Thursday, November 21

Tag: Wanua

Kuah Bening Menu Menyegarkan di Wanua
Budaya

Kuah Bening Menu Menyegarkan di Wanua

08 Januari 2024 Makan adalah ritual, upacara segarkan dan sehatkan badan, pikiran, dan jiwa... Kuah bening itu bergizi, mengandung zat-zat bermanfaat bagi tubuh. Dapat disantap ketika sarapan, makan siang, makan malam, atau kapan saja bila perut minta diisi, dan perlu. Oleh: Dera Liar Alam MENU hari ini dipetik cabut dari halaman alam liar; Kuah bening - labu kuning, talas, gedih, bayam, batang bawang, bawang putih, sereh, kemangi, daun jeruk, jahe merah, garam, air. Dabu-dabu lilang. Khas yang ini: irisan tomat, bawang merah, cabe mentah, sedikit garam, dan perasan limau. Mudah membuat kuah bening, bumbu dan labu direbus duluan, bila mau menambahkan talas atau ketela, bahan-bahan itu ditaruh lebih awal, setelah kuah mendidih, sayur ditambahkan. Beri garam secukupnya, dan siap ...
Membaca Pesan di Hati Ayam
Budaya

Membaca Pesan di Hati Ayam

04 Juni 2023 Rahasia Opo Wana Natase – Tuhan yang bersemayam di semesta langit, tertinggi dalam kepercayaan leluhur Malesung atau Minahasa, ada tertera di hati makhluk, selasatu ada di hati ayam terpilih dan ditentukan oleh orang-orang terpilih. Demikian tajuk yang dipetik dari tulisan Sual, ‘Membaca surat pesan Tuhan melalui hati ayam’. Oleh: Daniel Kaligis PESAN tertera, kemudian dibaca. “Kepercayaan yang berhubungan dengan ayam itu sangat tua. Di Sangihe dulu, sebelum melaksanakan pesta adat, sabung ayam dulu melihat mana yang kalah dan menang baru ditentukan: ‘tulude’ ataukah ‘menondang bala’.” Begitu ditulis Jolly Horonis menanggapi postingan dan caption foto-nya Iswan Sual, penghayat Lalan Rondor Malesung – terkait upacara adat ‘Kemi’is In Do'ong’. Ritual ‘Kemi’is In Do'o...
SAWUNG
Estorie, Internasional

SAWUNG

07 Mei 2023 Bila saja pertikaian masih berlanjut, segala musim itu cuma cerita ngeri pembantaian kata dan badan, sajak-sajak hilang nanti dikenang tatkala bumi porak-poranda… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Saung harp musician - wikipedia TUMBUHAN semusim mulai berbunga, di wanua Minahassa dikenal sebagai saat ‘menawung’ kata dasarnya sawung - dapat diucap saung. Hal saung di wanua itu beda arti dengan kisah saung di wanua Burma, yakni alat musik tradisional - harpa kuno satu-satunya di Asia. Tahun 1956, Kon Ichikawa, sutradara film Jepang, membuat film anti-perang 'The Burmese Harp' berlatar Burma manakala Perang Dunia Kedua menyala di sana. Karakter utama film itu prajurit Jepang jadi biarawan sebab kengerian pertikaian tersebut. Ia memainkan saung, walau, suara saung dihil...
<strong>Beradat Bersarikattoulawa</strong>
Esai, Opini

Beradat Bersarikattoulawa

12 Desember 2022 Hutan takdirnya berkebalikan dengan fenomena hutang negara dan kutang: Hutan makin tandus, hutang kian subur, kutang sudah dicopot. Kutang: tafsir kebijakan sistem. Negara membuka seluas-luasnya kesempatan investasi yang berpotensi menelanjangi adat dan ruang rakyat, termasuk hutan adat dan hutan rakyat… Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Pegunungan Lembean, di sisi kiri ketiak danau, di situ Sarikat Toulawa. POTRET hutan di negara kita, sebagaimana dilaporankan Global Forest Resources Assessment, 2020, dirilis Food and Agriculture Organization (FAO), luas kawasan hutan lindung di Indonesia mencapai 51,7 juta hektar - menyumbang sekitar tujuh persen dari total area hutan lindung secara global. Indonesia berada di posisi ke delapan negara dengan area hutan terluas di d...
Mythic
Susastra

Mythic

07 Desember 2022 Syair yang mengalir di Wowolean... Oleh: Daniel Kaligis Editor: Kalfein Wuisan Gambar: Kuala Wowolean berhias perahu dan cakrawala mendung AWAN-AWAN mati ditebas badai, hanyut oleh adab mitos perawan. Perahu bersandar jutaan masa musim banjir, lalu pengusiran datang. Masih ingat narakan tempat wurukus lepo kawin-mawin beranak-pinak, kangen di hulu Kelembahuan. Zumisim bertapa di Rewo, bertelur di rimbun eceng-gondok kemudian terbang ke wanua seberang. Bening reflection, anak-anak mawelit – memetik mujair terperangkap net, memungut renga' – keong hitam khas tepi Kelembahuan, negeri beralasan introduksi asing, dan torang yang selalu menyinta mendung. Kemarin di Parorengan, bangau pulang ramai sekali di langit putih. Sisa kertas plastik besi tembaga perak ema...
Senja Memanjang, Hati Berdarah
Susastra

Senja Memanjang, Hati Berdarah

11 Februari 2022 Medio, 11 Februari 1938 — BBC memproduksi acara fiksi ilmiah TV pertama: adaptasi sandiwara fiksi ilmiah tahun 1920 karya Karel Capek, penulis Ceko. Terminologi ‘robot’ dicipta. R.U.R. – Rossumovi Univerzální Roboti. Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis dan penulis Gambar: Sebelum kemarau di selatan MUSIM bunga hampir tuntas di bumi selatan. Di Wanua, hujan masih deras, patahkan bakal buah dan batang-batang lembut. Ribu zaman, peramu hutan menanam ketela, talas, bumbu berbagai aroma, dan cabai. Lalu sistem menanam modernism dan investasi, katanya bagi kemanusiaan. Di bilik neraka buatan Divina Commedia, Robin Hood tertembak panah vernacular. Beatrice Portinari dan para perempuan kawin lari. Hatinya berdarah. Nanti, senja akan memanjang, matahari tak ...
Milu di Lereng Mapuneng
Budaya, Guratan, Susastra

Milu di Lereng Mapuneng

29 Desember 2021 Sejuk di sini kekal meski di musim kemarau. Ada saat angin badai menekuk tetumbuhan jagung, patahkan dahan ranting, namun harap terus ditabur dibaharui, semangat para tou di wanua. Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Makawale – Ladang jagung di bayang mendung Mapuneng – Ladang berlatar Mahawu & Masarang - foto: dax. DI DANGAU, wale kanaramen ne tou Remboken, yakni pondok di kebun, kami menikmati sore sejuk di Teneman nan kian dingin. Jimmy, Ferra, Jessy, Angky, saya. Kami disuguhi kopi di gelas tinggi, aroma khasnya menggoda indra penciuman. Cairan itu diseruput dari tepi gelas hangat, lalu uapnya dihembus menjauh. Adri, sang makawale, pemilik dangau, menunjukan butir-butir hasil panennya seraya bercerita. “Di situ, di sebelah at...
Etos Miskin Etik
Budaya, Editorial, Guratan, Opini

Etos Miskin Etik

09 September 2021 Artikel ini sudah ada sejak berapa tahun lalu, seperti itu, sejarah berulang. Tadi, sore menjelang malam di tepi pantai nan ramai, mengulang huruf, sajak-sajak yang sekian lama dirusak. Ketika malam baru mulai, bersua kawan di kafe depan hotel tak jauh dari debur gelombang hambar oleh riuh kota. Kami mengulang bincang sejarah berulang, kata diedit, ditambahkan, dimodifikasi, dan manusia-manusia lupa. Menggejala, menggila, dan cinta diri… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis JAKARTA, belantara beton logam kaca plastik. Nyaku, pada satu ruang, melantur kaki lepas penat sehari suntuk. Di hadapku jalan sunyi. kompleks ini diportal dari berapa arah. Nun, dari sini, matahari senja menggantung langit jingga bertabur awan jauh di belakang Pakubuwono Sig...
Interupsi GSSY
Budaya, Editorial, Guratan, Opini

Interupsi GSSY

20 Agustus 2012 Oleh: Daniel Kaligis “Bung Daniel, biar ley so tinggal di luar negeri, tapi sebagai almamater Perguruan KRIS, tetap tinggal bersama di hati. Kalau saja satu saat ada kesempatan untuk ikut sumbangsih membantu ‘memugar’ sekolah KRIS pasti akan saya lakukan.” — Rondonuwu Indra — Sydney, Australia The son of Jozias Ratulangi and Augustina Gerungan, both from wealthy, well-respected Minahasa families, Sam Ratulangi was born in Tondano, North Sulawesi, at the time a part of the Dutch East Indies. He was a gifted student, who after completing his studies in Tondano and Batavia went to Amsterdam in the Netherlands for further studies. He graduated from a teacher's college as a science teacher in 1915, studied for two more years at the University of Amsterdam, and in 1919 ear...
Musim Paceklik
Gaya Hidup, Guratan, Susastra

Musim Paceklik

Agustus 2012 Oleh: Daniel Kaligis Musim seperti saat ini sudah pernah dialami umat manusia di alam semesta, takut kiamat. Padahal kiamat sudah sekian kali terjadi di peradaban manusia: paling mudah diamati adalah berakhirnya manusia dan kemanusiaan karena tua, bukan karena usia, namun karena selesai, mati. Hanya saja, musim yang sekarang ditambahi propaganda ketakutan, kejahatan, dan berbagai ramalan buku tua yang tidak pernah dievaluasi dan diuji... BAGI kita, ada secarik lusuh, kertas peradaban yang tercecer di hutan hujan. Dan mari menghitung, demikian juga saya, coba mengalkulasi setelah kembali menuliskan kegamangan itu sekian kalinya tanpa bosan. Setelah lewat perayaan ulang tahun proklamasi negeri ini, — katanya buku sejarah begitu —, yang diperingati selalu mentereng setiap...