Monday, November 25

Susastra

2020
Budaya, Susastra

2020

08 April 2023 Penanda ricuh soal-soal yang didukung penguasa lokal, dan penguasa dunia... Oleh: Dera Liar Alam Anak-Anak kehilangan pantai, mengurung cahaya dalam ruang baca tertular bosan: awan dan biru disekat murka... selat diterpa babad hippalus, pelayar sunyi memantik api perahu musim: diploblastik triploblastik berkeriap, mengubur diri di pasir asin. sistem: berdagang dogma, menjual liturgi masker vodka pencuci dosa… (*) 08 April 2020
ITU VIA DOLOROSA
Budaya, Internasional, Susastra

ITU VIA DOLOROSA

07 April 2023 …sebuah rekonstruksi jalan pembebasan… Oleh: Johan Sebastian Penulis adalah aktor – tinggal di Jakarta TERIK PANAS matahari membakar tubuh yang lelah karena siksa itu, berjalan tertatih-tatih membawa beban berat kayu salib lambang hina dan kutuk, hendak menuju lembah pembantaian bernama Golgota. Menitik satu, satu, darah dan peluh, tak ada satu pun keluh kesah yang keluar dari mulut yang terluka karena tamparan para imam dan pemimpin agama itu. “Mengapa diam saja wahai anak Maria” “Bukankah engkau Anak Allah, tunjukkanlah kuasamu, Yesus!” “Bebaskan dirimu wahai anak haram jadah!” “Bukankah engkau sanggup membangkitkan orang mati?!?” “Salibkan dia…!!” “Salibkan dia…!!” Begitu teriak histeris penuh amarah serta kebencian dari manusia-manusia pengusung ketaatan p...
Divulgence
Susastra

Divulgence

04 April 2023 Oleh: Dera Liar Alam SAJAK revelation diperlengkapi selama berpuluh masa menunggu penganonan, berproses dalam benak kekuasaan – namun, angka-angka diperdebatkan: apakah 666 atau 888, bilangan nama anak manusia. Begitu telah dicatat dalam dogma, dan jadi keyakinan sejumlah person. Relevation, sajak tangis ketika bait kudus diratatanahkan. Kekuasaan butuh situs tanah suci baru, alcerita bergeser: Makkah Madinah dihadirkan tahun 600-an Masehi, gantikan Yer-USA-Lem. Sejak itu, dua kitab, satu sumber, mendominasi kuasa, menikam mindset rakyat yang diperbudak diperkudakan dikeledaikan diuntakan didombakan dikambingkan dibabikan diharamkan dinajiskan: itulah dipandang sebagai agama langit, samawi. Ada dua kitab yang terus berkelahi, menyebut merebut pengaruh, kami paling...
Sakramen Rasis
Susastra

Sakramen Rasis

02 April 2023 Bacakan sajakmu, alam. Upacara telah dijual dalam bisnis-bisnis memperbudak rakyat dengan propaganda kemakmuran. Pundi-pundi memungut pajak untuk pelesir para narsis… Rakyat, adalah kelompok-kelompok yang sengaja diadu-domba untuk kursi jabatan kaum rakus yang tak pernah puas korupsi kolusi membebani anggaran dengan mark-up ketamakannya… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Kemarau Program SABAN waktu, sacramentum menuang anggur tanah leluhur. Lantas gelombang samudera, reef, pantai, jurang, gunung, hutan, roti dibom regulasi. Kami duduk bersila, sacramentum yang racist dalam propaganda sejarah dibaca: pecut cemeti pedang tombak darah itu dendam di mana-mana. Tebus, rakyat berhutang pada siapa? Entah. Namun proposal sudah disumpahi bakti ingkar janji yang kotakkan raky...
<strong>Menanam</strong>
Budaya, Susastra

Menanam

28 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam ORANG-ORANG menanam benih Menaruh bibitnya bersama harga diri Menanam supaya kerja tani kerja nelayan dan kerja-kerja lainnya tidak diperkuli tidak diperkuda tak diperbudak Menanam supaya harga pangan tak tindas harga diri jauh dari pengawalan regulasi Menanan supaya kerja tak ditaruh di bawah kaki atau ditendang jauh dari pengawalan regulasi Usir tengkulak yang angkut rumput dan tanah ke meja gandaran untuk beratkan timbangannya, bikin harga naik saban musim Hentikan operasi pasar yang cuma jadi ajang pamer titel politikus yang hanya mau beli kursi. (*)
Sajak di Tanjung Tinggi
Susastra

Sajak di Tanjung Tinggi

25 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam LUKA itu sederhana: Mengingat hilang Trip: membakar data kenang Gaspar, ratusan mil di seberangmu... — di Tanjung Tinggi Pilih bukan warna — di Tanjung Tinggi
Tanabang
Susastra

Tanabang

25 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Langit berkaca di alir air. TANAHMU bang, Tanah Abang: tanah air, tanah di mana tanah adat hutan rimba alang-alang digeser batas-batas regulasi kawan tertawa, luka bernanah. Landreform, mari bersandiwara. (*)
<strong>Bulan Retak</strong>
Susastra

Bulan Retak

25 Maret 2023 Liar, liarlah sajak, huruf-huruf gemeretak dikunyah mulut bulat melonjong, krucak-cak-krucak retak-tak-meneretak. Jeneberang jauh ditinggal berlayar, pas-lepas-pas laut luas merela lepas, perahu layar membelah liar rindu nan tegas… Oleh: Dera Liar Alam SUKA berkerumun di alang-alang pesisir, memotret twilight, lalu patungan memesan kopi, ubi goreng, kadang vodka dan bir. Sore, angin deras, langit berawan jingga kuning kelam merekah: ngedit di sini, menenun huruf, teks, memulai cerita dari hal-hal sederhana, misalnya aroma anyir menguap sepanjang alir Jeneberang dan Jongaya. Jauh di udik, pemukiman berjejal. Anak-anak bermain, berenang di air keruh ketika musim hujan tiba. Mereka bergerombol menembang hingga bulan retak surut di belakang gedung-gedung... Rembulan p...
Bermain Goro
Budaya, Susastra

Bermain Goro

23 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Anak-anak Sarani Matani Karet gelang, dipanggil ‘goro’ Anak-anak merangkainya Menyambungnya jadi tali tambang Goro-goro Lentur ditarik kesana-kemari Dua berdiri rentangkan goro Anak-anak melompat batas goro Ditaruh setinggi konsensus Di batas lutut Di batas paha Di batas pinggang Di batas dada Di batas leher Di batas kuping Di atas kepala Sejengkal di atas kepala Mereka berseru ‘merdeka’ Melompat Melompat Bertengkar batas Tertawa tanpa batas Goro-goro Ditarik dari pasar Dimainkan di pantai Dimainkan di halaman Dimainkan dalam rumah Dimainkan dalam kamar Ditarik jauh-jauh Ke lembah Ke gunung Ke langit entah Lalu putus, Pupus goro-goro (*)
Cerita Seribu Berita
Susastra

Cerita Seribu Berita

02 Maret 2023 Oleh: Ponti M. W. Penulis tinggal di Alor, NTT Gambar: Pantai Liang Lolong Di tepian pantai Liang lolong Menatap laut biru di balik lukisan pulau Ternate Cahaya pagi merekah Baris mangrove jangkau lamun berkibar gelombang samudera Pepohon tua tegak reka tiang tiang laut Cerita berita mengering Taburkan kuning kemuning kenangan Debur arus hempaskan riak Di sana, di tepian Pantai di tepi berselimut permadani pasir putih Di pantai Alumang kami tiba Dan merah jingga warnai langit awan gemawan-mu Sepanjang tepi dan laut gelap, api menyala semangat Kita memandang gemintang, perahu lampu jauh di seberang Kembali ke peraduan di balik pulau Lembata Beta tunggu datanganmu Menyatu cerita dalam seribu kisah