29 November 2022
Lama tak dengar termonologi ‘walun’, atau walung di wanua-wanua di Minahasa. Sama makna kedua kata itu menurut tafsir saya, kata itu berarti bekal, menu makanan yang disiapkan untuk suatu perjalanan, atau menu yang disisihkan khusus untuk persiapan makan bersama di suatu tempat…
Oleh: Daniel Kaligis
Editor: Philips Marx
BRUINEBONEN sementara dirajang, di samping itu ada dandang berisi nasi lagi dimasak. Api bara berpendar nyala. Bruinebonen dibuat sop, yaitu kacang merah dibumbui gorengan bawang merah – bawang putih, batang bawang – daun bawang, daun seledri, pala, cengkih, lada, garam. Di sini ada bambu-bambu dibariskan agak condong miring ke ganjalan dekat bara vital: ruas-ruas berisi pakis yang diramu berbagai bumbu tradisional dicampur tawa’ babi, etc. Senantiasa panas menyala dapur rakyat di wanua Malola.
Kerabat tetangga dekat membawa ‘walun’, disantap bersama di meja perjamuan. Gambar yang di sajikan dalam artikel ini dipotret 12:53PM, 27 November 2022. Di situ, orang-orang, perempuan dan laki-laki saling bersalaman. Ada ritual memuja, nyanyi dan doa. Usai bersantap, ruang perjumpaan masih ramai, mereka berbincang, menenun kangen rindu zaman lampau. (*)