01 Oktober 2023
Oleh: Dera Liar Alam
AIR pasang telah menampar berkali-kali, lalu suara gugat dibekuk penjara bulan biru menghisap dari lekuk Latimojong: Terlalu pagi untuk tidur dalam genangan rindu, buku-buku, nota, kertas-kertas, dokumen dan meja biro telah hancur. Asap, kabut putih ada di Bulu Rante Mario.
Pengungsi berdiri di ujung-ujung lorong menunggu angkutan. Padam listrik sudah, perempuan tua berteriak memanggil anak-anak main bola. “Pindah,” ujar dia keras. Hari remang-remang, perempuan tua memindah lukisan, menendang meja biro hancur ke arus banjir, matanya mengintintai siapa yang perhatikan lakunya. Air coklat menghitam bercampur limbah jadi surga anak-anak bermain bola, gerak mereka lincah walau air setinggi perut. Tanah seberang mengunggah video perempuan mudah berseru air sudah di susunya.
Matahari menyingsing di sini kuning emas bersemu jingga tua, di ujung Latimojong terhalang gedung-gedung dan kabel-kabel. Kami merindu sungai dan teluk, jauh di sana di tanah rantau. (*)