Thursday, April 25

Tag: Sistem

Negeri Kerasukan Regulasi Instan
Opini, Politik

Negeri Kerasukan Regulasi Instan

27 Januari 2024 Bukan mie instan dimasak tak lama siap disantap, atau sup, atau susu campur gula seduh air panas lalu sebentar dapat diminum, dinikmati. Seruput kopi instan isu masyarakat instan dan sistem yang gahar dengan kebijakan membijaki soal-soal kuasa menguntungkan diri sendiri dan golongan tertentu saja, ini jadi soal bila tak diinterupsi oleh kita semua orang Indonesia… Oleh: Sutan Siagian Penulis tinggal di Jakarta Editor: Dera Liar Alam TERTARIK melihat orang yang setuju UUD 1945 diubah karena ingin Jokowi tiga periode. Alasannya karena Jokowi bagus. OK, saya setuju Jokowi memang bagus. Saya memilih dia dari semenjak dia mencalonkan diri untuk jadi gubernur di DKI Jakarta dan berikutnya dua kali ‘nyapres’. Tapi kita usul ubah UUD 1945 karena presidennya bagus, la...
Politik Penyeragaman
Budaya

Politik Penyeragaman

27 Februari 2023 Oleh: Dera Liar Alam #TemanNgobrol #BangunIndonesia BUMI Plural diberondong isu politik penyeragaman, torang yakin tiap bahasa tiap teks dan tutur dalam kultur itu suci - layak dijaga dilestarikan. Dalam praksis, penyeragaman itu juga membantai banyak bahasa ibu, diseragamkan atas nama propaganda ‘kami satu’, padahal mengiris dan miris. Suatu waktu, di Kampus Universitas Negeri Manado kami berdiskusi: Tuha Petuyang, Kalfein Wuisan, kawan-kawan yang terkumpul, dan saya. Banyak hal yang kami bincang, termasuk isu politik penyeragaman itu. Saya coba mendokumentasikannya dalam video pendek ini: 'Kritik bagi Politik Penyeragaman'. Kawan saya, Muhlis Paraja, penggagas Sekolah Adat Pattallassang, memberi tanggapan, “Sistem kita dipaksakan untuk diseragamkan tetapi ki...
Di sekitar Panel
Bisnis

Di sekitar Panel

16 Desember 2022 Kode 34. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: AFTER the rain poem: the rage of heaven and earth depart… Kemudian cahaya jatuh Pada Desember mendung Ada dingin merambat Pada dinding gedung Tiba juga di tubuhku Pada lantai sebelas Aku melihat pohon-pohon Seperti tak mampu mencapai ketinggian Tetesan air jatuh di keningku Dari mesin AC yang lupa dimasukkan dalam anggaran perbaikan Aku telah mengentuk pintu Dan telah kupercayakan kepada rapat dan siding untuk mengambil keputusan Bila nanti kita berdua sampai juga pada hari yang semakin tak pasti Kau mengajakku untuk segera keluar dari sini Semua butuh antre, kataku, Tapi aku gagal untuk selalu menunggu sahutmu. Ketika panas datang Menyingkirkan mendung Desember telah ...