Tuesday, November 19

Catatan untuk Wadas Waras


10 Februari 2022


Oleh: Linda Christanty
Penulis adalah penulis dan sastrawan


Gambar: Screenshot Wadas Waras


DESA Wadas di Kecamatan Bener, Kabupaten Purwerojo, Jawa Tengah, dikepung aparat gabungan, polisi dan tentara. Dulu tidak ada istilah “gabungan” ini, karena polisi dan tentara disebut ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), sama-sama bernaung dalam satu tubuh institusi negara.  ABRI = polisi + tentara.

Mengapa Desa Wadas dikepung? Sebab para petani di sana menolak proyek pembangunan Bendungan Bener. Penolakan itu berbuntut penangkapan 64 orang, termasuk aktivis pendukung petani Wadas.

Kawan lama saya, Lucas Dwi Hartanto, di Borneo terkejut membaca berita pengepungan itu kemarin. Dia pikir, rakyat Indonesia sudah aman dan sejahtera.

Pengepungan desa dan penangkapan warga Wadas ini mengingatkan dia kepada kasus penggusuran petani Desa Belangguan di Jawa Timur dan kasus penenggelaman puluhan desa untuk pembangunan Waduk Kedung Ombo di Jawa Tengah. Peristiwa Belangguan dan Kedung Ombo terjadi di masa pemerintahan Pak Harto.

Rupanya peristiwa macam itu dan praktik kekerasan yang melibatkan aparat negara berulang di masa pemerintahan Pak Joko Widodo, yang juga didukung sejumlah kawan mantan aktivis pembela petani dan sebagian malah menjadi pendukung fundamentalis-radikal beliau.

Alerta, alerta…

Teman-teman tercinta, untuk mengikuti perjuangan petani Desa Wadas, kalian juga dapat menonton ‘Wadas Waras’, sebuah film dokumenter yang dibuat Watchdoc berkolaborasi dengan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas. (*)