06 Februari 2023
Kode 57.
Oleh: Arman Yuli Prasetya
Penulis adalah Penulis
Tinggal di Bojonegoro
Gambar: Behind the Scenes
Genggaman tanganku terbuka
Kau berikan kabut sebelum pagi
Tetes air jatuh di keningku
Sisa hujan semalam
Ada yang tak perlu kutahu tentangmu
Hanya perkiraan cuaca yang bisa kubaca
Aku tak bisa memastikan apa yang mesti datang
Aku tak mampu menolak semua yang tak pernah masuk dalam rencana
Kegugupan di dadaku
Atas apa yang mesti dan akan terjadi
Riuh telah menunggu tujuan yang tak bisa kureka ulang
Langit membentang
Aku pejamkan mata sebelum berangkat
Aku dengar detak jantungku
Apa semua masih berjalan seperti biasa
Pagi mulai ramai
Seperti inikah hidup dimulai
Pohon cemara kurus dan tua
Tong-tong sampah penuh sisa kemarin
Juga rumput-rumput
Hijau dalam musim
Para pekerja sampai di tempatnya
Toko-toko mulai dibuka
Sekolah telah membunyikan belnya
Aku lihat seperti diriku di sana
Dan ibu berdiri di luar gerbang
Melambaikan tangan
dan berlalu
Semua lebih penuh
Sekarang
Rumah-rumah baru
Gedung-gedung tinggi
Juga jalan tol di atas persawahan
Ketika aku memutuskan memilih jalan untuk mengantarkan lebih jauh
Aku melihat pintu-pintu menunggu
Sebelum angin menggugurkan daun
Setelah aku semakin jauh
Rhein, masihkah kau ada di balik pintu itu
Menunggu yang tak pernah datang lagi untukmu
(*)