20 Maret 2024
Oleh: Parangsula
TARIAN AWAN, siang hampir dan kita menjejak bayang-bayang – sajak melayang: Kumbang coleoptera mengepak sayap kelam: kau bertembang pasir putih panjang – hutan, sarang, karang, lamun dibom peradapan. Pernah. Masih. Regulasi dikokang, orang-orang bungkam. Koffie sumbang pulau seberang.
Sumbang, bukan sumbangan. Suara-suara sumbang, dianggap tak sedap didengar. Manakala deru mulai jadi ingat: suara kumbang adalah sekelompok serangga yang membentuk ordo coleoptera, sayap berselubung, karena sebagian besar kumbang punya dua pasang sayap. Pasangan sayap yang berada di depan disebut elytra. Pasangan sayap ini mengeras dan menebal lindungi pasangan sayap di belakangnya dan juga melindungi bagian belakang tubuh kumbang. Tercatat sebagaimana diteliti, kumbang punya kelenjar khusus yang menghasilkan feromon yang digunakan untuk menemukan pasangannya. Feromon spesies Rutelinea dihasilkan dari sel-sel epitel yang melapisi permukaan bagian dalam segmen perut apikal; feromon berbasis asam amino spesies Melolonthinae dihasilkan dari kelenjar di bagian atas abdominal. Spesies-spesies lainnya menghasilkan feromon yang berbeda-beda jenis. Spesies Dermestidae menghasilkan ester dan spesies Elateridae menghasilkan asam lemak, turunan aldehid, dan asetat.
Ada suara tertahan karena diperintah tafsir. Deru suara-suara dikuatkan pengeras, tak mempan interupsi. Permintaan untuk mengurangi volume suara adalah bentuk perendahan dan penistaan terhadap agama, begitu tafsir sejumlah orang – bahkan aparat negara dapat ‘mentersangkakan kritik terhadap suara’. Negara tuli atau buta, kemanusian dinista, amuk massa, aparat menonton atau merekamnya sebagai kenangan. “Saya tidak bisa mengintervensi hal-hal yang berkaitan di wilayah hukum pengadilan,” tutur Kepala Negara, sebagaimana ditulis di BBC, 24 Agustus 2018.
Kumbang coleoptera terbang di atas ladang, suatu sore larut sekali, gelap telah hampir dan pepohon hutan di sekeliling ladang mendengungkan badai. Musim seperti menunda kemarau, sebab basah masih di mana-mana. Basah airmata, basah darah, kimia rumus alam: asam-basa kuat mengalami ionisasi sempurna, sedangkan asam-basa lemah mengalami ionisasi sebagian. Asam kuat mudah melepaskan H+, basa kuat mudah melepaskan OH–. Keduanya mengalami ionisasi sempurna, terurai sempurna. Asam lemah sukar melepaskan H+, dan basa lemah sukar melepaskan OH–. Kondisi ‘lemah’ tersebut membuatnya tak terurai secara sempurna. Setara rakyat, dalam kondisi dilemahkan regulasi memang susah mengurai soal-soalnya sendiri. Hari gelap, coleoptera ditangkap tangan anak tukang kayu dan dikurung dalam gudang. Ada suara-suara, kumbang mengiang, berdenging, mendengung.
Kalkulasi berapa deras arus malam dalam kelam, seperti itu huruf, kata dipilah: sajak, majas, ilusi, nafsi. Anak tukang kayu tertidur, dipangkunya mimpi-mimpi. Kumbang coleoptera lepas dari gudang, masih mendengung, terbang di atas teluk, lalu membelah samudera, pergi jauh ke pulau seberang. Massa melempari rumah, merusak public space.
Diumumkan dalam tafsir lokasi negara bagi sebaik-baiknya semua orang dapat berdiri, duduk, tidur, bangun, dan melakukan apa saja yang dapat berguna bagi kehidupan: Tempat umum adalah suatu tempat yang umumnya terdapat banyak orang yang berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan baik secara sementara maupun secara terus menerus dan baik membayar maupun tidak membayar. Tempat umum juga dapat diartikan sebagai sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat demi kenyamanan bersama. Demikian tafsirnya. Kumbang coleoptera mendengung terbang di tempat umum, lalu ditangkap orang-orang berseragam yang mengurusi raung ruang-ruang.
Kumbang diikat regulasi, tak lagi mempan dengung: kembang-kembang berbunga tagihan.
Tentang kembang, jadi ingat ‘Republik Tanpa Ruang Publik’ yang dicatatkan Garin Nugroho, “Ruang publik adalah area ataupun tempat di mana suatu masyarakat atau komunitas dapat berkumpul untuk meraih tujuan yang sama dan berbagi cerita mengenai permasalahan baik pribadi maupun kelompok. Area ini dapat berupa ruang dalam dunia nyata (real space) ataupun dunia maya (virtual space). Real space dapat berupa taman-taman, sekolah, gedung-gedung bersama, Gym dll. Sedangkan virtual space dapat berupa grup-grup facebook, whatsapp, line dll. Jika diambil contoh dalam sebuah grup bahasa Inggris di facebook, semua orang yang berada di dalam group itu bisa dikatakan memiliki satu tujuan sama, yaitu belajar bahasa Inggris (tanpa menghitung beberapa orang yang bertujuan untuk berjualan atau tujuan lain yang tidak diungkapkan). Di dalam grup ini nantinya akan dibahas materi-materi yang dipelajari. Selain itu, pengurus (admin) group biasanya akan bertanya tentang hal apa yang menjadi permasalahan anggota grup, seperti pada bagian mana seorang anggota grup yang masih kurang dalam memahami materi, lalu pengurus grup bisa memberikan solusi. Jika pengurus tidak mampu, maka pengurus tersebut bisa melemparnya ke semua anggota untuk didiskusikan bersama. Contoh lain, pada taman-taman kota ataupun tempat wisata. Area taman ini tentu saja fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk refreshing, sebagai tempat mendapatkan relaksasi setelah melewati pekerjaan yang cukup membebani pikiran, atau juga sebagai tempat untuk berkumpul bersama keluarga. Jadi, ruang publik dapat dikatakan mempunyai ‘tugas’ untuk menampung dan mewadahi semua kepentingan publik.”
Kami di atas samudera, melanjutkan mimpi dan terus bersajak. Deru mesin seperti suara kumbang coleoptera. Ada suara di samping, dengkur. Regulasi tidur. (*)