29 Oktober 2023
Oleh: Dera Liar Alam
Gambar: Satu mendayung
PROMOSI itu pepohon kemiri cengkih pala vanilla – dan bumbu rempah kunyit jahe yang berbaris di tanjung di gunung dekat teluk, bayangnya ada di air, di riak yang didiamkan badai gelombang.
Suatu siang teduh anak-anak memancing, melompat menerkam ikan-ikan termuat dalam jala yang dibentuk lingkaran kecil dalam perahu. Suara nyaring, sorak. Di sana satu jam, dua jam, detak-detak patah waktu berhari-hari menanti senja pulang mengaburkan jingga yang singgah di samudera.
Berlaksa zaman silam perahu-perahu didorong derap dayung satu-satu, anak-anak negeri pecinta tualang laut, satu mendayung, dua mendayung, semua mendayung, menangkap satwa-satwa dan membumbuinya dengan lada, sahang…
Nyaring sorak: satu mendayung, semua mendayung – ikan-ikan jadi iklan dan peradaban memahalkan beras yang pernah seragamkan isi perut nusa dan bangsa…
Di sana, anak-anak masih mendayung. Satu-satu. Sekarang perahu telah jadi iklan untuk mendayung suara-suara ke kotak pemilihan terpusat. (*)