ‘pelaku’ berbagai kebaikan di bumi, Minahasa. Sepakat, jaga dan rawat identitas pemberian sang maha itu… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado BACIRITA AWAL Taong ‘Reklaim Identitas Tou dan Tana' Minahasa’, Sabtu, 06 Januari 2024 di kantor (Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur) PUKKAT, menegaskan kembali semangat keminahasaan di era kontemporer. Membaca Minahasa, baik di awal tahun 2000-an ketika Mawale Movement mulai mewujud sebagai gerakan kebudayaan, dan di tah...
Revolusi Kopi dan Pesta Sastra
Budaya, Susastra

Revolusi Kopi dan Pesta Sastra

31 Desember 2023 Ide mencuat, lalu bersua, Steleng Mawale 2010. Beberapa tahun kemudian menulis – rancu, bias, kata diperguncing sebab negeri sekian lama diwajahkan sistem terpusat. Susastra mesti dari ibukota negara, tidak. Kata, value yang berakar dari mana huruf-huruf itu berawal, bebas merdeka. Saya refrasa keyakinan itu dari wanua, tanah Minahasa 2018. Oleh: Dera Liar Alam PESTA Sastra di Tanah Leluhur 2010: bincang kami politis, memilih huruf sama seperti pilih menu, ini pun politis. Hari ini masih sama, bersama kopi berrevolusi. Gambar dan video selalu lebih menarik daripada text, tiba di 2018. Kopi memang nikmat, kenangan perbudakan — budak sejarah, budak teori, budak text. Dan kita merdeka menyapu semua tatapan. Nanti tengah malam Tomohon semakin dingin, diskusi kita t...
Lumekep Sana Ta’un
Budaya

Lumekep Sana Ta’un

31 Desember 2023 Oleh: Parangsula PINAESAAN ne Kawasaran menggelar ritual spiritual di tanah Minahasa: Lumekep Sana Ta’un – ditafsir kontemplasi refleksi menuntas peristiwa dalam lembar Masehi 2023. Acara itu berlangsung senja, 28 Desember 2023, di Amphitheater Woloan di kaki gunung Lokon. Orang-orang berbagi cerita, yakni para tou, tonaas, waraney, wewene, tuama, dst. Menggugat dalam babak orde silam, sang sepuh, Tonaas Pontoh Supit Karundeng, ingatkan bahwa identitas budaya itu tetap terpatri pada setiap tou. Klaim dalam peran positif sebagai kawasaran bukan sekedar tarian, namun, “Dimaknai dalam tiap tindak nga’as – bijaksana – berkehidupan dari masing-masing tou,” begitu dipaparkan Dr. Denni Pinontoan, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur. Luna di tahta langit timu...
Di Ujung Tanduk Petaka
Econews

Di Ujung Tanduk Petaka

11 Oktober 2023 Tanah Minahasa 2008 Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Menanam bibit pohon di area tangkapan air. DARI tepi telaga Tondano ke arah utara, tampak gunung Tampusu. Area kaki gunung itu di masa silam adalah ladang, di mana daun jagung selalu melambai tak kenal musim bersama banyak jenis tetanaman pertanian lain. Makin jauh ke atas, warnanya makin hijau tua, kontras dengan ilalang yang berwarna lebih muda di batas hutan. Saya pernah bertanya pada seseorang di kampung tepi telaga itu, “Di mana letak hutan?” Orang itu lalu mengarahkan telunjuknya pada kawasan yang ditumbuhi belukar dan pepohonan khas ketinggian di atas 500 meter dari permukaan laut. Yang ditunjuk itu adalah bekas ladang sudah sekian waktu ditinggalkan karena mungkin saja sektor pertanian di kampung itu su...
Gugat Upacara Konde
Estorie

Gugat Upacara Konde

03 Oktober 2023 Anak-anak berebut buku baru, masyarakat instan menulis status kenyang lapar dan doa-doa kabur... Oleh: Daniel Kaligis Artikel ini dimuat di kelung.id - 21 April 2019 Gambar: Perempuan dan buku. Sumber gambar: www.businessinsider.de APRIL 21 TAK SEMUA bicara konde, seperti dibiasakan bertahun-tahun. Kawan saya Sus Yanti Kamil, sekarang tinggal menetap dan beraktivitas di Labuanbajo, Nusa Tenggara Timur, pada statusnya bercerita tentang ponakannya merajuk ketika tidak lagi menjadi ketua kelas. “Suatu kesempatan ketika kami sedang kumpul keluarga, adik saya, oom si bocah, meceritakan perihal tersebut. Si bocah langsung meraung-raung menangis dan minta agar kami tak membahasnya. Bertanyalah saya ke si bocah: kenapa kamu menangis? si bocah bilang, “ia malu, reputasin...
Membaca Pesan di Hati Ayam
Budaya

Membaca Pesan di Hati Ayam

04 Juni 2023 Rahasia Opo Wana Natase – Tuhan yang bersemayam di semesta langit, tertinggi dalam kepercayaan leluhur Malesung atau Minahasa, ada tertera di hati makhluk, selasatu ada di hati ayam terpilih dan ditentukan oleh orang-orang terpilih. Demikian tajuk yang dipetik dari tulisan Sual, ‘Membaca surat pesan Tuhan melalui hati ayam’. Oleh: Daniel Kaligis PESAN tertera, kemudian dibaca. “Kepercayaan yang berhubungan dengan ayam itu sangat tua. Di Sangihe dulu, sebelum melaksanakan pesta adat, sabung ayam dulu melihat mana yang kalah dan menang baru ditentukan: ‘tulude’ ataukah ‘menondang bala’.” Begitu ditulis Jolly Horonis menanggapi postingan dan caption foto-nya Iswan Sual, penghayat Lalan Rondor Malesung – terkait upacara adat ‘Kemi’is In Do'ong’. Ritual ‘Kemi’is In Do'o...