Tuesday, April 30

Tag: Korps Speciale Troepen

Staakt-Het-Vuren
Estorie, Susastra

Staakt-Het-Vuren

08 April 2024 Suatu musim nan entah di 2017 jiwa lantunkan sajak rimba ‘Sapa Suruh Teken Tentara’, dia ada di depan cermin — sungai darah senja jingga, menyala… Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Batalyon Worang HEUGENIS menajam, ketika A.E.K. membersih laras senapannya. Lewat delapan puluh lima bulan, bayang membuncah manakala Suraro membaui tanah kelahiran, Samberong, Sasapuan, Welong, Watuharan, Tatalootoken, hutan kecil berbatas kabun yang terlantar karena masyarakat sudah menyingkir. Perang saudara berkobar. Kala itu, lebih tujuh tahun silam dalam ingatannya di pagi yang beda, sandi Senopati membawa mereka menyusur Amahai, Buru island, Masohi, dengan Landing Craft Infantery tuju Ambon bersama batalyon Worang. Medio 28 September 1950 mereka mendarat di Tulehu, matahari belum t...
Nama-Nama Mangsa Perang
Estorie, Guratan, Opini

Nama-Nama Mangsa Perang

03 Maret 2019 Saban hari ada lebih dari empat ratus lima puluh anak terbunuh karena perang dan pertikaian… Oleh: Daniel Kaligis Penulis adalah jurnalis penulis DUHAI SEPERDUA malam, ngobrol dan saling tertawa. Wailan dan saya selalu punya obrolan tentang kenangan Maret, KRIS, ‘Serangan Oemoem’, Permesta, Wanua atau kampung, dan filosofi-filosofi. “Torang pe leluhur ada yang tinggal di luar angkasa, so itu tu tou Minahasa berani di segala medan,” ringkas Wailan seputar ethos, logos, pathos tou Minahasa. Saya menyinggung peristiwa. Pada 01 Maret 2018, ada seribu lima ratus bambu runcing tertancap di Monumen Jogja Kembali, mengenang juang sudah silam. Dia lalu membantah apa yang saya sebut pada bait di atas itu, “Nyaku pe papa cerita, suraro KRIS, dalam hal ini pada masa perjuang...