
19 November 2025
Damai diuji berkali-kali oleh plural.
Yakin? Keyakinan memecah arus bolak balik setapak sejarah para pemangsa tertuduh sebagai pendamai. Yakin, anomali jasa-jasa atas kepentingan sistem…
Oleh: Dera Liar Alam
MENACHEM BEGIN penulis White Nights dan The Revolt — entah di titik mana di Eropa ia mencatat, “Sejak kecil, ayah saya mengajarkan saya bahwa kita harus kembali ke tanah Israel. Bukan berjalan kaki, bukan berkuda, bukan datang, melainkan kembali ke tanah leluhur kita.”
Di usia enam belas Menachem Begin bergabung dengan The Betar Movement, Revisionist Zionist. Di Betar dia jadi kepala departemen organisasi, menyumbang banyak artikel kepada pers revisionist, lalu dikirim memimpin pergerakan di Cekoslowakia. Manakala Perang Dunia Kedua membara, dia ditangkap otoritas Uni Soviet — dan antara 1940-1941 dikurung di kamp konsentrasi di Siberia dan di berapa lokasi lain, kemudian bebas karena Persetujuan Stalin-Sikorski.
Begin pernah berada dalam unit-unit tempur di bawah komando jenderal Władysław Anders untuk melawan pasukan Nazi.
Hari ini dalam catatan kisah bumi kabarkan Menachem Begin di Arab News pada tajuk ‘When Sadat went to Israel’: Berita foto – Israeli Prime Minister Menachem Begin receives Egyptian President Anwar Sadat in Jerusalem with a handshake on Nov. 19, 1977 – AFP. Fokus kabar di tanah-air – Kompas, Liputan6, JawaPost – menyorot kunjungan tersebut kejutkan masyarakat internasional, karena pada saat itu, sebagian besar negara Arab tidak mengakui keberadaan Israel. Anwar Sadat menghadapi demonstrasi di seluruh dunia, dan Israel berada dalam keadaan siaga tinggi selama kunjungan tersebut. Sadat bersua Begin dan bicara di hadapan Knesset, parlemen Israel, 20 November. Dalam pidatonya, Sadat menyerukan pengakuan timbal balik antara negara-negara Arab dan Israel serta penarikan Israel dari wilayah yang diduduki.
Teddy Tri Setio Berty, redaksi Liputan6.com mengulang kabar itu tahun silam, 2024. Anwar Sadat tiba di Israel, 19 November 1977 dan disambut Perdana Menteri Israel, Menachem Begin, di Bandara Ben Gurion. Kunjungan ini berlangsung selama tiga puluh enam jam. Teddy Tri Setio Berty sebut yang mana, “Kehadiran Anwar Sadat di Israel dianggap melanggar kebijakan negara-negara Arab untuk tidak berurusan secara terbuka dengan negara Yahudi yang didirikan pada tahun 1948. Setelah demonstrasi di seluruh dunia terhadap kunjungan Sadat, Israel berada dalam keadaan siaga tinggi dan sepuluh ribu personel keamanan bertugas.”
Walau demikian, dalam sorot media disebut bahwa kunjungan Sadat ke Israel menjadi titik balik dalam sejarah diplomasi Timur Tengah dan membuka jalan bagi perundingan damai lebih serius, yang kemudian menelurkan Perjanjian Camp David, 1978. Sebagai pengakuan atas upayanya untuk perdamaian, Sadat dianugerahi Nobel Perdamaian, bersama dengan Menachem Begin. Kunjungan ini mengubah dinamika hubungan Mesir-Israel, juga mempengaruhi hubungan Arab-Israel secara keseluruhan, menandai awal dari proses perdamaian lebih luas di kawasan tersebut.
Saya ngutip teks Hani Nasira di Arab News, On November 19, 1977, “Israeli Prime Minister Menachem Begin and Egyptian President Anwar Sadat met in Jerusalem, where Sadat, the first Arab head of state to visit Israel, was welcomed by a handshake with Begin. This historic meeting began a series of peace negotiations that would lead to the Camp David Accords the following year and ultimately a formal peace treaty between Egypt and Israel, for which both leaders were jointly awarded the Nobel Peace Prize.”
Sorot kabar sorot nama. Perundingan rahasia. Penerima Nobel Perdamaian, Menachem Begin. Penerima Nobel Perdamaian, Anwar Sadat.
Menachem Begin mestinya juga bertanggung-jawab atas ‘King David Hotel bombing, 1946’.
Menachem Begin bersama Yitzhak Shamir bertanggung-jawab atas ‘The Deir Yassin Massacre, 09 April 1948. Kisah saksi mata, “The doors of the houses in Deir Yassin were made of iron and not wood, as the attackers had thought, and they had difficulty breaking into the houses. Lapidot sent word to Raanan, who was watching the progress from Givat Shaul, to send explosives. Soon afterward, Raanan and his aides appeared with knapsacks filled with TNT. The Irgun fighters were instructed to dynamite houses as they advanced. Under covering fire, the dynamite teams advanced and set charges to houses. In certain instances, the force of the explosions destroyed entire parts of houses, burying the Arabs inside them. A total of 15 houses were blown up.”
Peristiwa ‘The Deir Yassin Massacre’ menewaskan lebih dari seratus warga sipil perempuan lelaki anak-anak. Sebagaimana dicatat Henry Laurens, French historian and author of several histories and studies about the Arab-Muslim world, bahwa selama beberapa dekade, diyakini bahwa ada dua ratus lima puluh empat warga Arab Palestina telah terbunuh, meskipun penelitian saat ini memperkirakan jumlah korban tewas sekitar seratus sepuluh.
Perkara ‘King David Hotel bombing’, 1946’ menyusul ‘The Deir Yassin Massacre, 1948’, Menachem Begin tak pernah dituntut pengadilan dunia, malah beroleh Nobels Fredspris, 1978.
Jangan lupa ‘Operation Opera’ also known as ‘Operation Babylon’, 07 Juni 1981, terkait ‘Begin Doctrine’.
OK, kita beralih ke nama berikut: Penerima Nobel Perdamaian, Anwar Sadat.
Muhammad Anwar el-Sadat, kelahirannya 25 December 1918, seperti konroversi tanggal kelahiran Yesus Kristus. Muhammad Anwar el-Sadat populernya Anwar Sadat. Dia politikus, perwira militer, kemudian menjabat presiden ketiga di Mesir. Anwar Sadat anggota senior Free Officers yang gulingkan Raja Farouk dalam Revolusi Mesir 1952.
Dicatat Brett Zongker, selama Perang Dunia Kedua, Sadat adalah anggota ‘Young Egypt Party’ yang fasis dan ultranasionalis, bekerja sama dengan Nazi Jerman di Mesir sebagai bagian dari Operasi Salam.
Sadat adalah tokoh yang memimpin ‘The Yom Kippur War’, lag aitu dikenal sebagai Perang Oktober, 1973. Perang Oktober membikin tiga puluh lima ribu serdadu Mesir dan Suria berkalang nyawa, ada lebih dari lima belas ribu serdadu cedera, dan dekapan ribu tiba ratus serdadu ditawan. Sementara di phak Israel ada dua ribu enam ratu depan puluh delapan serdadu tewas, ada lebih tujuh ribu orang cedera, ada tiga ratus empat belas serdadu jadi tawanan perang, puluhan serdadu hilang ada yang tak pernah ditemukan.
Manakala Perang Oktober berlalu, Anwar Sadat bilang bahwa dia sengaja bikin kericuhan dengan tujuan mengalihkan perhatian rakyat Mesir dari beban kesulitan ekonomi dan kemarahan rakyat akibat merajalelanya korupsi dan nepotisme di kalangan para pejabat di negerinya.
Represif, itu kelakuan Anwar Sadat. Dia menekan organisasi pergerakan Islam fundamentalis, termasuk kumpulan pelajar, dan organisasi Koptik, yang dianggapnya ganggu stabilitas nasional Mesir. Dia menangkap dan menahanan orang-orang. Dia dikecam karena pelanggaran HAM.
Pejuang, siapa sangkal? Nama-nama ada dalam sejarah.
Cerita juang dan kudeta, nama terkait. Farouk dari Mesir nan maruk. Menarik menelusur kisah Farouk mewah dan doyan melancong belanja ke Eropa. Pedang Mohammad Reza Shah Pahlavi dicoleng Farouk. Jam kantong punya Winston Leonard Spencer Churchill dicopet si Farouk. Farouk maling handal merampoki rakyatnya juga, dijuluki ‘Pencuri dari Kairo’. Hal ini selasatu penyebab kudeta militer 1952.
Farouk dari Mesir nan maruk itu turun tahka digulingkan Gamal Abdul Nasir. Anwar Sadat terlibat pada kudeta militer itu.
Medio 06 Oktober 1981, Sadat tutup riwayat. Dia ditembak tentara Jihad Islam.
Bumi ambivalen. Plural senantiasa, dan agak damai. (*)