Saturday, September 21

Blog

Decak Gelombang Bercium di Teluk Mati
Susastra

Decak Gelombang Bercium di Teluk Mati

02 April 2022 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Penyerbu ALUN-ALUN: nyanyi Seemann, laß' das Träumen. Malam panjang depan Grote Postweg berpuluh tahun musnah, Bandung sunyi: decak gelombang, bercium di teluk mati, kita bercinta laut lepas, banteng, tsunami, hutan pesisir nan mistis. Ulang sebait: ‘Deine Heimat ist das Meer Deine Freunde sind die Sterne, Über Rio und Schanghai, Über Bali und Hawaii’. Malam pada suatu ketika: serdadu, penempur bersenapan tiba-tiba serang benteng, tanah laut ditaklukan. Bulan ditembak di atas tanjung malang, keping-keping kilaunya terserak di atas gelombang, dimangsa angin badai, dipunguti anak-anak gusar… Berenang angan tiba di sini. Surat kuasa, proposal para pujangga, petualang, topeng, plastik sisa-sisa, laut coklat k...
Ditambahkan dalam Kitab
Opini

Ditambahkan dalam Kitab

01 April 2021 Oleh: Job DSK Editor: Parangsula KITAB SUCI itu memang seharusnya seperti konstitusi: dapat diamandemen jika diperlukan. Moralitas itu berubah dari waktu ke waktu, peradaban manusia secara umum memperluas ring of compassionnya, dari mulai: segroup, sedesa, sekota, senegara, seagama, lalu sespesies, dan sampai di luar spesies akhirnya. Ada banyak hal di masa mendatang juga bisa ditambahkan di kitab suci, seperti upload kesadaran, klon tubuh, penjelajahan ke planet lain, yang semuanya itu tidak ada di semua kitab suci yang ada sekarang. Permasalahan abad 21 tidak akan bisa diselesaikan dengan kitab abad 7, abad 1, maupun sebelum Masehi. Permasalahan abad fisika kuantum tidak bisa diselesaikan oleh semua kitab suci yang bahkan tidak tahu kalau bintang-bintang yang berk...
Pasar Totalitas Ide
Esai

Pasar Totalitas Ide

31 Maret 2022 Gagasan, nilai, norma: diwariskan dari tetua, ditularkan leluhur pada turunannya untuk mengerjakan alam supaya berguna. Bertahun silam, kawan menyentak saya dengan tulisan tentang ‘identitas dan social-engineering’, kemudian kami bertukar pikir… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Pasar Sawah, kadang tergenang air lumpur dan sampah di musim hujan. Harga ikan di sini acap kali seperti menimbun harga diri. TENTANG pasar dan budaya, pada beberapa kawan saya menyebut, “Pasar akan membantah segala fanatisme, (jika) lahir di tanah leluhur hanya sebuah kebetulan – yang oleh sebagian orang menganggapnya takdir.” Apa itu takdir? Saya tak hendak menyebut itu sebagai ‘jalan buntuh pemikiran’ atau bingkai yang mengurung kemerdekaan berpikir. Namun, sa...
Laut Mabuk Sampah
Econews

Laut Mabuk Sampah

31 Maret 2022 Manakala WHO menetapkan C19 sebagai pandemi dua tahun silam itu, ada begitu banyak ‘keraguan’, utamanya terkait aktivitas masyarakat mencari sesuap rezeki sebab ketika itu pemerintah menerapkan lockdown di ibukota negara dan di sejumlah lokasi di dunia. Penggunaan masker massif, demikian juga sampah masker terserak di mana-mana, di jalan, mengalir di selokan, di sungai, di hutan, di pantai, dan seterusnya… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Jejak sampah di Kampongpasar. LAUT selalu misteri, kecipak asinnya ratusan zaman masih sama menampar hamparan butir hitam, semak, rawa, bakau, dan tepian di Kampongpasar. Nun jauh di selatan: Bonelowe, Baruja, Benteng, Padang, Balindongan, Barangbarang, Pekangkang, Boneogeh, Reok, Kampoeng Mborong, Wato...
Kapongkolang
Budaya, Estorie, Susastra

Kapongkolang

29 Maret 2022 Tenetang tenang, tedu redup senggang gelombang, air sejernih kolam. Anak-anak mencari kerang, melempar sunyi di derap waktu, pergi, pergi, pulanglah zaman silam… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Pilips Marx Gambar: Manakala badai gelombang reda, laut surut di tepi Bara. SIAPA sangka, dari koordinat ini para penantang gelombang seberangi Flores, ditampar kabut samudera Hindia, bertualang di dermaga-dermaga asing enggan pulang. Hantu atol Cocos bersua badai Port Louis, hanyut sampan, tenggelam dayung, pecah sajak Madagascar. Kecipak tutur Cannon Rocks. Jauh berlayar. Di sana, sekelilingmu aroma Mocha tumpah trichodesmium erythraeum. Angin dogma pernah berpusar menyelinap senyap belantara dan padang, di asap commiphora, kemenyan, emas,...
Tissue dan Isu Penebangan
Esai

Tissue dan Isu Penebangan

27 Maret 2022 Hutan kadang seperti isu, tissue dibakar, berkobar hanya dalam sejumlah sejarah teks, pembersih… Dogma mahabenar senantiasa menebang isu-isu kritis yang rugikan kepentingan takhta-takhta oligarki sementara merajalela seakan tak terkendali... Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Menanam di lahan sendiri, dimanfaatkan bagi kepentingan bersama. BELANJA tissue agak banyakan. Kertas ini bikin bersih, walau setara penebangan sejumlah hektar belantara. Kata kawan, “Propaganda lingkungan itu seperti penghancuran, bencana, supaya makhluk-makhluk mengerti dan peduli.” Ziarah syair kuil tua di rimba digital: logika sudah ditaruh dalam bagasi mobil berapa tahun silam manakala sistem mendustakan keyakinan kurikulum tebal berdagang kertas-kertas regula...
Harga Plastik dan Kaleng Bekas per Kilo Seribu Rupiah
Esai, Susastra

Harga Plastik dan Kaleng Bekas per Kilo Seribu Rupiah

25 Maret 2022 Sajak sisa-sisa, apa saja kita lontarkan bila tak butuh: ayun, apkir, buang, balang, baling, banting, bangbung, campakan, goncang, hambus, hembalang, hempaskan, humban, kebas, keluarkan, lepaskan, lempar, pelung, tolak, tampik, kata-kata, teks jadi makian… Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Pemungut sisa-sisa di tepi sungai DI LORONG seberang masih samar mengalun: malam indah malam kudus. Sirene, voorrijder berkeliling. Orang-orang bersalaman, tali-tali dipasang, regulasi sirene panjang. Nyakuisme bangun – secangkir air – basuh wajah, bilas gelas sendok garpu wajan loyang piring nampan, teks, edit. Dine-in dine-out seporsi nambah diskusi. Saya bertanya pada Nani, dari Aluh, pengumpul plastik dan kaleng bekas di bantaran Jeneberang: Ha...
Nyongkolan
Budaya

Nyongkolan

24 Maret 2022 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis GENDANG beleq dan rebana ditabuh, pemetik gitar wajanya serius, rombongan berlalu di jalan kampung sekitarnya sawah. Orkes mengantar pengantin dalam ‘Nyongkolan’ itu lewat, lalu sepi, menghilang di kejauhan. Nyongkolan ritual yang dipraksiskan suku Sasak yang mendiami pulau Lombok. Arak-arakan dimulai dari rumah mempelai lelaki menuju rumah mempelai perempuan. Yang ikut nyongkolan adalah kerabat dari kedua mempelai dan wajibkan mengenakan pakaian adat. “Nyongkolan berasal dari kata songkol yang berarti mendorong dari belakang atau mengiring. Prosesi adat ini biasanya dilaksanakan setelah akad nikah. Waktu nyongkolan biasanya berdasarkan kesepakatan antar kedua keluarga mempelai.” Orang-orang Sasak menggunakan ba...
Sains
Esai, Opini

Sains

23 Maret 2022 Dalam suatu masa ketakutan, teror kengerian perang. Pada situasi ini muncul semacam harapan hadirnya kekuatan gaib baru yang dapat melawan kuasa-kuasa mematikan modern, yaitu teknologi.  Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Parangsula Gambar: Recent news stories have rekindled the public's interest in UFOs — by: Peter Lomas SEBUAH esai berjudul ‘UFOs and Aliens Among Us’, termuat di Library of Congress, menulis begini: “Bagaimana kita mendamaikan Sagan yang skeptis dengan Sagan yang imajinatif?” Esai itu sebenarnya membahas mengenai fenomena kepercayaan orang-orang Amerika terhadap Unidentified Flying Object (UFO) yang mulai merebak tahun 1940-an hingga tahun 1950-an. Nama Carl Sagan disebut, dan sesuai kutipan di at...
Keriangan di Falafoka
Budaya

Keriangan di Falafoka

23 Maret 2022 Oleh: Parangsula Gambar: Anak-anak Abui JOGET di atas batu, itu pendatang petualang mampir di sana, semisal saya terkagum-kagum altar, mezbah sunyi, kisah pertempuran dan dewa-dewa, Larra, Wulang, Neda, Addi, Hari, dan seterusnya masyur sejak zaman batu dan masih bersisa sampai sekarang. Laut biru, langit biru diincar dari bukit terjal, rimba elok. Di sana, di Falafoka, di Takpala. Kalung menjuntai, butir biji pisang liar dipoles lalu dirangkai. Anak-anak Abui, mereka malu-malu, walau senyum merekah begitu bertegur sapa dengan siapa saja. Siapa namamu? Hanya senyum, lalu menyebut, “Ata”. Saya pernah bicara dengan Novi, perempuan Abui. Sementara meramu ‘jagung bose’ dia di bale-bale ketika itu. Anak-anak muncul satu-satu. Ata bermain di sekitar Novi. Bertanya mezbah...