11 Desember 2023
Oleh: Dera Liar Alam
BEREMPAT kami: dia, kamu, senja, dan laut. Kemudian gulita tiba ditaburi rona, anak-anak malam memesan cairan di cup plastik dan kertas untuk difoto sebagai pajangan di statusnya, kami juga melakukan hal sama. Pertengahan tahun silam saya menulis sepotong ‘lead’, begini: “Orang-orang datangi suatu tempat, melihat tempat itu baik bagi mereka melangsungkan hidup, lalu mereka menetap di sana.”
Vodka tersisa, kira-kira dua tiga cangkir. Campur koffie enak kayaknya, sambil nulis sajak dan resume.
Tadi, manakala susuri tepi S.Q., dengar deru gelombang menghantam bebatu, kami obrolin destinasi: Bali, Apparalang, Daulu Mt, Bonerate, Banda Neira, Waingapu, Raja Ampat, Pattaya, Tuur Maasering, Batam, Singapore.
Kami bergeser dari satu kafe ke kafe lainnya, cari menu di buku suci yang entah, nama-nama mentereng pencakar langit, rasanya biasa saja: sama dengan iklan dan kampanye, bertahun-tahun dipoles, isi dan praksisnya lebih-kurang sama saja.
O, iya. Vodka dan koffie itu lebih nikmat dari dogma, tamang. Bila tidak biasa, tak perlu dicoba. Gitu deh. (*)