
11 Mei 2025
Oleh: Daniel Kaligis
IA BELIA, anggun dan sangat menggemaskan. Gugusnya merekah di barat vogelkoop pulau Papua. Demikian Raja Ampat, mekar dari Sorong, berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 bersama empatbelas kabupaten lainnya di wilayah Papua.
Babad masa lalu mencatatkan ia pada myth seorang perempuan menemu tujuh telur, lalu ada empat di antaranya menetas jadi pangeran yang berpisah kemudian berkuasa sebagai raja di Waigeo, Salawati, Misool Timur dan Misool Barat. Sisa tiga butir telur lainnya berubah hantu, seorang perempuan, dan sebuah batu.
Di sana, pada medio 2001 dan 2002, tim ahli dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pernah melakukan penilaian cepat. Hasilnya, pada petakan 8.034,440 kilometer bujursangkar itu, di perairannya, kita dapat bersua lebih dari empat ratus lima puluh jenis karang keras, yakni tujuh puluh lima persen dari total spesies karang yang ada di dunia. Berikutnya lebih dari seribu jenis ikan karang. Kemudian ada tujuh ratus jenis moluska, dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Tak satu pun tempat dengan luas area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini di tempat lain, kecuali di Raja Ampat.
Tipe terumbu karang Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, manakala pasang surut terendah, kita boleh menikmati hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap hidup walau mencuat dari samudera dan disengat sinar matahari langsung.
Beberapa kawasan terumbu karang di sana sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga sembilan puluh persen. Di selat Dampier misalnya, selat antara pulau Waigeo dan pulau Batanta. Kemudian di kepulauan Kofiau, berikutnya di kepulauan Misool Tenggara dan kepulauan Wayag. “Lokasi-lokasi ini menjadi point andalan jualan wisata Raja Ampat,” kata Alfred Ridho Sune, ketika kami menyusur laut dari Waigeo tuju Pasir Timbul, Desember 2014 silam. Sune adalah District Facilitator AIPD untuk Raja Ampat.
Sisa pesawat karam peninggalan Perang Dunia Kedua dapat kita dijumpai di beberapa point penyelaman, seperti di Pulau Wai. Di kawasan gugus Misool ditemukan peninggalan prasejarah, cap bekas telapak tangan yang ditera pada dinding karang. Cap-cap tangan ini tidak ditoreh di dalam gua, tapi berada sangat dekat dengan permukaan laut. Menurut perkiraan, cap-cap tangan ini menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia.
BAGAIMANA BELAJAR TANPA LAMPU?
Akan habis kata melukis keindahan tiada tara, jika ia tersulam pada kemiskinan yang value-nya vis a vis dengan tingkat pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang minim. Data statistik tahun 2012 menyebut, di antara penduduk yang berusia 10 tahun ke atas yang jumlahnya 32.556, lebih dari tiga puluh enam persen hanya tamat SD, kemudian 18,83 persen tamat SMP, berikutnya 9,63 persen tamat SMA, lalu ada 2,84 persen tamat Perguruan Tinggi, dan sisanya sekitar 32 persen tidak memiliki ijazah sama sekali.
Tentang pelayanan yang diberikan penyelenggara pemerintahan kepada masyarakat, mencuatlah keluhan warga. Janji-janji pendidikan gratis tidak terealisir. Para tenaga pendidik sering tidak berada di lokasi dengan berbagai alasan. Soal kesehatan masih belum maksimal diurus. Pembayaran gaji pada dokter PTT sering terlambat, padahal kinerja mereka baik. BBM sering tidak tersedia. Listrik padam. Air bersih belum terkelolah dengan baik. Di beberapa lokasi, profil tank dan bak airnya ada, sementara air tidak mengalir. Banyak masyarakat belum menikmati air bersih.
Cara pandang jadi perkara. Beberapa orang sebagai aparat pemerintahan menganggap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah sebagai dokumen rahasia. Proses penyusunan dan pelaksanaannya cenderung tertutup, atau mungkin ‘gelap’. Masyarakat tidak punya akses untuk mengetahui proses pembahasan dan pelaksanaannya. Apalagi untuk mengetahui isi dari angka-angka yang tertera sebagai dana pembangunan.
orang-orang kemudian tahu dan menyadari. Ada payung hukum untuk mereka mengakses data pembangunan. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sudah menyebutkan bahwa APBD adalah dokumen publik yang dapat diakses oleh masyarakat
Perwakilan masyarakat sipil lalu menelisik dokumen pembangunan. Dalam APBD tahun 2013, seorang pegawai golongan satu di Dinas Pendidikan, seharusnya, mendapat gaji Rp. 3.467.964. Untuk golongan dua, setiap bulannya, negara menggajinya Rp. 4.276.703.
Mereka kemudian beroleh gambaran, bahwa fasilitas gaji dan tunjangan bagi aparatur pemerintahan di daerah ini cukup besar dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Mengapa masih ada yang abai? “Itulah sehingga kami bekerjasama dengan lembaga-lembaga bantuan hukum, jurnalis, medis, untuk mendorong supaya anggaran sampai, tepat sasaran, dan diberikan pada sektor-sektor prioritas, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pelayanan masyarakat secara luas,” papar Syaifuddin Wailata, Ketua Waparasi, saat berbincang-bincang bersama sejumlah perwakilan masyarakat sipil di Sekretariat Waparasi, di Waisai.
Di sektor pendidikan, ada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Lewat program ini diharapkan peserta didik di Misool Selatan, Misool Barat, Misool, Kofiau, Misool Timur, Kepulauan Sembilan, Salawati Utara, Salawati Tengah, Salawati Barat, Batanta Utara, Batanta Selatan, Waigeo Utara, Waigeo Selatan, Waigeo Timur, Waigeo Barat, Waigeo Barat Kepulauan, Kota Waisai, Teluk Mayalibit, Tiplol Mayalibit, Meosmansar, Warwabomi, Supnin, Kepulauan Ayau, Ayau, dan semua masyarakat diharapkan beroleh manfaat dari program tersebut untuk kemudian diimplementasikan bagi pengelolaan sumberdaya yang ada di wilayah mereka. Angka mereka yang mengenyam pendidikan tinggi memang harus terus didorong dari yang tak sampai tiga persen itu, seperti yang dicatatkan pada alinea di atas sana, hendaknya bertambah dan terus bertambah seiring waktu.
Terkait pemadaman lampu, masyarakat pernah melakukan demo untuk meminta supaya penyedia layanan memberikan penerangan lampu. “Waparasi mengorganisir masyarakat untuk memperjuangkan hak-haknya. Salah satu issue yang diangkat tentang penerangan lampu listrik,” kata Koce Koce Batsira, Katerina Manufundu, dan Maryani Nilan. “Anak-anak sekolah ikut dalam demo ini. Kami mau belajar, tidak ada lampu, tolong, jangan ada lagi pemadaman,” ujar ketiga anggota Waparasi itu.
AIPD dan MASYARAKAT: Kofarkor
Wilayah dengan enam ratus sepuluh pulau, dengan jumlah penduduk lebih dari empat puluh tiga ribu jiwa di dua puluh empat distrik. Distrik terluas di Kabupaten Raja Ampat adalah Waigeo Barat dengan luas wilayah mencapai 1.669,843 kilometer bujursangkar. Disusul Waigeo Barat Kepulauan dengan luas 939,287 kilometer bujursangkar, dan distrik dengan wilayah terkecil adalah Kota Waisai dengan luas 54,841 kilometer bujursangkar.
Daerah otonom baru itu dihadapkan pada realitas keterbatasan dalam berbagai aspek, terutama infrastruktur, sumberdaya manusia, dan kelembagaan. Di sisi lain, penyelenggara pemerintahan harus menunjukkan kinerjanya dalam mewujudkan pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di Raja Ampat, bersama Waparasi, Australia Indonesia Partnership for Desentralisation (AIPD) mengindentifikasi issue bersama antara Civil Society Organization dan unit layanan kesehatan serta pendidikan di Kabupaten Raja Ampat. Sebagai sebuah jariagan kerja, Waparasi diharap membantu unit layanan kesehatan dan pendidikan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Waparasi, akronim dari ‘Warung Kopi Aspirasi untuk Transparansi’. “Kawan-kawan di Waparasi berperan aktif. Mereka mengumpulkan berbagai data sebagai masukan kepada penyelenggara pemerintahan. Mereka juga membantu berbagai kegiatan sosial di masyarakat,” ujar Alfred Ridho Sune.
Melewati berbagai proses seiring waktu. “Ada beragam issue yang kami diskusikan, yang semuanya kami dokumentasikan. Beberapa issue terpilih kami publikasikan di http://www.arrapapua.com. Issue-issue ini searah dengan visi yang kami emban, yaitu membangun Papua Barat menuju masyarakat yang madani dengan transparan dan akuntabel,” kata Jabir Soltief, Editor ARRAPAPUA, dan berasal dari Komunitas Jurnalis Papua Barat.
Pada pelatihan Management Puskesmas di Papua Barat yang terselenggara atas kerjasama dengan Australia Indonesia Partnership for Desentralisation, Waparasi terlibat di dalamnya. “Manfaatnya besar yang kami rasakan dari kerja sama dengan AIPD,” beber Lei Darius Imbir, Bagian Pendidikan dan Kesehatan di Waparasi.
Angka-angka dianalisa, kemudian lahir ‘kertas posisi’. “Tujuan penyusunan ‘Kertas Posisi’ sebenarnya ingin membantu penyelenggara pemerintahan dalam upaya meningkatkan akses, mutu, dan kualitas pendidikan di Kabupaten Raja Ampat, khususnya pendidikan dasar, dan mengusulkan rencana program, sebagai alternatif penyelesaian permasalahan yang terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar penduduk. Pak Rhido dari AIPD banyak membantu kami, memberi masukan, data-data dan angka-angka terkait anggaran yang berhubungan dengan kebutuhan masyarakat,” kata Syaifuddin Wailata dengan raut wajah berbinar.
Angka-angka digunjing. “BBM yang sering habis dan ‘dimainkan’. Sering ditemui, ada sekolah, guru tidak ada. Ada guru, sekolah tidak ada,” dengus Lei Darius Imbir. Kita juga mengalkulasi angka-angka untuk mereka yang mestinya mendapat pendidikan dasar sembilan tahun, seraya menghitung kemungkinan untuk terus meningkatkan mereka yang duduk di bangku perguruan tinggi, tak sekedar sarjana dan yang setara dengan itu, tetapi terus menggumuli pengetahuan dan ilmu yang berguna bagi pembangunan di wilayah ternama ‘Raja’ itu. Fadal Boften menyebut, AIPD sudah mendukung berbagai perubahan di wilayah itu. “Pertemuan kami dengan unit layanan sudah difasilitasi AIPD.
Senin, 1 Desember 2014. Pagi bergerimis di Waisai. Di sekretariat Waparasi bersua. Diskusi jadi hangat, dalam ruang kami bersila. Lei, Koce, Fadal Boften, Katerina, Nurhayati, Syaifuddin Wailata, Maryani, Jani, Fince Wedju, Ridho. Obrolan kami soal ‘Kofarkor, kata dari bahasa Biak, artinya, mari belajar.
CITA-CITA BERSAMA
Merancang pembangunan berwawasan lingkungan. Di sana bahari menjadi titik sentral. Masyarakat Raja Ampat, terbanyak adalah nelayan tradisional, berdiam di kampung-kampung kecil, di pulau-pulau yang berbeda dan berjauhan. Di kala senggang, mereka duduk bersama, bercerita seraya mengunyah pinang. ‘Para-para pinang’ istilahnya mereka.
Pemerintah di sana sudah berketetapan, bahwa pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan akan dikerjakan bersama seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati seluruh masyarakat Raja Ampat.
Monitoring dilakukan berkala untuk memantau malaria, gizi buruk, dan berbagai penyakit. Ada juga pelatihan audit maternal untuk bidan dengan tujuan menekan angka kematian ibu dan bayi di Puskesmas, Polindes, dan Pustu. Berikutnya soal pendidikan dan issue-issue prioritas di masyarakat, seperti perkara tanah, wilayah konservasi dan jaringan komunikasi.
Petrus Rabu, Kabag Humas Raja Ampat, menilai, pembangunan yang sementara berlangsung di Raja Ampat dewasa ini semakin pro rakyat. “Fungsi koordinasi sudah mulai jalan. SKPD terlibat untuk mengembangkan jaringan infrastruktur dasar yang memadai. Kerjasama dengan AIPD memberi manfaat besar bagi kemajuan di daerah, ada banyak pelatihan yang dilakukan bersama, seperti pelatihan keterbukaan informasi publik dan pelatihan jusnalistik,” ujarnya.
Terkait data, Petrus Rabu menjelaskan yang mana Bupati sudah menerbitkan Surat Keputusan untuk tim yang mengerjakan website Raja Ampat, walau domain Raja Ampat saat ini masih ada di Kominfo. Pada medio 2013, PPID dibentuk. Sudah ada pelatihan untuk pengelolaan data. Pusat Data sementara disosialisasikan. Target kami supaya ada sekretariat sendiri, karena selama ini masih Pusat Data masih menggunakan ruang Humas Kabupaten. “Yakin pemerintah selalu mendukung hal-hal yang membuat kemajuan di daerah ini. Saya berharap fungsi PPID semakin ditingkatkan, supaya potensi Raja Ampat boleh diketahui dunia.”
Janes Sarwa, S.AN, Kabid Litbang Bappeda Raja Ampat, menguatkan apa yang disampaikan Petrus Rabu. “Ruang untuk Pusat Data sementara disiapkan. Data yang layak diketahui masyarakat luas hendaknya ada di sana. Ke depan, tentunya kita berharap data-data mengenai sektor-sektor unggulan seperti perikanan, kelautan dan pariwisata boleh ditonjolkan di Pusat Data, karena kita tahu bersama wilayah ini terkenal karena potensi kelautannya. Di sini delapan puluh persen wilayahnya adalah laut,” tutur Sarwa.
Potensi laut memang kental di Raja Ampat. Di Manta point, Arborek, selat Dampier, kita dapat menyelam ditemani beberapa ekor pari manta yang jinak. Berbagai spesies unik dapat dijumpai manakala kita terjun ke laut, di antaranya ikan endemic Raja Ampat, eviota raja, sejenis ikan gobbie. Ada juga wobbegong, pari manta dan kuda laut katai. Di Chicken Reef, ribuan ikan warna-warni berenang kian kemari, giant trevallies, snappers, rombongan tuna, barakuda, dugong, juga hiu.
Angka-angka masih ditera, seperti kerja yang terus berputar pada poros dan etos. Lalu batas. Di timur Sorong, utaranya Republik Federal Palau dan Samudera Pasifik, di barat Kabupaten Halmahaera Tengah, kemudian Seram Utara di selatan. Raja Ampat mengada karena itikad baik dari semua pihak untuk berpartisipasi secara terbuka dalam menetapkan kondisi ideal di sana. (*)
Dipublikasikan AIPD Medio 2015
PRAKTEK CERDAS DI RAJA AMPAT