Wednesday, April 24

Politik Penyeragaman


27 Februari 2023


Oleh: Dera Liar Alam
#TemanNgobrol
#BangunIndonesia


BUMI Plural diberondong isu politik penyeragaman, torang yakin tiap bahasa tiap teks dan tutur dalam kultur itu suci – layak dijaga dilestarikan.

Dalam praksis, penyeragaman itu juga membantai banyak bahasa ibu, diseragamkan atas nama propaganda ‘kami satu’, padahal mengiris dan miris.

Suatu waktu, di Kampus Universitas Negeri Manado kami berdiskusi: Tuha Petuyang, Kalfein Wuisan, kawan-kawan yang terkumpul, dan saya. Banyak hal yang kami bincang, termasuk isu politik penyeragaman itu. Saya coba mendokumentasikannya dalam video pendek ini: ‘Kritik bagi Politik Penyeragaman’.

Kawan saya, Muhlis Paraja, penggagas Sekolah Adat Pattallassang, memberi tanggapan, “Sistem kita dipaksakan untuk diseragamkan tetapi kita sebenarnya beragam. Sejak kecil kita diajarkan untuk seragam, kalau di Sekolah Dasar pakai putih merah. Kami cinta keberagaman,” kata lelaki yang bergiat di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, di Gowa – Sulawesi Selatan. (*)