Wednesday, October 29

Tag: Minahasa

Sajak bagi Wanua
Susastra

Sajak bagi Wanua

29 September 2025 Terkenang suraro, mereka yang berkelahi hingga tuntas. Lepas. Bebas. Bertahun silam, soul ayah saya ada di sekitar tanah ini, hendak menuju East Asia, Formosa: Tanah di mana saya mencatat ‘Memanah Formosa dari Siam’, di depan National Stadium, Bangkok. Sekitar 1984, obsesi ayah saya kuat untuk bersua Joop Warouw, karena menurut penuturan kawannya sesama Permesta, bung Joop masih hidup di pulau 180 kilometer dari timur China. Walau kakinya sempat tertembak, Joop ada di sana dengan kaki pincang. Entah! They said if Taiwan has it, Shihlin has it: salam kabar malam kesiangan, pujasera, arcade video, dance, hip hop, lorong berjajar etalase, bar, fashion, tontonan. Mimpi pecah, tanah pelarian zaman silam dalam sajak-sajak fisika... Nyaku koffie, menelisik dongeng beruang hi...
Persiapan Pleno K3M
Advertorial, Budaya, News

Persiapan Pleno K3M

28 September 2025 Oleh: Daniel Kaligis Editor: Dian Pratiwi, Philip Marx Editor Foto: Parangsula MAKASSAR — DCROWNSCAFÉ bersua diskusi, menyanyi, menyegarkan ingatan dari wanua dan roong – mohon dimaafkan jika ada salah pengejaan nama dalam artikel ini: M.R. Bujung, Sonny Ngala, Lusiana Mandey, Debby Pesik, Harly Weku, Metsie T. Kandou, Luana Mandey, Herlin R, Annita Rambing, Verdy Kanter, Zaldy, Elisa K, Thomson Wolayan, Yolanda Wolayan Rumagit, Sonny Dicky Tumbelaka, Fitha, Maya Kindangen, H Tumandatu, Rudy Kairupan, Chelsea Keke Raimel, Johny Walangitan, Chris Weku, Robby Salim, Cherly Salim, Nova Anthe, Hetty Lengkong, Geny, Bertin T, Martin Dien, Vivi Brouwer, etc. Baca juga: 🖇 Bangkit itu Bangun dan Berkarya Berkumpul dalam kaitan “Persiapan Rapat Panitia Pleno Anggo...
Perdjuangan Rakjat Semesta
Estorie

Perdjuangan Rakjat Semesta

02 Maret 2025 Fakta proklamasi yang dicatatkan Sumual, dkk, membantah gerakan Permesta sebagai separatis: “Demi keutuhan Republik Indonesia, serta demi keselamatan dan kesedjahteraan Rakjat Indonesia pada umumnya, dan Rakjat Daerah di Indonesia Bahagian Timur pada chususnya, maka…, dan apa yang seterusnya.” Nyaku koffië sajak, sambil baca - Operation Haik: The Eisenhower Administration and the Central Intelligent Agency in Indonesia, 1957 – 1959. Douglas Blake Kennedy, 1996. Athens: University of Georgia. Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Sukarno di Markas KRIS Sumber Foto: Wailan Endola Langkay SUKARNO berkunjung ke jazirah utara Sulawesi — berpidato kesatuan bangsa dan negara — di Manado, Tomohon, Tondano, 27 September 1957, dia disambut masyarakat dengan spanduk-spanduk menduku...
Nasib Kesenian di Panggung Palsu
Entertainment, Esai, Opini

Nasib Kesenian di Panggung Palsu

17 Februari 2025 Oleh: Eric Dajoh Penulis adalah Seniman di Tanah Minahasa RABU, 12 Februari lalu, saya menonton lakon ‘Gubernur Santa’ karya sutradara Achi Breyvi Talanggai, yang dipentaskan oleh Kelompok Seni Pelajar ‘Tyche’ SMA Negeri 1 Manado, di Aula Dinas Kebudayaan Daerah Prov. Sulawesi Utara, Jalan W.R. Supratman, Lawangirung, Manado — dahulu dikenal sebagai Gedung Pertunjukan Taman Budaya Manado, era 1980-an. Pertunjukan itu sendiri, berlangsung baik. Sekitar seratus lebih penonton hadir.  Namun yang memrihatinkan saya, penerangan gedung, mulai dari teras depan gedung, pintu masuk, hingga ke dalam gedung, sangat minim, bahkan tak ada. Petugas tiket bekerja dalam suasana temaram. Begitu juga, di dalam ruang pertunjukan, tak ada pasokan cahaya auditorium yang memadai. Suasa...
Sajak Jejak
Susastra

Sajak Jejak

12 Januari 2025 Alternative perlindungan itu adalah terus melawan. Kata, telah sekian lama dimodifikasi jadi firman, tiap kritik dianggap melawan negara. Padahal kaum, menanggung luka, menabung hutang tak pernah selesai, tak kunjung lunas… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Jejak pasar tua di Wanua KAKI tangan luka memar, badan luka memar, berdarah bernanah. Begitu, manakala pesta dihentikan. Namun pesta tidak pernah berujung: terus bersambung Menyabung sabung Tikai dirancang sistem, lalu ditaruh di titik-titik Wanua. Pesta, jalan-jalan ditutup. Negara berdiri jauh, melindungi diri dengan ayat-ayat dari gurun. Anak-anak berkelahi adalah ladang di mana aparat boleh memanjangkan tangan-tangan suap, penangkapan berbayar, supaya penonton tau bahwa mereka bertugas dengan tambahan-tamb...
Sajak Disparità
Susastra

Sajak Disparità

11 Januari 2025 Mahkamah Konstitusi gagal realisasikan balancing of rights terhadap kompleksitas delik reputasi. Rakyat sibuk membangun reputasi identitas-identitas tersandera dogma. Wanua, digambar pada peta-peta perkara untuk penghisapan tiada henti… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Berdagang buah di Pasar Extreme WANUA mengekalkan kenang. Tidak! Lupa lebih kejam dari pembangunan dan janji-janji khayal gratis untuk ternak yang saban musim disuguhi bantuan langsung agar tetap tersihir dogma aristokrat, bangsawan busuk. Kaum — hafal keping puzzle tercerai persepsi. Dikira tuntas, hidup komunal diributi identitas-identitas tak pernah seragam, diversità — disuguaglianza, dissomiglianza, divergenza, differenza, differenziazione, discordanza, disparità, varietà, contrasto, distanza...
Sajak Pengumaan
Susastra, Travel

Sajak Pengumaan

04 Januari 2025 Datang di sana laksana mengulang perjalanan silam – Awal Januari 2022, manakala menelusur tanah Minahasa, bersua unsur-unsur jamak dibincang. Di sisi utara telaga tua penuh eceng gondok, kami membahas ‘mahwetik’. Kata itu dieja juga sebagai ma’ wetik, mahawetik, tenggara, atau tungkara. Mahwetik, tumbuhan penyembuh luka. Mahwetik bermakna memancar, disebut karena sifat buahnya yang ketika tua dapat meletup, memancarkan biji-biji yang menjadi benih. Anak-anak di kampung suka memanfaatkan buah yang telah meletus terbelah ruas-ruasnya lalu kuncup sebagai hiasan di kupingnya, anting-anting. Tumbuhan itu dikenal sebagai bunga pacar: Impatiens balsamina L. Datang di Pengumaan, semacam menyembuh luka, rindu yang sekian masa dipendam dalam pengembaraan… Oleh: Dera Liar Alam...
Sajak Kabut
Susastra

Sajak Kabut

26 Desember 2024 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Kabut di Wanua. KIRUNA mengenang wilayah bumi dengan malam panjang di mana Northern Lights joget di angkasa. Di Tromsø, di Svalbard, di Rovaniemi, di Lingkaran Arktik, di Siberia, di Yukon, di Barrow, di Prudhoe Bay, di Ilulissat, di Qaanaaq, di sana beku abadi. Apalah gigil di lereng Mahawu. Mabuk sejuk, mabuk kabut. Semalam berbagi cawan di celup Lokon. Kabut naik dari cela-cela ficus benjamina yang berkerabat dengan longusei. Aroma sabut kelapa dan batok dibakar ada di asap menari-nari enggan sentuh loteng dan taburan kembang api jauh di atas rimba kota. Bara, bercampur merah jinggga, kayu keras, batok dan kuang mengabu. Di Wanua, sabut kelapa itu disebut kuang, biasa dibuang saja. Padahal orang-orang memanfaatkan kuang sebagai...
Menggugat Politik Sentralitas Jakarta
Opini

Menggugat Politik Sentralitas Jakarta

28 Juni 2024 Artikel ini dipublikasikan di media social ditulis dengan judul ‘Pengetahuan Kepasifikan Minahasa: Menggugat Politik Sentralitas Jakarta’. Oleh: Tio Kaat Penulis berasal dari wanua Langowan Editor: DAX MENGAPA perdebatan dinamika politik Indonesia selalu berbasis pada Jakarta? Mekanisme politik sentralitas Jakarta adalah diskursus politik kebenaran yang menolak narasi politis di luar Jakarta. Bagi Slavoj Zizek, politik kebenaran atau political correctness adalah bentuk lain dari kekuasaan sentralitas yang bersifat totalitarianisme. Selama bertahun-tahun politik sentralitas telah menjadikan Jakarta sebagai barometer nasional. Barometer Jakarta sebagai jantung perdebatan peradaban Indonesia adalah narasi mayoritarianisme. Menurut Izak Lattu, mayoritas adalah fakta...
Kritik Marianne Katoppo terhadap penokohan Kartini
Esai, Estorie

Kritik Marianne Katoppo terhadap penokohan Kartini

21 April 2024 Marianne Katoppo, teolog feminis dan sastrawan mengkritik penokohan terhadap Kartini, seorang perempuan yang disebut pelopor emansipasi perempuan Indonesia tapi tak mampu melawan feodalisme kebangsawanan Jawa… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Daniel Kaligis Dikutip dari Kelung, 21 April 2019 MARIANNE KATOPPO, seorang perempuan, sastrawan cum teolog feminis asal Minahasa punya pandangan kritis terhadap Radeng Ajeng Kartini, perempuan Jawa yang diberi gelar sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia. “Setiap tanggal 21 April para gadis harus mengenakan pakaian daerah tradisional guna merayakan hari kelahiran Kartini. Bagaimanapun juga, semua orang tahu bahwa putri Jawa itu telah terbukti berbakti untuk membawa ‘t...