Friday, January 10

Tag: Indonesia

Kabar Burung-Burung
Budaya, Susastra

Kabar Burung-Burung

08 Agustus 2020 Sajak tahun silam untuk mereka yang Tak Ternama Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis KABAR burung-burung – bukan tentang gossip, padanan kata terjemahan popular Oei Kim Tiang, penulis cerita silat yang bermukim di Tangerang taon 1950-an. Dia memetik bahasa Sunda, ‘burung’ berarti sumir, lalu menyambung dua kata: ‘kabar’ dan ‘burung’, menjadi padanan kata bermakna buah mulut, cerita sumir, scuttlebutt, kabar angin. Kabar burung-burung bukan tentang hal itu. Ngomong-ngomong, siapa sosok Oey Kim Tiang? Dari sejumlah situs, saya beroleh informasi tentang siapa dia. Di Budaya-Tionghoa.Net menyebut yang mana ada anggapan Tiang menulis bersama Oey An Siok yang bernama samara Boe Beng Tjoe. Ditelusuri, ternyata ...
Propaganda Kabar Beracun
Guratan, Opini

Propaganda Kabar Beracun

03 Agustus 2021 Manakala aparatur pengawal hukum masih mengakrabi kejahatan, maka, kejahatan akan abadi di bumi… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Philips Marx TIBA masa mengamuflase diri, entah siapa yang dapat dipercaya, uang telah membijaki kuasa. Rakyat haus lapar, dibuntingi propanda berhari-hari, sepanjang hidupnya. Siapa yang dapat mengatur arus kabar berita yang sudah jadi derita? Tanya, lalu jawab masing-masing. Program Interpol 2014, Kaos biru kelam bertuliskan ‘Turn Back Crime’. Jaringan kepolisian sedunia ini berkampanye, ‘katanya’ bagi kesadaran umat manusia agar sama-sama melawan kejahatan terorganisir di sekeliling mereka. Di situsnya, saat itu, turnbackcrime.com, menyebut yang mana kegiatan mereka adalah memerangi barang-barang dan oba...
Posisi Tawar Sudah Dirampas
Editorial, Guratan, Opini

Posisi Tawar Sudah Dirampas

Medio 2009 Oleh: Daniel Kaligis Manakala bermimpi otonomi daerah, pemerintah daerah beroleh ‘angin segar’ jadi ‘raja-raja kecil’ di bayang sang maharaja. Demokrasi, otonomi? Mundur lagi. Ketika raja kecil terima mandat, sejarah berulang lagi: rakyat kembali terjajah. INTERUPSI bertahun silam, untuk ditinjau hari ini, terekam dan diterkam sejarah: Pemikiran akan maju, atau memilih mundur puluhan tahun, tidur ratus ribu tahun, atau menyerah sama sekali. Sekedar refleksi untuk fakta pembangunan, propaganda, dan sistem yang melingkupinya hari ini. Kabar tiba kemarin, hari ini kisahnya mendekam sebagai sejarah janji. ‘Fresh money sudah turun’. Itu statement pembangunan dalam berita yang sudah lewat: Tapi, mengapa implementasinya sepi? Bantuan dengan berbagai tajuk teramat banyak, is...
Indonesian Update: Salah Siapa?
Guratan, Opini

Indonesian Update: Salah Siapa?

17 Juli 2021 Oleh: Sulistyowati Irianto Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia Karena kita tidak memiliki tradisi dan rasa kebutuhan untuk memiliki basic research, maka tidak mudah menghadapi pandemi yang mendadak datangnya. HARI-HARI INI kita tidak hanya bisa bilang Indonesia musim kemarau atau musim hujan, tetapi juga musim kematian. Setiap orang mengalami hampir setiap hari ada kabar duka, kehilangan orang yang kita kenal, sahabat, kerabat bahkan bisa dua atau tiga kali sehari. Betapa ngeri dan was-was setiap membuka group whatsapp, surat khabar, medsos, suara sirene ambulans di depan rumah, atau toa di mesjid. Semuanya mengabarkan berita duka. Aroma kematian tercium di mana-mana. Minggu yang lalu, beberapa hari yang lalu masih bersapa seseorang,...
Rampok Cara Pandang
Esai, Opini, Susastra

Rampok Cara Pandang

2019 Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Gunung Lokon diterawang dari sekitar lereng Woloan. DI TANGAN para haus kuasa, ayat-ayat menjadi mata pedang bernyala-nyala menghunus maut: pada umat, pada pemirsa, pada penonton, pada pembaca, dan seterusnya. Apalah firman - yang dalam susastra - menjadi dua pisau sekaligus di tangan kiri dan kanan: pisau bedah analisa dan tafsir - pisau roti untuk berbagi kenikmatan, yang kedua-duanya akan sanggup memisah sumsum dan tulang, memisah fiksi dan fakta. ‘Ayat-ayat suci’ sesederhana kata para pujangga yang menyimpulkan TUHAN ada di gubuk orang miskin. ‘Ayat-ayat suci’ setara orasi Sukarno ketika meneriaki orang-orang sebangsa se-tanah-air memperjuangkan ‘tanah suci’ ini manakala Nusantara terjajah regime rampok sumb...
Sitaro Terapkan PPKM Mikro
Advertorial, News

Sitaro Terapkan PPKM Mikro

11 Juli 2021 Oleh: Jemmy Lahutung Editor: Parangsula BANGUNINDONESIA.COM — Ulu, Siau Timur | MASYARAKAT SITARO, Sulawesi Utara, diharapkan mendukung langkah kebijakan pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yakni memperketat aktivitas untuk cegah penyebaran Covid-19. Menyambut penerapan PPKM berbasis Mikro di Sitaro, dilaksanakan Apel Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Penanganan Penyebaran Covid19 di Terminal Ulu Siau, Sabtu, 10 Juli 2021. Gelar pasukan dipimpin Wakil Bupati Sitaro, John Palandung. Hadir dalan apel tersebut di antaranya Kapolres Sitaro, Wakapolres Sitaro, Perwira Penghubung, kepala-kepala OPD, Camat se-wilayah Siau, Komandan POSAL, Kapolsek Siau Barat, Kapolsek Siau Timur, Danramil 1301-02 Siau, dan unsur terkait lainnya. Amanat Bupati S...
Pemilihan Umum a la Republik Wanua
Budaya, Opini

Pemilihan Umum a la Republik Wanua

Medio, April 2019 Oleh: Daniel Kaligis PILIH UKUNG di Wanua, orang-orang berbaris di belakang para kandidat. Barisan mana paling panjang, maka otomatis kandidat tersebut jadi Ukung, Pemimpin Wanua, Kepala Kampung. Ini riwayat tua Makatana yang tak ada dalam prasasti, dan jadi hikayat manakala Minahasa berindonesia hari ini. Jika demokrasi adalah tujuan bersama, mengapa kita tidak mengevaluasinya? Jangan-jangan negeri kita ini sementara mengidap paradox democracy yang membikin begitu banyak kegilaan baru. Tajuk lama kurang evaluasi, kita selalu memilih pemimpin, lalu rakyat terpecah karena konflik. Wajah politik Indonesia, dari pusat kuasa hingga carang-carangnya di daerah merona banyak warna. Tak kenal malu pada perpecahan anak bangsa yang terus bertikai karena berbagai sebab, sa...
Renjana Biru di Morotai
Advertorial, Susastra

Renjana Biru di Morotai

27 Juni 2021 Pers Release Disampaikan oleh: Almira Management & Binsar Hiras Publisher Omne vivum ex oceanic – sumber kehidupan berasal dari laut. Jalanidhitah sarva jivitam – laut merupakan sumber kehidupan. ITULAH pedoman hidup, Kirana Kejora, seorang Sarjana Perikanan, yang mengaku ‘tersesat’ jadi novelis. Bahkan kini menjadi seorang writerpreneur. Sudah 16 tahun ini, Kirana Kejora berkiprah melaut di samudra literasi. Kirana merasa, banyak anak bangsa NKRI yang tidak sadar sebagai bangsa bahari. Banyak anak bangsa NKRI yang masih memunggungi laut. Maka saatnya kini generasi muda melihat laut. Sebab laut adalah kehidupan, juga masa depan. Banyak generasi muda yang masih tidak peduli lingkungan, apalagi mencintai laut. Sebagai Pegiat Literasi yang beberapa novelnya telah...
Bila Bersua Kenangan
Guratan, Susastra

Bila Bersua Kenangan

18 Juni 2021 Oleh: Linda Christanty Penulis adalah Penulis dan Sastrawan Hutan-hutan yang hilang tidak mungkin kembali seperti sediakala. Percobaan-percobaan senjata kimia turut memperparah keadaan bumi. Gempa, tsunami, ledakan gunung berapi, ataupun tumbukan meteor turut menyumbang kerusakan fisik, tetapi kerusakan-kerusakan terbesar disebabkan manusia. TIAP kali melihat langit, saya membayangkan betapa banyak misteri yang meliputi bumi dan luar angkasa kita. Alam semesta yang berisi galaksi-galaksi, planet-planet, bintang-bintang, materi-materi dan energi-energi itu, terus meluas, bukan menyempit atau menyusut. Energi misterius yang disebut “energi gelap” membantu proses perluasan alam semesta. Dengan demikian, batas adalah mustahil. Tanpa batas atau tak berhingga adalah gamb...
Belajar dari Cara Mendirikan Trowulan
Budaya, Travel

Belajar dari Cara Mendirikan Trowulan

Medio 2009 Oleh: Dera Liar Alam Diramu dari berbagai sumber Tahun 2009, situs Trowulan telah didaftarkan pemerintah Indonesia sebagai Warisan Dunia UNESCO TROWULAN, yang lain mungkin lupa, atau kita sama sekali belum mengenalnya. Padahal, di zaman Raden Wijaya, raja Majapahit pertama yang bergelar Kertarajasa Jayawardana, nama Trowulan begitu sering disebut bahkan sampai sekarang pun turunan Majapahit masih ada yang mengetahui dan menyimpan kenangan Trowulan. Mari berkelana ke sana... Mojoagung adalah daerah di sekitar hutan Bubat, lokasi ini beberapa waktu kemudian terkenal karena peristiwa putri Galuh Pakuan dari Pasundan datang melamar Brawijaya, iring-iringan pengantin dari Pasundan ini dihadang Gadjah Mada. Anak-anak bermain di lokasi itu, bertahun-tahun generasi tumbuh dan ...