Tuesday, September 16

Tag: Indonesia

Kopi Saya Dicuri
Susastra

Kopi Saya Dicuri

24 April 2025 Edisi Kelas Menulis Kreatif Pusat keramaian, di situ sejumlah kedai kopi menaruh jualannya. Saya pilih datang di area mall, alasannya saya suka tempat yang nyaman dan tentu dijamin kebersihannya. Alasan lain, area mall lebih luas, kalau bosan boleh langsung beranjak ke titik lain. Cari menu yang manis, ada. Pahit juga ada. Aneka jajanan, untuk sekedar ngemil boleh, ngobrol dan makan sampai puas semua tersedia. Kedai kopi ada di banyak titik di kota Makassar. Anda dapat memilih lokasi, tentukan sendiri. Oleh: Chrezencia Gambar: Pelayan di kedai kopi. SAYA perempuan, datang di kedai kopi dilayani perempuan, dijamu perempuan. Samping kiri kanan dan depan ada orang-orang sibuk di depan mangkuk kertasnya sambil tepuk tangan, jari-jari mereka membentuk simbol, leng...
Biarkan Konfrontasi itu Terjadi
Esai

Biarkan Konfrontasi itu Terjadi

21 April 2025 PENGHILANGAN INFORMASI PENTING DAN MENENTUKAN TERKAIT FAKTA SEJARAH DALAM ESAI SAYA "KUIL YASUKUNI DAN MILITERISME JEPANG" DI HARIAN KOMPAS, SABTU, 19 APRIL 2025 Oleh: Linda Christanty Penulis adalah sastrawan dan pegiat budaya Gambar: Tafsir Bendera SEPERTI kalian ketahui bersama esai saya “Kuil Yasukuni dan Militerisme Jepang” dimuat Harian KOMPAS kemarin, Sabtu, 19 April 2025. Di KOMPAS cetak dan KOMPAS e-paper, sejumlah kata yang merupakan keterangan sangat penting dan amat menentukan konteks paragraf pertama esai tersebut hilang atau dihapus. Kata-kata yang hilang atau dihapus itu adalah “para pendiri Demak dan Banten”. Silakan membaca paragraf pertama esai saya: “Dalam film The Last Samurai dikisahkan negeri Jepang terbentuk dari tetesan pedang katana. P...
Pagi di Kedai Vodka
Susastra

Pagi di Kedai Vodka

16 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam SAJAK RAMPOK — syair suci dibobol. Dor, tutup metadata, segala kitab tunggangi keledai gurun. Dua pedang tiada mata, sangkur, meriam, sambangi kedai vodka, roti - anggur perjamuan - di kaki altar, komat-kamit mantera, nirvana, ibu negeri, langit para pelayat koyak. Berlayar perahu-perahu membawa khotbah, derai gelombang membagi-bagi tanah jelata, belantara, jalan-jalan, istana, kaca, plastik, murka, bisnis kertas, kode check-in. Terbahak-bahak kisah mandi dusta, basah, imun, tertodong, meletus asap-asap, kering darah. Hilang, petaka sudah sering... Dor, door dooor! Escape: retak, tiada bekas... Sunyi di kedai vodka, pagi jelang Cahaya lembut meninggi dan tegang Kenang dituang pada cawan aroma menyebar Menyambar dingin rasa tak terbantahkan Geli...
Teh Tarik Perempuan Kental
Susastra

Teh Tarik Perempuan Kental

16 April 2025 Saya beroleh informasi dari membuka halaman online tentang Killiney Kopitiam, jaringan pasar massal berbasis di Singapura, kafe-kafe layanan bergaya kopitiam tradisional berdagang roti bakar, telur rebus, dan kopi. Oleh: Chrezencia Editor: Dera Liar Alam DUDUK bersantai di kafe sambil menggosip, obrolan dengan teman-teman menjadi 'tahan lama' dan asyik sebab ditemani teh tarik. Panjang lebar bercerita isu yang sudah sering kami bahas (asal tahu saja wanita kalau ngobrol gimana, jangan diketawai, eh boleh deh, silakan ketawa), maklum saya pemula dalam dunia tulis menulis. Mungkin nanti malah tulisan ini jadi ngelantur tidak jelas arahnya. Mohon dimaafkan bila ngelantur. Saya disuruh membuka data sekunder yang terkait teh tarik seluas-luasnya. Ah, sudah jenuh ...
Syair Deras
Foto Pilihan

Syair Deras

16 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam Mana gelas, Mana kertas, Hanya arus menderas... Tiada cawan, Hanya asin yang rawan... Twilight 15042020
Fiksi Minggu
Susastra

Fiksi Minggu

13 April 2025 Anna suatu Minggu menembang di bawah awan, di bayang langit-langit tafsir. Kami – yakni dia dan saya – berdiskusi sambil mengarang sajak keyakinan hukum. Dikira mapan, padahal kontrak, yaitu hukum saban waktu dapat direvisi, dapat diamandemen, dapat batal. Kontrak dibaharui sebab ada kondisi yang dianggap berubah. Sementara ‘tafsir disangka benar selamanya’ telah menganggap huruf-huruf tebal dogma tak lagi terbuka dipertanyakan, diinterpretasikan. Hukum dapat batal demi hukum. Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LAMBANG sesembahan ribu tahun, panggung begah di depan ummat khusuk pikir menerawang, kawan dari Wanua bersabda: “Derita, dia digantung penuh luka menanggung dendam darah.” Ummat mendesis, listrik padam, babad subsidi digoyang permainan penunggang harga semau ani...
Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)
Opini

Keberadaan Tuhan, Imajinasi Manusia, dan Kecerdasan Buatan (AI)

09 April 2025 Mengapa harus berbuat baik jika akhirnya sengsara? Jika kita berpikir dengan akal budi praktis tentu hal seperti ini tidak bisa diterima. Tuhan tidak bisa hanya menjadi sekadar kebenaran material atau fakta historis literal. Manusia akan kalah dari AI jika masih tetap berpikir secara dogmatis tentang Tuhan. Oleh: Dave Tielung MENGAPA Tuhan ‘Harus Ada’ Menurut Kant? Bayangkan: Pak Budi, seorang guru yang hidup jujur, penuh welas asih, dan mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun ia sendiri terus menerus menderita — hidup dalam keterbatasan ekonomi, difitnah, sakit-sakitan — kemudian meninggal tanpa melihat cita-cita luhurnya sepenuhnya terwujud atau mendapat penghargaan yang layak. Di sisi lain, Pak Hartono, seorang pejabat korup hidup bergeli...
Politikus Tikus dan Rakyat Ditikuskan
Editorial

Politikus Tikus dan Rakyat Ditikuskan

02 April 2025 Rantai makanan, ingatlah saya pada kucing memburu tikus. Itu dulu, sekarang kucing tidur di sembarang tempat dan jadi kotoran kodrat dalam sistem, mendengkur dengar sajak: kisah usang tikus-tikus berdasi yang suka ingkar janji lalu sembunyi di balik meja teman sekerja di dalam lemari dari baja kucing datang cepat ganti muka segera menjelma bagai tak tercela Oleh: Dera Liar Alam RAT, taurat, aurat — derap diskusi tahun-tahun silam, seperti itu dikerat bersama Andrew, kawan dari ibukota negeri. Saya menjawab komentar itu, “Uratnya sang ‘Tulang Adam’, walau tak bertulang, tetap bisa keras. Taurat tak kuasa melawan kodrat.” Tikus, rat, corrumpare, identik dengan sifat merusak secara menyeluruh, sistem, dan seterusnya. Dalam Jurnal Seni Rupa ‘Fenomena Korupsi: Tikus Se...
Tunggu Besok yang Lain
Susastra

Tunggu Besok yang Lain

01 April 2025 Pulang berulang tarian awan, sajak silam percintaan bertemu untuk nafsi beringas. Ada babad yang tak sempat ditutur lalu hilang jadi asap, jadi uap, jadi embun, hilang entah tanpa bekas di semesta... Oleh: Daniel Kaligis Gambar: Awan di atas cakrawala pemukiman Espana RUANG bertingkat: di situ menonton gerimis mulai deras jatuh di genangan. Kami pernah diterjang banjir manakala tubuh ini di setiap sentinya pegal kesakitan, air keruh menerobos setiap sudut. Deru badai deras, namun kita mesti berani melawan terobosan air berlebih, memindah menaikkan peralatan ke ruang kering supaya tetap aman, tetap hidup, dan kiranya bugar melihat besok yang lain, entah awan-awan tetap kelam. Begitu, di ruang bertingkat-tingkat menonton dari celah jeruji logam dan kaca, dari an...
Obat bagi yang Tertindas
Opini

Obat bagi yang Tertindas

30 Maret 2025 Oleh: Niken Risqiana Puspitasari AKU lelah mendengar orang mengutip Marx dengan sembrono. “Agama adalah candu,” katanya, seolah-olah itu vonis mutlak yang menempatkan agama di kursi terdakwa. Tapi apakah mereka pernah benar-benar membaca kalimat lengkapnya? Die Religion ... ist das Opium des Volkes. Agama adalah opium rakyat. Bukan candu dalam arti buruk. Bukan racun yang menyesatkan. Opium, pada zaman Marx, adalah obat pereda nyeri, satu-satunya yang mampu membuat manusia bertahan dalam penderitaan. Lihatlah wajah-wajah di sekitar kita. Para buruh yang bekerja sejak pagi buta, mengorbankan tubuh dan waktu demi upah yang bahkan tak cukup untuk menghidupi keluarganya. Para petani yang tanahnya perlahan diambil alih, dipaksa menjadi buruh di ladang yang dulu mereka mi...