Tuesday, November 19

Ujung Kisah Digdaya Umayyah


25 Januari 2024


Oleh: Dera Liar Alam


Gambar: Battle of the Zab


TERCATAT nama kota yang disebut sebagai ‘Pemberian Tuhan’, walau muasal nama itu entah dari mana — ada yang percaya terminologi itu terambil dari bahasa Persia. Baghdad didirikan di tepi barat Tigris di suatu waktu antara tahun 762 dan 767 oleh Kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin Kalifah Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur. Baghdad menggantikan Ctesiphon, ibu kota Kekaisaran Persia dan Damaskus sebagai ibu kota sebuah kekaisaran Muslim yang mencakup wilayah dari Afrika Utara hingga Persia.

Bani Abbasiyah berkuasa di Baghdad. Disebut kota itu dikelilingi tiga tembok benteng, wilayah kota terbagi jadi empat bagian sama, dengan empat jalan utama dari istana khalifah ke arah masjid agung dan terus menyebar ke seluruh Iraq.

Donald R. Hill, dalam Islamic Science and Engineering, mencatat yang mana bentuk melingkar Bagdad merupakan bukti bahwa kota tersebut mencontoh daripada kota-kota Persia seperti Firouzabad di Persia. Malah kini diketahui bahwa kedua desainer yang disewa Kalifah Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al Mansur untuk merencanakan kota tersebut adalah Nowbakht, mantan Zoroastrian Persia, dan Mashallah, seorang bekas Yahudi dari Khorasan, Iran. Upper Zab – Irak, 25 Januari 750, Bani Abbasiyah berontak terhadap Dinasti Umayyah – perang meletus di tepi sungai yang disebut The Great Zab itu merontokkan digdaya Dinasti Umayyah. (*)