Thursday, January 16

Blog

Para Suci, Banting, dan Kudatuli
Estorie, Guratan

Para Suci, Banting, dan Kudatuli

27 Juli 2021 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Ingat Juli, kenang pada sejumlah hal. Tentang nama, misalnya: Julius Caesar, dianggap lahir Juli. Urutan ketujuh dalam hitungan bulanan penanggalan Gregorian. Juli memang diambil dari nama Kaisar Romawi, Julius Caesar. Sebelumnya, sebagaimana fakta historis dalam penanggalan lama, urutan bulanan itu dikenal sebagai Quintilis, berarti kelima, dalam bahasa Latin. Kalender Romawi dulunya berdasarkan musim bermula di sekitar bulan Maret dalam penanggalan yang digunakan sekarang. JULIUS Caesar, ada sebelum ‘Tahun Tuhan’. Dia dikenal juga sebagai Gaius Yulius Kaisar. Diperkirakan lahir sekitar 13 Juli 100 Sebelum Masehi. Dia pemimpin militer dan politikus Romawi yang kekuasaannya terhadap Gallia Comata, area Gaul, yakn...
Pattaya, Rumah Inkarnasi Dewa
Budaya, Travel

Pattaya, Rumah Inkarnasi Dewa

03 Januari 2019 Manakala menapak Bang Lamung, dari titik Wat Phra Khao Yai memandang pegunungan Khao Khiao membentang dari barat laut hingga tenggara, lalu sore hari menatap matahari menjingga di titik terendah batas laut. Pattaya yang disebut Prathet Thai, tanah kebebasan yang beramakna kota malaikat, kota keabadian agung, tempat bertahta raja, dan rumah inkarnasi dewa. Oleh: Daniel Kaligis PHRAYA Tak memerintah, siapa dapat melawan? Saya tak pernah bersua Phraya Tak, atau pun mengenalnya. Hanya dengar dari berapa cerita tutur dan membaca dari tulisan di media. Phraya Tak adalah gelar kerajaan Thailand, diberi pada orang yang memegang jabatan strategis. Semisal panglima tentara, penasihat kerajaan, dan gubernur. September 2018 silam, saya membaca tajuk menarik di Bangkok Post....
Tersingkir Bela Rakyat
Budaya, Opini

Tersingkir Bela Rakyat

22 Juli 2021 Oleh: Gatot Sugiharto Penulis adalah aktivis Ketua Umum APRI Gambar: Potret Pengusiran MASIH banyak oknum pemerintah yang hobinya sengaja mempersulit rakyat yang berinovasi atau menerapkan teknologi modern. Dugaan saya, mereka nggak mau ketahuan bahwa anggaran pemerintah sudah dihamburkan untuk ‘mengembangkan’ teknologi ‘usang’.  Mereka memang nggak mau rakyat Indonesia maju!  Mereka menganggap rakyat itu harus bodoh, miskin, dan hidupnya susah. Semboyan lama juga masih mereka terapkan: ‘Kalau rakyat bisa dipersulit, mengapa harus dipermudah?’ Kasihan para pegawai pemerintah yang benar-benar ingin membantu rakyat, biasanya malah tersingkir. (*)
Ingatkah Kau
Budaya, Susastra

Ingatkah Kau

22 Juli 2010 Jakarta, lewat tengah malam: Oleh: Dera Liar Alam wahai angin memporandakan dermaga tawamu jalang kusuka beberapa tahun silam kisah ini dimulai berhadapan kita: perahu dalam cawan terombang-ambing kubaca, resap tetes demi tetes bukan aksara hanya syair sorot matamu dalam tangis dan kita bersahutan suara laksana bedil letupkan judul-judul tanpa tajuk sebuah gelisah merekam ziarah masa depan KaKa: Jika Senyum Itu Pindah engkau di balik setir boat
Indonesian Update: Salah Siapa?
Guratan, Opini

Indonesian Update: Salah Siapa?

17 Juli 2021 Oleh: Sulistyowati Irianto Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Karena kita tidak memiliki tradisi dan rasa kebutuhan untuk memiliki basic research, maka tidak mudah menghadapi pandemi yang mendadak datangnya. HARI-HARI INI kita tidak hanya bisa bilang Indonesia musim kemarau atau musim hujan, tetapi juga musim kematian. Setiap orang mengalami hampir setiap hari ada kabar duka, kehilangan orang yang kita kenal, sahabat, kerabat bahkan bisa dua atau tiga kali sehari. Betapa ngeri dan was-was setiap membuka group whatsapp, surat khabar, medsos, suara sirene ambulans di depan rumah, atau toa di mesjid. Semuanya mengabarkan berita duka. Aroma kematian tercium di mana-mana. Minggu yang lalu, beberapa hari yang lalu masih bersapa seseorang,...
Rampok Cara Pandang
Esai, Opini, Susastra

Rampok Cara Pandang

2019 Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Gunung Lokon diterawang dari sekitar lereng Woloan. DI TANGAN para haus kuasa, ayat-ayat menjadi mata pedang bernyala-nyala menghunus maut: pada umat, pada pemirsa, pada penonton, pada pembaca, dan seterusnya. Apalah firman - yang dalam susastra - menjadi dua pisau sekaligus di tangan kiri dan kanan: pisau bedah analisa dan tafsir - pisau roti untuk berbagi kenikmatan, yang kedua-duanya akan sanggup memisah sumsum dan tulang, memisah fiksi dan fakta. ‘Ayat-ayat suci’ sesederhana kata para pujangga yang menyimpulkan TUHAN ada di gubuk orang miskin. ‘Ayat-ayat suci’ setara orasi Sukarno ketika meneriaki orang-orang sebangsa se-tanah-air memperjuangkan ‘tanah suci’ ini manakala Nusantara terjajah regime rampok sumb...
Malala Day
Guratan, Internasional

Malala Day

12 Juli 2021 Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan! Demikian seruan pertama Malala di depan televisi dan radio. Kutipan seruan itu ditulis Rick Westhead, reporter The Star, 26 Oktober 2009. HARI LAHIR MALALA dikenang masyarakat internasional sebagai Malala Day, ditetapkan oleh Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, mewakili tujuan pendidikan bagi seluruh anak. Kekerasan, pembantaian, penindasan kemanusian masih berlangsung di mana-mana, secara khusus tersorot di negeri peninggalan dinasti Persia, Khalifah Ummayah, kekaisaran Maurya, kekaisaran Mongol, kesultanan Mughal, kesultanan Sikh, berikutnya imperialist Inggris. Itulah Pakistan. Negera di Asia Selatan, lebih dikenal sebagai Republik Islam Pakistan. ...
Sitaro Terapkan PPKM Mikro
Advertorial, News

Sitaro Terapkan PPKM Mikro

11 Juli 2021 Oleh: Jemmy Lahutung Editor: Parangsula BANGUNINDONESIA.COM — Ulu, Siau Timur | MASYARAKAT SITARO, Sulawesi Utara, diharapkan mendukung langkah kebijakan pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yakni memperketat aktivitas untuk cegah penyebaran Covid-19. Menyambut penerapan PPKM berbasis Mikro di Sitaro, dilaksanakan Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Penanganan Penyebaran Covid19 di Terminal Ulu Siau, Sabtu, 10 Juli 2021. Gelar pasukan dipimpin Wakil Bupati Sitaro, John Palandung. Hadir dalan apel tersebut di antaranya Kapolres Sitaro, Wakapolres Sitaro, Perwira Penghubung, kepala-kepala OPD, Camat se-wilayah Siau, Komandan POSAL, Kapolsek Siau Barat, Kapolsek Siau Timur, Danramil 1301-02 Siau, dan unsur terkait lainnya. Amanat Bupati S...
Bersorak di Hujan Mei
Estorie, Guratan, Susastra

Bersorak di Hujan Mei

15 Mei 2020 Oleh: Daniel Kaligis Pencipta membikin awan, angin, badai, hujan: seperti itu teks bercerita masa lampau. Kita bersua tuhan-tuhan dalam teks, menemu nyonya-nyonya berkelekar dosa… Kenangan tahun silam, 2020, membuncah hari ini: 2021. BERAPA jenis bumbu dalam keranjang diletak dekat tungku tanah liat merah, di situ berserak bara api puluhan tahun silam di kampungku yang masih dijejali pagar bambu. Tetangga saling meminta jagung, talas, umbi, merica, kemangi, kunyit, kemiri, daun gedi, dan garam. Saat itu, mimpi-mimpi masa depan dipahami sebagai sesuatu yang ortodoks, ortho doxa. Kawan diskusi saya, Wailan, mengirimi saya tembang untuk dinikmati, ‘Spirit in the Sky, Norman Greenbaum’. Saya, ambil gitar, memain dawai-dawainya. Menekan tuts-tuts keyboard tua di meja kerja, menc...
Cara Hidup Baduy vs C-19
Budaya, Gaya Hidup, Guratan, Opini

Cara Hidup Baduy vs C-19

02 Juli 2021 Oleh: Dave Tielung Cara hidup masyarakat Baduy adalah antitesa terhadap doktrin fundamental dari liberalisme: sakralitas terletak pada individu. Bagi orang Baduy, sakralitas ada pada landskap dan komunitas, bukan pada individu. MASYARAKAT adat Baduy hingga saat ini belum ada yang terpapar Covid-19. Walaupun berada di wilayah kabupaten yang termasuk zona merah, menurut laporan dinas kesehatan setempat, hingga saat ini, sejak kasus Covid merebak di Indonesia, belum ada satupun masyarakat Baduy yang terpapar. Hal ini dibuktikan dengan hasil laporan rapid test bahkan PCR yang dilakukan secara masal di tempat itu. Banyak yang bertanya, apa rahasianya? Mungkin rahasianya adalah dari cara hidup kolaboratif dengan alam sekitar. Mereka bisa dan terbiasa hidup terisolasi ...