Thursday, November 21

Tag: Jakarta

Kaum Muda dalam Sandera Sejarah
Opini

Kaum Muda dalam Sandera Sejarah

28 Oktober 2024 Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado SETIAP 28 Oktober, rakyat republik ini ‘diwajibkan’ untuk mengingat sejarah ‘Sumpah Pemuda’. Padahal, historisnya apa yang disebut ‘Sumpah Pemuda’ itu sebenarnya adalah rumusan-rumusan atau kesimpulan-kesimpulan dari sebuah pertemuan kaum muda yang bernama ‘Kongres Pemuda’. Pada medio 27 – 28 Oktober 1928 adalah Kongres Kedua. Kongres Pertama tahun 1926. Memang yang hadir adalah perkumpulan-perkumpulan gerakan kaum muda lintas bangsa se-Nusantara di masa itu. Teks asli putusan kongres pemuda itu paragraf pertamanya berbunyi: “Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia jang diadakan oleh perkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkan kebangsaan, dengan namanja: Jong-Java, Jong-Sumatra (Pem...
Menggugat Politik Sentralitas Jakarta
Opini

Menggugat Politik Sentralitas Jakarta

28 Juni 2024 Artikel ini dipublikasikan di media social ditulis dengan judul ‘Pengetahuan Kepasifikan Minahasa: Menggugat Politik Sentralitas Jakarta’. Oleh: Tio Kaat Penulis berasal dari wanua Langowan Editor: DAX MENGAPA perdebatan dinamika politik Indonesia selalu berbasis pada Jakarta? Mekanisme politik sentralitas Jakarta adalah diskursus politik kebenaran yang menolak narasi politis di luar Jakarta. Bagi Slavoj Zizek, politik kebenaran atau political correctness adalah bentuk lain dari kekuasaan sentralitas yang bersifat totalitarianisme. Selama bertahun-tahun politik sentralitas telah menjadikan Jakarta sebagai barometer nasional. Barometer Jakarta sebagai jantung perdebatan peradaban Indonesia adalah narasi mayoritarianisme. Menurut Izak Lattu, mayoritas adalah fakta...
Kritik Petisi 50 Dijawab ‘Tidak Suka’
Editorial, Estorie

Kritik Petisi 50 Dijawab ‘Tidak Suka’

05 Mei 2024 Kekuasaan selalu berdalih, ketimbang evaluasi dan bercermin… Oleh: Dera Liar Alam JEJAK TERCATAT dalam ‘Suharto, My Thoughts, Words and Deeds’, “Saya tidak suka apa yang dilakukan oleh yang disebut Petisi 50 ini. Saya tidak suka cara-cara mereka, terlebih lagi karena mereka menyebut diri mereka patriot.” Kritik memang tidak diterima, dianggap menghalangi langkah tindak kekuasaan, walau jeblok. Kritik tabu – dianggap ‘miring kiri’, dituduh ‘miring kanan’, dicap memberontak, subversi. Keliru tafsir — kebenaran ditaruh di atas blackletter-law — di titik itu penyelenggara negara menyembah pasal karet, mengancam musuh politiknya. Sejarah 05 Mei 1980, terbit Petisi 50. Ungkapan Keprihatinan Dengan berkat rahmat Allah yang Mahakuasa, kami yang bertandatangan di bawah in...
Ditangkap, Demokrasi Terceraiberai
Editorial

Ditangkap, Demokrasi Terceraiberai

28 April 2024 Bertahun silam kami berdiskusi membincang demokrasi yang memang soalnya ribet berliku mengumbar judul ‘Kegamangan Mutahir di Pundak Proposal Miskin’, ketika itu tahun 2010… Potret tanah, demikian rakyat yang bergeliat di atasnya. Tak ada ganti untung, tak ada ganti rugi, tetap tercerai. Tuhan-tuhan berkuasa bersuara berpesta merayakan manusia tercerai dari mimpi-mimpi. Leluhur mungkin nanton dan tak mungkin direkam keberadaannya… Oleh: Daniel Kaligis Gambar: tangkapan layar – gusur demo PROPOSAL cemas kebangkrutan moral diinterupsi berkali-kali, “Saya sudah pernah bilang, bahwa demokrasi sudah mati, tak usah lagi percaya pada sistem atau doktrin produk dunia feodal. Saya juga setuju dengan para ‘Arifin Kiri’, bahwa negara adalah ilusi — tak perlu kita hayati neg...
Senja Jakarta
Hukum & Kebijakan, News, Politik, Susastra

Senja Jakarta

08 April 2024 Oleh: Daniel Kaligis SENJA PERGI Tinggalkan berkas-berkas rindu Tatap menajam Isu terbanting Luruh dedaun Di atas kertas tak berwarna Suatu masa pernah mencatatmu:  belantara beton logam kaca plastik, aku pada satu ruang, melantur kaki lepas penat sehari suntuk. Di hadapku jalan sunyi. kompleks ini diportal dari berapa arah. Nun, dari sini, matahari senja menggantung langit jingga bertabur awan jauh di belakang Pakubuwono Signature. Ibukota hendak mengungsi – regulasi telah ditandatangani — pasal satu ayat dua: Ibu Kota Negara bernama Nusantara dan selanjutnya disebut sebagai Ibu Kota Nusantara adalah satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus setingkat provinsi yang wilayahnya menjadi tempat kedudukan Ibu Kota Negara sebagaimana ditetapkan dan diatur dengan Un...
Negeri Seberas Politik
Guratan, News, Opini, Politik

Negeri Seberas Politik

18 Februari 2024 Beras, ikan, sayur, bumbu, susu, dan seterusnya. Seberas-berasnya propaganda beras, boleh jadi lebih keras lapar-haus penyimpangan: nama-nama penerima manfaat boleh berganti sesuai maunya tukang salur. Di depan rumah, di lorong sebelah, terompet pagi memanggil, “Yur, sayur.” Tukang sayur keliling dengan sepeda dengan motor dengan mobil tidak jual beras… Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Satu porsi AWAL reformasi, keluarga kami terima raskin dengan terpaksa karena didesak Kepala Lingkungan di desa. Tapi dengan tegas saya bilang ke mama, “Biar kami usaha daya sendiri, cari makan sendiri. Jangan mau terima raskin.” Padahal tentu saya pernah cicipi raskin. Nona itu istri Eki, tinggal di dusun Tewasen – hutan kecil rumbia yang telah jadi pemukiman kaya sumber air – di...
Membaca: ‘Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft’
Estorie, Foto Pilihan

Membaca: ‘Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft’

08 November 2023 Setahun lewat Narrative Journalism Tour 2022, ada yang hilang dari gambar yang anda saksikan di atas. Dia seorang kawan penulis, jurnalis, peserta acara yang dimaksud… Oleh: Dera Liar Alam NARRATIVE Journalism Tour 2022 – Hari Kedua: saya menera foto di halaman media sosial dengan caption seperti yang tertera pada judul foto ini. Dan tak berselang lama ketika foto tayang, Happy C.K. langsung menanggapi, “Chik Rini,” seru dia. Betul. ‘Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft’ adalah liputan dan kesaksian pembunuhan orang Aceh, ditulis oleh Chik Rini. Sebagaimana ditera di buku Jurnalisme Sastrawi, Chik Rini mendatangi saksi-saksi – yang bersikap tertutup sebab trauma dan tak percaya pada wartawan – di Jakarta, Medan, Lhokseumawe, dan Banda Aceh. Dia, Chik Rini, malah pe...
Spontan Mau Difoto
Foto Pilihan

Spontan Mau Difoto

14 Oktober 2023 Oleh: Dera Liar Alam KOKANG kamera, si sasaran lihat ke tukang foto dan menutup wajahnya dengan dua telapak tangannya, atau lari menghindar. Jepret-jepret, siap sedia jangan sampai hilang momentum. Sayang, tak semua orang suka difoto dengan berbagai alasan. Jalur padat metromini dari Mayestik saya tumpangi suatu pagi melintas depan RSPP melaju memasuki jalur macet ramai sekitar traffic light CSW Bulungan arah Blok M. Seorang lelaki menggendong bocah memasukan bocah itu dari pintu samping bagian depan kendaraan. Bocah beringsut di lantai metromini, kakinya pendek, tangannya pendek, jari-jarinya juga pendek terulur minta disumbang. Saya berdiri dekat pintu belakang, mengangkat kamera, membidik gerak penumpang dan si bocah. Sekian detik berlalu, tak sadar si bocah sud...
Alasan Padam, Pelihara Infrastruktur
News

Alasan Padam, Pelihara Infrastruktur

11 September 2023 Pemadaman aliran listrik di berbagai lokasi biasanya marak di akhir tahun, Desember. Kurang daya? Atau rakus energi? Tentu hal ini perlu dijawab. Berapa hari terakhir ini kota Makassar dan berapa kota di Sulawesi mengalami jadwal padam bergiliran di sejumlah lokasi. Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Kabel-kabel bercampur soal-soal. GO GLOBAL, eeh, tiba-tiba padam! Padahal PT PLN (Persero) telah menjajaki kerja sama dukungan pembiayaan hijau dengan perusahaan Export Finance Australia (EFA), guna mendukung akselerasi transisi energi di Indonesia. Penjajakan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding kedua belah pihak di Kantor Pusat PLN, Jakarta, namun soal energi ternyata belum sepenuhnya mengatasi krisis listrik di berbagai lokasi di Indones...
Merawat Ingatan: Tragedi Mei 98
Estorie

Merawat Ingatan: Tragedi Mei 98

16 Mei 2023 Banyak korban memilih bungkam… Tidak bisa dipungkiri, selalu ada pengacau yang ingin bermain api… Dengan kebijakan, program, dan anggaran berkelanjutanlah negara ini hadir membantu korban di tengah peliknya upaya yudisial pelanggaran HAM berat masa lalu. Oleh: Theresia Iswarini Penulis tinggal di Jakarta Editor: Daniel Kaligis Gambar: Lembar kelam pemberitaan – bangun-indonesia. SAYA termasuk orang yg tidak akan lupa Tragedi Mei 98 yang terjadi di Palembang. Masa di mana kekacauan politik berimbas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sama halnya saya tidak lupa harus bolak-balik rumah sakit untuk bapak yang lever, sementara saat yang sama juga harus mendata dan investigasi para korban bersama Tim Relawan untuk Kemanusiaan Palembang. Itu adalah masa yang se...