25 Maret 2022
Sajak sisa-sisa, apa saja kita lontarkan bila tak butuh: ayun, apkir, buang, balang, baling, banting, bangbung, campakan, goncang, hambus, hembalang, hempaskan, humban, kebas, keluarkan, lepaskan, lempar, pelung, tolak, tampik, kata-kata, teks jadi makian…
Oleh: Dera Liar Alam
Penulis adalah jurnalis penulis
Gambar: Pemungut sisa-sisa di tepi sungai
DI LORONG seberang masih samar mengalun: malam indah malam kudus. Sirene, voorrijder berkeliling. Orang-orang bersalaman, tali-tali dipasang, regulasi sirene panjang.
Nyakuisme bangun – secangkir air – basuh wajah, bilas gelas sendok garpu wajan loyang piring nampan, teks, edit. Dine-in dine-out seporsi nambah diskusi.
Saya bertanya pada Nani, dari Aluh, pengumpul plastik dan kaleng bekas di bantaran Jeneberang: Harga plastik dan kaleng bekas per kilo seribu rupiah.
Kawan dari seberang berkisah khotbah panjang lebar membujuk sumbangan. “Ketika butuh ticket pulang, gw disuruh juga doa panjang lebar.” Gitu.
Pembangunanisme. Asap. (*)
Tanah leluhur, 02 Januari 2022