Thursday, November 21

Padi di Oesao


15 Maret 2024


Oleh: Dera Liar Alam


OESAO mengingat perjalanan panjang seharian, lalu jiwa disegarkan pemandangan elok, pematang nan sunyi, tangan perempuan-perempuan terampil menanam padi di petak sawah. Sore di Oesao, Kupang Timur. Membayangkan proses padi ditanam dan tumbuh di musimnya, saya mengutip artikel Arman Yuli Prasetya, kawan yang bermukim di Bojonegoro bersajak ‘Setelah Panen’: “Tumpukan jerami kau bakar sore ini, menjadi asap yang hilang ditiup angin. Keringat yang jatuh dari tubuhmu telah tumbuh menjadi tumpukan padi di pematang. Ketika hari telah surup, gelap semakin jelas kau lihat pada hamparan tanah ini.”

Merekam cerita padi ditanam seumpama mengeja sejarah orang-orang yang ada di sana, pulau itu sebagaimana fakta tercatat pada bagian selatan dan tenggara Timor terletak negara Australia. Di barat laut adalah pulau Sulawesi dan pada arah barat ada pulau Sumba. Di barat-barat laut Timor ada kepulauan Flores dan Alor, dan di timur laut ada Maluku yang disebut Kepulauan Barat Daya, termasuk Wetar – merupakan bagian dari Wallacea – kelompok pulau Indonesia yang terpisah dari dasar Benua Asia dan Australia. Sebab telah disebut, kini diulangi – Wallacea, zona transisi antara daerah biogeografis Indo-Malaya Raya dan Australasia.

Oesao ada di Kupang Timur, pernah mampir di sana, dan mengenal Babau, Merdeka, Naibonat, ada juga kampung Oesao selain kelurahan Oesao yang telah duluan disebut, berikutnya Tuatuka, Manusak, Nunkurus, Oefafi, Oelatimo, Pukdale, Tanah Putih, dan Tuapukan.

Datang di Oesao hanya melintas, masih ada hutan, jalan berkelok, menara, kabel-kabel, bersua orang-orang yang senantiasa ramah menyapa. Mengenang pertempuran Portugal, Australia, Belanda, Britania Raya dan Amerika Serikat melawan Kekaisaran Jepang, juga kisah para ‘criados’. (*)