Saturday, December 27

Susastra

Telah Sampai pada Pagi
Budaya, Susastra

Telah Sampai pada Pagi

03 April 2022 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro AKU hirup malammu yang gelap hanya berhasta dari keremangan cahayamu. Di jari-jariku yang kecil tak ada air yang mengalir, sungguh serupa angin kau sibakkan wajahku. Kau ayunkan waktu, aku terlontar dalam sepi, di hening ini aku jumpai satu persatu keterasinganku. Begitu lumurnya diriku. Hanya bayang, tak lagi bayangan dalam hujan. Aku terpekur dalam ukuranmu. Aku meraba-raba dalam jengkal yang tak lagi aku temui. Hanya jarak yang semakin asing, semakin nyaring. Bila nanti, di suatu pagi yang tak bisa kukenali, kau dan aku hanya duduk, tertunduk. Kayu-kayu telah lapuk tak ada lagi ukuran untuk timbangan. Aku berharap bisa memandang wajahmu, hanya wajahmu. Seperti yang dikabarkan hujan pada angin,...
Decak Gelombang Bercium di Teluk Mati
Susastra

Decak Gelombang Bercium di Teluk Mati

02 April 2022 Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Penyerbu ALUN-ALUN: nyanyi Seemann, laß' das Träumen. Malam panjang depan Grote Postweg berpuluh tahun musnah, Bandung sunyi: decak gelombang, bercium di teluk mati, kita bercinta laut lepas, banteng, tsunami, hutan pesisir nan mistis. Ulang sebait: ‘Deine Heimat ist das Meer Deine Freunde sind die Sterne, Über Rio und Schanghai, Über Bali und Hawaii’. Malam pada suatu ketika: serdadu, penempur bersenapan tiba-tiba serang benteng, tanah laut ditaklukan. Bulan ditembak di atas tanjung malang, keping-keping kilaunya terserak di atas gelombang, dimangsa angin badai, dipunguti anak-anak gusar… Berenang angan tiba di sini. Surat kuasa, proposal para pujangga, petualang, topeng, plastik sisa-sisa, laut coklat k...
Kapongkolang
Budaya, Estorie, Susastra

Kapongkolang

29 Maret 2022 Tenetang tenang, tedu redup senggang gelombang, air sejernih kolam. Anak-anak mencari kerang, melempar sunyi di derap waktu, pergi, pergi, pulanglah zaman silam… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Editor: Pilips Marx Gambar: Manakala badai gelombang reda, laut surut di tepi Bara. SIAPA sangka, dari koordinat ini para penantang gelombang seberangi Flores, ditampar kabut samudera Hindia, bertualang di dermaga-dermaga asing enggan pulang. Hantu atol Cocos bersua badai Port Louis, hanyut sampan, tenggelam dayung, pecah sajak Madagascar. Kecipak tutur Cannon Rocks. Jauh berlayar. Di sana, sekelilingmu aroma Mocha tumpah trichodesmium erythraeum. Angin dogma pernah berpusar menyelinap senyap belantara dan padang, di asap commiphora, kemenyan, emas,...
Harga Plastik dan Kaleng Bekas per Kilo Seribu Rupiah
Esai, Susastra

Harga Plastik dan Kaleng Bekas per Kilo Seribu Rupiah

25 Maret 2022 Sajak sisa-sisa, apa saja kita lontarkan bila tak butuh: ayun, apkir, buang, balang, baling, banting, bangbung, campakan, goncang, hambus, hembalang, hempaskan, humban, kebas, keluarkan, lepaskan, lempar, pelung, tolak, tampik, kata-kata, teks jadi makian… Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Pemungut sisa-sisa di tepi sungai DI LORONG seberang masih samar mengalun: malam indah malam kudus. Sirene, voorrijder berkeliling. Orang-orang bersalaman, tali-tali dipasang, regulasi sirene panjang. Nyakuisme bangun – secangkir air – basuh wajah, bilas gelas sendok garpu wajan loyang piring nampan, teks, edit. Dine-in dine-out seporsi nambah diskusi. Saya bertanya pada Nani, dari Aluh, pengumpul plastik dan kaleng bekas di bantaran Jeneberang: Ha...
Negeri Beribu Ngeri
Susastra

Negeri Beribu Ngeri

18 Maret 2022 Oleh: Onald Anold Penulis adalah penyair tinggal di Jakarta Gambar: Selasatu sudut Senayan, 2018 Kini sang biru menunduk memelas iba Dalam seringai serigala berwahana ini dan itu Dan merah yang memerahkan nadi Tamburkan genderang bertunjuk ini dan itu Hingga kuning yang bemanis manja Sisakan cerita tentang dosa ini dan itu Lalu di mana sisanya, Sorban-sorban berteriak lantang dengan parang Pendeta dan pandita yang repot bereskan bangku-bangku jemaat Serta para pelawak kata bergelimang harta, Menertawai sesi lapar rakyat Dan para pemuja makna bermuram cinta Tunggui karang yang berselingkuh dengan senja Lalu pelita meredup kehabisan minyak Gelap menggurita anak anak negeri Beribu ngeri, Berayah serapah lapar Inilah pesona ibu pertiwi, ketika pelangi makna satukan...
Perahu Nusa Berulang-ulang
Esai, Susastra

Perahu Nusa Berulang-ulang

14 Maret 2022 Di Baranusa menelisik cerita bara perang sekian lama mengorganisir pembunuh, sub-machine gun, assault rifle, rocket launcher, rimba merah S.O.B. Our local resources, cerita ditimbun sosialisasi bingung. Tanah dan air, pengulangan menyala di titik-titik api pergulatan rakyat. Nusa, Baranusa, Nusantara, sumberdaya diincar mata dan mata-mata… Oleh: Dera Liar AlamPenulis adalah jurnalis penulisEditor: Parangsula JAGAT kabar bikin debar, sudah biasa. Solar langka, minyak goreng sudah duluan menghilang. Isu, perang dan erang digoreng media. Kemarin dan kemarin-kemarin yang silam, cerita berita ramai kota-kota, bilik kamar privasi orang-orang diulang-ulang umbar layar datar, dianggap berita. Tualang adalah diskusi, sebab cerita tak pernah henti. Suatu pagi dari Munaseli menungg...
Senja Purnama Retak
Susastra

Senja Purnama Retak

08 Maret 2022 Oleh: Dera Liar AlamPenulis adalah jurnalis penulis Gambar: Interference – negeri dengan garis pantai kedua terpanjang di dunia, hingga hari ini masih mengimpor garam. Kudengar derap,Kaki berlari menuju lautTinggalkan sunyi di rahim karangPasang belum tiba. Sana,Di teluk…Rimba tiada lagiTinggallah luka bencana. Badai, bisik Andromeda kepada kelam langit: kematianSenja tadi, ia dikebumikan bersama purnama retak. Jakarta, 2011 PENGEMBARA di muara tiga belas sungai membela metropolitan. Mata jalang peristiwa, Medusa, Gorgon? Bukan. Tapi, mereka bertiga tetap penjaga, pelayaran sekian zaman yang singgahi teluk. Air asin bening, ular laut bercengkrama cahaya, tembus hingga dasar lumpur, pasir, batu. Nama pengingat, tiga bersaudara – tiga keyakinan dalam ribu tafsir. Statist...
Leluhur Asia Turun di Kimuwu
Guratan, Susastra

Leluhur Asia Turun di Kimuwu

09 Januari 2022 Menunggang modernitas, perempuan sintal memutar arah. Di paha kanannya ular hijau-tua menghadap bagian dalam badan. Di punggungnya, ia memikul tattoo, mantera mistis… Kami bertiga, Josua, Rikson, dan saya, berpapasan perempuan itu, susuri lekuk lereng Lokon, Tatawiran, Empung, tuju Kimuwu… Oleh: Daniel Kaligis Editor: Denni Pinontoan KIMUWU itu di Asia, di tanah Minahasa – jazirah utara Sulawesi, Indonesia. Di sana, leluasa memandang alam sekitar, pepohon, pemukiman, awan-awan, kabut, ufuk di mana siklus matahari meninggi, lalu surut di barat, berulang, berganti tanpa henti. Cerita turun-temurun memercaya leluhur mereka turun dari langit. Tempat itu punya makna ‘muka bumi menonjol’. Narasi tutur dibahasakan Tonaas Rinto Taroreh, dicatatkan Dr. Denni Pinontoan, m...
Anak-Anak Menggambar Invasi
Internasional, Susastra

Anak-Anak Menggambar Invasi

27 Februari 2022 Rantai brutal menyeruduk bumi, melempar mesiu, meletuskan haus lapar kolektif nostalgia ladang pertikaian. Di sana, putih asap mengental kelabu di biru jagat merona darah: gerimis peluru mengiris menumbuk, kabut dalam jiwa kalut. Aras tanah, sejarah sumberdaya, rontah politis singgasana nan ranum gairahnya. Anggur murka sumberdaya, doa Yabes dipanjangkan: Kiranya engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tanganmu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku, dan seterusnya… Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis DAN ANAK-ANAK terus menggambar tabiat terkini. Musim perang sederas badai musim penghujan, untuk cita-cita masa depannya yang senantiasa mencontek perilaku pa...
Medan Laga
Susastra

Medan Laga

20 Februari 2022 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro SATU IA BERANGKAT, didengarnya hembus angin, suara-suara yang datang padanya. Sepasang mata menatap dirinya. Perintah yang harus ditunaikan, pada hujan yang jatuh, ia akan menyimpan, bila kelak ia sampai pada suatu tempat, di mana gelap dan gelap menjadi batas pandangannya, serta cahaya yang tak pernah bisa ia lihat wujudnya, ia akan bercerita, pada medan laga ia berhenti dan memulainya. DUA RIMBUN belantara yang tak pernah di kenalnya, lembut kabut luruh, malam yang pekat, ia tajamkan pandangan, menampik dingin yang menggigilkan tubuhnya, berharap bila hujan berhenti, mengantarkannya pada pagi, kembali pada waktu, kasihku aku telah jauh padamu, pagi menunggu, rumah yang terbuka, serta pagar bun...