Wednesday, November 20

Tag: Tafsir

Ikang Putih dan Mutih
Budaya, Foto Pilihan

Ikang Putih dan Mutih

24 Februari 2024 Oleh: Dera Liar Alam ENGRAULIDAË - sajian di meja ini disebut Ani dan Anita sebagai maero, atau mairo. Pupular - dikenal - teri di Tanah Melayu. Di dapur wanua kami menyebutnya nike atau ikang putih. O iya, di sini ada sambal tumis, tempe, tahu, cah kacang panjang, malalugis atau ikan layang yang siap digoreng, bumbu, dll. Mengonsumsi teri atau ‘ikang putih’ itu tradisi tua. Membaca literatur, saya menemukan terminologi ‘garum’. Tercatat, garum adalah hasil fermentasi dari sisa potongan ikan atau hasil laut lainnya yang direndam dalam air garam dan didiamkan selama beberapa waktu. Hasilnya adalah saus ikan dengan aroma yang kuat.Garum berawal dari budaya Yunani yang kemudian digemari pula di Roma dan Bizantium. Di daerah pesisir, saya perhatikan, ada saat di mana...
Negeri Kerasukan Regulasi Instan
Opini, Politik

Negeri Kerasukan Regulasi Instan

27 Januari 2024 Bukan mie instan dimasak tak lama siap disantap, atau sup, atau susu campur gula seduh air panas lalu sebentar dapat diminum, dinikmati. Seruput kopi instan isu masyarakat instan dan sistem yang gahar dengan kebijakan membijaki soal-soal kuasa menguntungkan diri sendiri dan golongan tertentu saja, ini jadi soal bila tak diinterupsi oleh kita semua orang Indonesia… Oleh: Sutan Siagian Penulis tinggal di Jakarta Editor: Dera Liar Alam TERTARIK melihat orang yang setuju UUD 1945 diubah karena ingin Jokowi tiga periode. Alasannya karena Jokowi bagus. OK, saya setuju Jokowi memang bagus. Saya memilih dia dari semenjak dia mencalonkan diri untuk jadi gubernur di DKI Jakarta dan berikutnya dua kali ‘nyapres’. Tapi kita usul ubah UUD 1945 karena presidennya bagus, la...
Mabuk Derita Palsu
Esai, Foto Pilihan, Internasional

Mabuk Derita Palsu

20 November 2023 Oleh: Dera Liar Alam POJOK kedai kopi modern – sejenis, dua berkawan lewati pintu kaca dan berhadapan tukang dagang, memesan minuman. Tersaji di wadah plastik wadah kertas di kiri rak – kemudian suara memanggil, nama dieja, “atas nama Fely.” Di ruang sama, saya sementara membaca daftar boikot massal. Di kanan pintu masuk, lelaki muda duduk memainkan piano. Dengung penggalan sajak bermain dalam benak dan irama yang selalu saya lupa, seperti ini: Some people want it all But I don't want nothing at all If it ain't you, baby If I ain't got you, baby Some people want diamond rings Some just want everything But everything means nothing If I ain't got you, yeah Ngulang dari awal: Some people live for the fortune Some people live just for the fame Some people live for ...
<strong>Phainomenon Teks dan Tutur</strong>
Esai

Phainomenon Teks dan Tutur

10 Februari 2023 Membaca teks di Jurnal yang membahas phainomenon, disebut seperti ini: “Phainomenon is an international peer-reviewed journal specialized in phenomenology. It was founded in 2000, and published since then with the support of the Centre of Philosophy of the University of Lisbon. Phainomenon seeks to contribute to the development of the phenomenological studies worldwide, stimulating original work in all fields of phenomenological research, as well crossing links with other philosophical traditions and scientific research.” Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Sajian di meja kita. PHAINOMENON di Panambungan, 07 Februari 2022 -  21.39PM - menenggak kopi dingin mengusir dahaga. Botol, cangkir, kantong kertas, berbaris-baris seperti pengantri, tunggu menu pilihan tersaji...