Saturday, September 21

Blog

Doa Malam Memeluk
Susastra

Doa Malam Memeluk

21 Mei 2022 Walau telapak meminta, dan aku tak pantas mendapat apa-apa: “Telapak tangan menengadah, kutujukan pada seorang bocah nan suci dan dalam dekapku. Kini bibir bertemu bibir, doa itu hadir di setiap pelukkan dalam malam,” tutur Delima, kawan ceritaku di negeri seberang... Oleh: Daniel Kaligis KABUT bila air mata merenung Sisa senja bergelimang tangis Anak manusia menadahkan telapak Di trotoar empat lima Kapan kembali malam memeluk mimpimu Menghirup pekat asap knalpot Atau sisa-sisa yang mereka beri Supaya kenyang kau kenang dalam lapar Cukup makna derap jalan kereta Roda yang mendetak-detak lubang jalanan Saat kau pungguti seketul harap Yang ditendang keluar saku Tangismu kering dikira amsal Kau tuliskan dengan mata hati terima kasih Yang tak pernah kau pelajari dal...
Kete Kesu
Budaya

Kete Kesu

20 Mei 2022 Buntu Burake, hutan mistis, patung belum ada di sana menakala datang suatu senja, kenang diam nan sunyi lorong-lorong rimba, dinding batu, kubur ratusan tahun lampau, dan alam elok... Oleh: Parangsula Foto: daxzart HUTAN, gunung, tebing, jurang, datang di situ seakan menjejak ritual silam yang eksis sampai sekarang, kubur kuno berbentuk sampan di tebing berlubang, ada di sana, di Kete Kesu. Pada situs Luwuraya disebut bahwa di sana ada peninggalan purbakala, manusia purba, ‘oky kete kesu’ yang berasal dari salodong dan mempunyai adik kembar ‘nunang tongkonan’. Di jalan masuk Kete Kesu, sawah hijau kuning sepanjang musim menyambut pengunjung yang datang di desa adat yang berada empat kilometer tenggara Rantepao, ibu kota Toraja Utara. Tongkonan, yakni bangunan rumah ...
Tumpak Sewu
Foto Pilihan, Travel

Tumpak Sewu

20 Mei 2022 Oleh: Parangsula Foto: Ferdinand David - Pronojiwo, 06 Mei 2019 SUNGAI Glidih berhulu di Gunung Semeru, alirnya meliuk-liuk lalu tumpah, itulah air terjun Tumpak Sewu. Orang menyebut Tumpak Sewu juga sebagai Coban Sewu, menderas dari tebing berketinggian sekitar seratus dua puluh meter. Tumpahan Tumpak Sewu membentuk semacam tirai. Lokasinya berada di batas Lumajang dan Malang, di Jawa Timur. (*)
Bangkit itu Bangun dan Berkarya
Advertorial

Bangkit itu Bangun dan Berkarya

16 Mei 2022 Oleh: DAX Gambar:  Family Gathering K3M, Minggu, 15 Mei 2022. RUANG penuh pengunjung dan ramai: nyanyi, ujaran, bertemu bersalam-salaman. Minggu, 15 Mei 2022, teturunan Kawanua di Makassar bersua dalam ‘Family Gathering’ di Gedung Serba Guna (GSB) GPIB Immanuel Makassar. Acara ini dirangkaikan dengan Paskah umat Kristen 2022. Tomy Karundeng dari podium memandu acara. Tembang dilantunkan. Pdt Doni Ngala, selalu Penasihat dan Pengurus K3M, mengulang semangat kebangkitan itu, “Falsafah kita ‘Si Tou Timou Tumou Tou’, saling menghidupkan, membangkitkan semangat sesama perantau. Jangan saling ‘tumongko’. Apa itu tumongko? Torang so tau samua itu depe arti,” urai Ngala seraya menerangkan supaya umat tidak saling memotong, saling sikut, dan supaya kita semua bangkit menja...
Balada Kelamin-Kelamin
Estorie, Susastra

Balada Kelamin-Kelamin

13 Mei 2022 Oleh: Emmy Sahertian Penulis berkegiatan di Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika Gambar: Seni instalasi karya Elina Simbolon memperingati 20 tahun peristiwa Mei 1998. Sumber: theconversation.com HARI ITU tanggal satu bulan satu tahun satu, ada ritual ilahi Tuhan menenun kelamin-kelamin Untuk mengalir cairan hidup…, merah… …putih… Dan dari liang yang lentur itu keluarlah kepalamu, …kepalaku… Berisi semua: Huruf –huruf Angka-angka Garis-garis Noktah-noktah Warna-warna, dan mimpi-mimpi Tiap hari melekat dekat merekat Nikmat dalam cinta Berjuta bahkan triliunan tahun kemudian Hari ini tanggal 13 Mei tahun 1998 Ada ritual birahi Kelamin-kelamin berseliweran tanpa arah Liar… Menusuk… Merobek… Mengumpat… Dan liang-liang memerah  itu  meradang… Luka dalam dendam. Belin...
Sejarah Bisu
Susastra

Sejarah Bisu

11 Mei 2022 Oleh: Oppy FritSia Moningka Penulis tinggal di Jakarta Kota menua... Terbatuk-batuk dalam nafas polusinya... Paru-paru menghitam diselimut dendam Kelamnya malam di tanah penggusuran Tembok-tembok kelabu... Adalah sejarah yang telah bisu Berkerut-kerut dilumuti kencing gelandangan Sementara di kursi Kutu busuk sibuk berpoligami Kota makin renta dijemput senja Kita di mana (*) 23 Desember 2009
Berdamai di Frankfurt
Estorie

Berdamai di Frankfurt

10 Mei 2022 Damai dibayar mahal, namun, perang mendaur perang — proyek pertempuran akan jauh lebih fatal dan mengancam, siapapun boleh saja dimangsa maut, musnah. Kertas perjanjian sudah tercabik-cabik jadi abu pertikaian di bumi sebab perselisihan ternyata lebih gampang dinyalakan… Oleh: Dera Liar Alam Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Lukisan Hermann Junker - Frankfurt Peace Negotiation, 10/5/1871. DEUTSCH-FRANZÖSISCHER KRIEG, begitu orang Jerman menyebut ‘Perang Jerman-Prancis’ itu. Orang prancis menyebutnya ‘La Guerre franco-allemande’. Hegemoni politik ideologis kekuasaan serta ambisi telah memungkinkan perang itu berkobar. Para konservatif selalu hadir di panggung politik negara, dan merekalah yang mengasah dan menajamkan senjata-senjata pemunah kehidupan. Wilhel...
Teringat ceritamu, saat kau pulang tahun lalu
Susastra

Teringat ceritamu, saat kau pulang tahun lalu

08 Mei 2022 Oleh: Arman Yuli Prasetya Penulis adalah Penulis Tinggal di Bojonegoro Gambar: Sudut Jakarta suatu ketika Satu Kau bawa Jakarta dalam empat sudut di punggungmu. Dua Sudut kiri atas kau pernah melihatnya, gedung-gedung tinggi, tidak ada majelis di sini, majelis hanya terhubung oleh kepentingan, malam dan sinar bulan memantul pada kaca, malam dan rapat, tender dan proyek. Fee bukan rahasia lagi. Tak ada lagi hikayat di sini, hanya mesin faksimile serta tumpukan thermal paper yang semakin sepi. Lima tahun waktu yang sangat lama untuk berbisnis lagi. Tiga Sudut kanan atas, teringat Miriam Budiardjo, saat di bangku sekolah menengah atas. Ada tiga sifat yang tercatat pada buku tulis tata negara milikmu. Lima tahun sekali akan berbondong-bondong lagi. Kau tak...
Bangsa yang Diami Alor
Budaya

Bangsa yang Diami Alor

05 Mei 2022 Hutan dijaga, Addi – sang dewa, mengawal perjalanan panjang teturunan di sana. Pernah mampir Takpala, ngopi dan makan jagung bose. Hawa sejuk segar menebar dari belantara adalah kenikmatan tiada tara… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Penjual kerainan di Takpala Tribe, Takpala Village. MEMBACA Ethnologue: Languages of the World, Barbara F. Grimes – Dallas, Texas: SIL International: bangsa yang mendiami Alor disebut Abui, Barawahing, Barue, atau Namatalaki. Baca juga: Perempuan Abui Orang-orang di sana punya tutur dan kisahnya sendiri atas tanah dan sumberdaya yang mereka punyai, dan pernah diklaim terjajah oleh bangsa Eropa di masa silam. Nusa dan babadnya senantiasa berulang, kami seperti menghela pangium edule, dan mabuk kepayang dengar berita cerita. Pemban...
Laut Tiada Judul
Esai, Guratan

Laut Tiada Judul

05 Mei 2022 Kampanye seperti gelombang, berulang-ulang. Gunung, hutan, kebun, sawah, sungai, danau, lautan, katanya milik sang pencipta, dan milik semua orang. Suara-suara milik yang berkuasa membelinya, hak-hak tidur nyanyak sebab alun arus pembangunan – pada tataran implementasi – adalah madat, siap dihisap. Lalu judul jadul hilang, tenggelam oleh waktu dan ruang… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis Gambar: Nelayan di sekitar Alila mengulang cerita silam tentang leluhur mereka datang dari negeri seberang. HEI, ‘wisa wanua-nu’, tanya santai sambil senyum nan biasa di kampung bila bertemu seseorang. Di negeri seberang pertanyaan yang sama dilantunkan kenalan baru, “Dari mana? Namamu siapa? Salam hormat mereka dengan raut berseri.” Mempertegas identitas, posis...