Monday, November 25

Tag: Indonesia

Sketsa Hari Ini
Susastra

Sketsa Hari Ini

30 Oktober 2022 Oleh: Altje Wantania Penulis adalah pelukis penyair Tinggal di Tondano, Minahasa JANGAN tanya: ini cerita tentang apa dan tentang siapa karena ini bisa saja cerita tentang kita Hari ini aku minta pada tuhan agar dipinjamkannya padaku warna-warni pelanginya agar sapuan kuasku tak cuma hitam-putih tapi dia membisu Maka, gadis muda itupun lahir dalam warna kelabu udara yang bertuba matahari yang muram di atas langit negeriku menambah gelap sapuan kuasku Beribu janji masih menjadi sebatas janji yang memang untuk diingkari dan sumpah masih tetap menjadi sampah yang selalu mengundang serapah Cerita ini memang tak berawal karena memang cuma omong kosong belaka juga tak berujung seperti kisah drama dari Senayan dan pasti tak akan berkesudahan seperti sinetron di televis...
Gelombang Pulang
Foto Pilihan

Gelombang Pulang

30 Oktober 2022 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Gelombang Pulang, 30 Oktober 2020 SETELAH pagi berkali-kali: alir, hempas bekas, sisa, membuang, membanting, mendulang. Dan gelombang berulang, membawanya pulang...
Darah, Leluhur, dan Identitas
Budaya, Esai

Darah, Leluhur, dan Identitas

29 Oktober 2022 To, Tau, atau Tou – yang dalam terminologi Minahasa itu bermakna manusia, ternyata beragam, telah tercampur, dan semuanya asli… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Parangsula Sumber: Katanisme TAHUKAH anda warisan genetis apa yang mengalir dalam darah penyanyi asal Papua, Edo Kondologit? Menyimak hasil tes DNAnya, mungkin kita semua akan terkejut. Hasil tes DNA Edo oleh Lembaga Eijkman menemukan bahwa ada gen Taiwan pada darah yang mengalir dalam tubuhnya. Lalu bagaimana dengan Najwa Shihab? Dirinya sendiri terkejut, dan mungkin juga kita, gen Arab pada dirinya hanya 3,4 persen. Najwa Shihab memiliki 10 fragmen DNA dari 10 leluhur berbeda. DNA-nya didominasi gen South Asian dengan jumlah 48,54 persen. (selengkapnya anda ...
Langit Beracun Jingga
Budaya, Esai

Langit Beracun Jingga

23 Oktober 2022 Oleh: Dera Liar Alam DAN, dia telah membuka semua jendela: Asap menerobos ke taman, halaman sebelah dikosongkan berminggu-minggu silam oleh orang-orang berseragam pamong. Puang memanggil sopirnya, “Sule, Sule, Sule.” Sule hampiri Puang, rautnya datar menunggu perintah. Pintu mobil putih terkuak, jendela kaca diturunkan, surat-surat berhamburan diterpa badai terbang ke langit jingga… Pertapaan kita berbatas halaman tetangga yang sudah diusir. Dan, aku membuka jendela, menunggu selentingan yang hilang, gossip, desas-desus diam, suara timba merecoki sumur sudah sepi. Sule datang dari halaman lain memotong semak, menebang pohon, mengangkat sisa pagar, memindahkan loyang bekas wadah cucian, membanting loyang ke tembok. Burung-burung bubar, Sule pulang, langit jingga ...
Mengawal Sandiwara
Esai, Hukum & Kebijakan

Mengawal Sandiwara

18 Oktober 2022 Hubungan Brigadir J dan Putri Malu ada dalam struktur relasi kuasa dan cukup baik. Sebagaimana ia mematuhi perintah Pecatan Jenderal, begitu pula ia mematuhi perintah istri Pecatan Jenderal. Disuruh apa pun, harus mau… Oleh: Linda Christanty Penulis adalah sastrawan dan pegiat budaya Gambar: Kawal Sandiwara - DLA/ bangun-indonesia Teman-teman tercinta, Selamat pagi. Saya sengaja menulis kepada kalian di pagi hari tentang perkara yang membutuhkan pengawalan ketat kita dan seluruh rakyat Indonesia. PERKARA pembunuhan berencana Brigadir J mulai disidangkan di Jakarta. Para tersangka mulai melakoni sandiwara tahap berikutnya. Ketika seseorang sah ditetapkan sebagai tersangka, dalam hukum negara mana pun ia berhak berbohong sebanyak-banyaknya kepada hakim di ru...
Pembeli Beras
Budaya, Editorial

Pembeli Beras

18 Oktober 2022 Isi perut diseragamkan kampanye nasi putih, maka, alasan ‘harus beras’ tertanan dalam budaya dan pemikiran. Lapar, oh, ini sungguh kesusahan yang menjalar lebih hebat dari keterlibatan aturan-aturan menyantap cara pandang apa jenis pekerjaan… Oleh: Dera Liar Alam Editor: Parangsula SESUAP rezeki dicari, makan dialas kertas, plastik, atau dilapis polistirena – polimer dengan monomer stirena. Pokoknya kenyang, kawan sebangku semeja di warung makan tepian kuala yang bau bermacam zat di sekitar alir kanal Jongaya malah lahap menyantap nasi dan lauk. Pernah, suatu malam berdongeng dengan Ika di Jl Patimura. Dia kelas tiga sekolah dasar, berjualan tissue dan menjajah kotak sumbangan bertuliskan kampanye beras. Walau, dia jarang makan nasi. Lebih suka gorengan, “Ubi, p...
Hanya Kabut
Susastra

Hanya Kabut

16 Oktober 2022 Kode 97. Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Mendung di lereng Empung, DLA Hanya kabut Siang yang redup Mendung akan jatuh Sepanjang jalur yang pernah kita tempuh Betapa akrab kita dengan suasana pagar Maribang Aroma tanah serta wangi kembang di halaman depan Pohon waru di sudut jalan menentramkan pandangan Ketika sore datang seperti petani menyunggi jerami di belakangnya Hamparan hijau tak usai-usai Jam-jam tak juga diam Aroma diang dari rumah belakang mengikuti kita Bersama malam suara jengkerik yang bersembunyi dalam lubang pematang Ketika angin datang seperti karib yang lama raib Dingin dan menyegarkan Andai hidup dapat sesederhana yang kita kira Kau berbisik sedikit berbisik Orang-orang duduk di atas tikar p...
Orasi Basi
Budaya, Susastra

Orasi Basi

13 Oktober 2022 Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Perahu ikan sandar, pagi meninggi di tepi Marisa TANAH air milik bersama. Jadi, jangan klaim peta punya sendiri. Saya tak pernah bercita-cita jadi presiden, sebab saya hanya berbakat melatih anak-anak memegang cangkul dengan tepat, itu yang kubisa. Saya dapat belajar dengan mereka, menggigit ikan dari soma-dampar, melemparnya dalam keranjang. Wahai, laut kita penuh perahu asing mendongeng bendera ditiup badai. Berapa banyak anak-anak nelayan mampu menulis membaca rasi? Mereka yang menenteng joran hanyut di persimpangan menunggu hijau berubah merah, menyanyi alat pancing receh ibah yang ganas! Saya, menulis sajak: Tanah tergadai. Air terprivatisasi, dan daki saya nan basi. Tak mungkin berkhayal jadi legislator, sebab saya bodoh menga...
Tak Ada Bugis dalam Sureq Galigo
Esai, Sains, Susastra

Tak Ada Bugis dalam Sureq Galigo

12 Oktober 2022 Bahasa 𝑆𝑢𝑟𝑒𝑞 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑔𝑜 adalah bahasa Luwu’ kuno dan 𝑆𝑢𝑟𝑒𝑞 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑔𝑜 adalah sastra lisan yang diciptakan bangsa Luwu’ di Sulawesi Selatan... Oleh: Linda Christanty Penulis adalah sastrawan dan pegiat budaya Gambar: Manuskrip Sureq Galigo abad kesembilan-belas Sumber foto: wikipedia.org SEBAGIAN orang menganggap 𝑆𝑢𝑟𝑒𝑞 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑔𝑜 atau 𝐼 𝐿𝑎 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑔𝑜 atau 𝐿𝑎 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑔𝑜 adalah sastra Bugis, meskipun epos tersebut faktanya adalah sastra lisan Luwu’. Saudari Nurhayati Rahman, filolog dan guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Hasanuddin di Sulawesi Selatan, turut mengklaim 𝑆𝑢𝑟𝑒𝑞 𝐺𝑎𝑙𝑖𝑔𝑜 sebagai sastra Bugis dalam esainya, “Epos La Galigo: Huruf, Bahasa, dan Karya Sastra”, yang dimuat 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑎𝑠, sebuah koran di Jakarta, pada 30 September 2022. Esainya itu mempermasalahk...
Kesepian, Kisah Teman dan Diri Kita Sendiri
Esai

Kesepian, Kisah Teman dan Diri Kita Sendiri

10 Oktober 2022 …Maka kesepian yang warnanya buram itu pun merayakan kemenangannya dengan gelak tawa yang sunyi… Oleh: Dini Usman Penulis adalah pelukis dan penulis Gambar: Pemotret mencari sudut – Foto Dera Liar Alam KESEPIAN ini adalah warna bayangan dari cermin diri yang kelabu. Ibarat pisau ia berkarat dan tumpul. Bagaimana menghadapi perjalanan hidup yang tiap detik, menit, hari, minggu dan bulan hingga tahun berganti dengan perasaan yang terasa begitu sepi? Sebab ia karatan dan tumpul, pisau itu mesti diasah dengan perjumpaan pada siapa saja, pada entah apa saja. Barangkali di sana atau di sini, ada ruang kemungkinan akan terjadi. Kusamnya perasaan itu perlahan memudar. Begitulah harapan ini mesti disemai, jika tidak kesepian akan membunuhmu. Sebab hidup adalah piliha...