Thursday, July 3

Tag: Dunia

Mantra Patung
Susastra

Mantra Patung

24 April 2025 Oleh: Dera Liar Alam ISU sosial — patung bersabda realitas artistik: kayu, batu, plastik, logam, resin, daur ulang. Apa itu gabungan tradisional kontemporer inovatif, teks suci cari makna, kita di sini buang air seni saja ditagih patung. Kotak sumbangan terpaksa diletak di sejumlah lokasi strategis supaya menarik perhatian. Patung-patung membawa pundi-pundi beredar dari satu gedung ke gedung lainnya, mereka cari nafkah supaya boleh bertahan dalam gempuran berbagai isu. Berdiri, duduk, bersilat, tidur, ditunggui patung disodori tagihan. Patung, dari hari kelahirannya, mindsetnya sudah diinstall regulasi. Ayat-ayat pajak lantang dari bibirnya: antarlah seluruh sembah sepuluh bagian dari kerjamu berkeringat berdarah itu ke rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan ma...
Fiksi Minggu
Susastra

Fiksi Minggu

13 April 2025 Anna suatu Minggu menembang di bawah awan, di bayang langit-langit tafsir. Kami – yakni dia dan saya – berdiskusi sambil mengarang sajak keyakinan hukum. Dikira mapan, padahal kontrak, yaitu hukum saban waktu dapat direvisi, dapat diamandemen, dapat batal. Kontrak dibaharui sebab ada kondisi yang dianggap berubah. Sementara ‘tafsir disangka benar selamanya’ telah menganggap huruf-huruf tebal dogma tak lagi terbuka dipertanyakan, diinterpretasikan. Hukum dapat batal demi hukum. Oleh: Dera Liar Alam DI BAWAH LAMBANG sesembahan ribu tahun, panggung begah di depan ummat khusuk pikir menerawang, kawan dari Wanua bersabda: “Derita, dia digantung penuh luka menanggung dendam darah.” Ummat mendesis, listrik padam, babad subsidi digoyang permainan penunggang harga semau ani...
Artificial Intelligence Bersaing dengan Manusia
Opini, Sains

Artificial Intelligence Bersaing dengan Manusia

23 Februari 2025 Gambar yang sementara anda simak di atas itu adalah ciptaan artificial intelligence, dikreasi mesin cerdas tersebut hanya dalam hitungan detik… Oleh: Denni Pinontoan Penulis adalah penulis Mengajar di IAKN Manado Editor: Dera Liar Alam TEKNOLOGI AI sedang membuka segala-galanya, pun yang dulunya disimpan rapat atas nama kebenaran agama dan nasionalisme.  Demokrasi yang mengagungkan kebebasan dan keterbukaan, tampaknya juga sedang kewalahan. Teknologi AI juga mungkin sedang mendesentralisasi secara radikal apa yang dulunya harus terpusat. Mari kita amati, misalnya media sosial. Apa yang dulu di zaman TVRI dan RRI harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar demi tegaknya bahasa nasional sebagai salah satu instrumen nasionalisme, di era kini, dengan menggunak...
Doa Jeans Robek
Susastra

Doa Jeans Robek

06 November 2024 Oleh: Dera Liar Alam MENYINTA keliaran, memecah matahari di langit polusi, sajak, jejak, pijak-pijak membekas retak. Ruang kelas diisi raja-raja murka bersabda semau perintah buku bisnis. Huruf-huruf tebal hitam jadi acuan undang-undang bila hendak bermentra menjawab soal-soal. Doa mengejar Voyager Satu, padahal obyek itu pada 25 Agustus 2012 telah memasuki medium antarbintang, menjadi buatan manusia pertama yang telah meninggalkan Tata Surya. Silakan hitung jaraknya, 2,04×10−3 ly. Kita masih saja meramal masa silam, memandangi bintang-bintang berharap kerajaan langit turun ke kota suci. Ruang kelas tempat menata ayat-ayat diskusi telah disihir pergandaran kertas-kertas pseudoscience. Padahal pernah disepakati bahwa ayat dari kitab kudus manapun tidak dapat dijad...
Obsesi Semesta Sempurna
Opini

Obsesi Semesta Sempurna

27 Agustus 2024 Surga, fokus diri bersenang-senang, hindari fakta-fakta, sepak keluar sejauh mungkin kenyataan semesta: kesulitan hidup, beban derita, mimpi panjang telah dilunaskan oleh obsesi. Kesenangan dunia lain itu saya sebut sebagai kerajaan beragama manusia… Oleh: Yosua Simatupang Penulis Tinggal di Morowali, Sulawesi Tengah Editor: Parangsula AGAMA membuat manusia hidup dalam suatu dunia khayalan. Bagi saya, agama adalah semacam eskapisme, usaha untuk keluar dari dunia yang nyata agar dapat masuk suatu dunia lain yang tidak lagi ditandai penderitaan dan kesusahan, suatu dunia sempurna. Agama dengan janjinya tentang surga yang penuh kebahagiaan menyediakan penghiburan yang memuaskan bila keadaan di ‘lembah mata air’ ini — menurut suatu ungkapan keagamaan — sudah tak ...
Pandemi: Proyek Panik
Budaya, Esai

Pandemi: Proyek Panik

06 Maret 2024 Oleh: Daniel Kaligis Babad yang tak sempat disajikan saat pandemi merebak, anda boleh menikmatinya di lain kesempatan, walau penggalan-penggalannya mungkin telah anda baca dalam artikel berbeda atas nama siapa atau atas nama saya. Begini tersurat: Torang manyanyi – love is all that I can give to you, love is more than just a game for two . . . Sudah dicatat, global financial crisis, billions of human beings living below the poverty line, thousands dying needlessly from war, malnutrition or easily curable diseases and thousands more dying. Maar, history pernah dibongkar-bangkir semau orde, semau kepentingan yang bersarang dalam kuasa para penindas... ILUSI berlayar dalam badai, pandemi ini perang. Walau, kita dapat menelisik pertalian soal hari ini dari ‘benang mera...
Pagi Usang, Begitulah Tuan
Susastra

Pagi Usang, Begitulah Tuan

05 September 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Kenangan pandemi yang rapuh di meja periksa. SUNYI pergi berpasang-pasang Memecah tembikar pagi usang Berita semacam buram. Berhalaman-halaman membincang bungkam: batu-batu, jalan di kampung kami praksis penghisapan berkali-kali kampanye menumpuk wajah kusam orang-orang bermindset seragam menadah telapak meminta jatah sumbang pembangunan. Sunyi pergi berpasang-pasang Memecah tembikar pagi usang Plural diadu pilkadal - pilih kadal - menelurkan jurang: Rakyat bertengkar keyakinan, tukang sihir bertelanjang di panggung pandemi, mengobral data penghuni miskin yang dimodifikasi sensus isi perut isi kamar isi hati. Sunyi pergi berpasang-pasang Memecah tembikar pagi usang Alasan realokasi. Sistem seperti lahan gersang Rakus air rakus cuan...
Sarapan Mata Sapi
Budaya

Sarapan Mata Sapi

16 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam Gambar: Menu kemarin pagi, belum pakai telur mata sapi. SELASATU budaya tertua umat manusia global yang masih tersisa hingga hari ini adalah sarapan. Journal of Physiological Behavior, 1999: seseorang yang rutin sarapan cenderung memiliki suasana hati lebih positif dan lebih tenang menjalani aktivitas sehari-hari. Lambung kosong semalaman, diakhiri dengan sarapan. Breakfast. Ayo sarapan, tetap semangat tetap merdeka. (*)
<strong>Langit Berlapis Tujuh</strong>
Sains

Langit Berlapis Tujuh

12 Maret 2023 Oleh: Dera Liar Alam Dicapas dari berbagai sumber DI ZAMAN SILAM orang-orang percaya bumi sebagai pusat alam semesta: Masyarakat Romawi percaya bahwa langit berlapis tujuh. Hal ini berkaitan dengan tujuh benda langit yang punya jarak berbeda. Benda langit pada zaman itu diamati cepat gerakannya dianggap lebih dekat jaraknya. Mereka menggambarkan seolah-olah benda-benda tersebut berada pada lapisan langit berbeda dan benda-benda itu mengelilingi bumi yang berada di tengah-tengah. Di langit pertama ada Bulan, benda langit yang bergerak cepat sehingga di anggap paling dekat. Langit yang kedua ada Merkurius. Venus di urutan ketiga. Kemudian Matahari di posisi empat. Di langit kelima adalah Mars. Di langit keenam ada Jupiter. Di langit ketujuh ada Saturnus, bintang Zi...
Imigrasi
Internasional, Susastra

Imigrasi

21 Juni 2022 [Haibun] Oleh: MiRa Roe Penulis adalah sastrawan penulis Gambar: Rembulan di senja hari, Amstelkade – 25 Mei 2010 Di balik cadar Mulutnya komat-kamit Begitu pucat Hidangan makan malam, berisi kepedihan Ah…, kisah pahit, tak bisa lupa Beranjak dari duduk, Dia terhuyung-huyung. Tak ada yang peduli. Hari kerjanya, dijerat krisis Kemiskinan membukit Kesenjangan sosial Menuai kebencian Kelahiran imigran diperbudak! Uang dan kekuasaan menjadi bencana kejahatan manusia Keindahan sayap kupu-kupu dicukur, terkubur dalam usia kepompong. Orang kaya tidak membayar tenaga kerja kita Bunga uangpun hasil rampasan kekayaan alam, yang dimiliki nenek moyang kita. Kelaparan waktu tak pernah mati Di kegelapan, awan kelabu, menyelimuti bulan Tenang, menyapa aneh, : “Jangan berdir...