Friday, October 17

Ngoplos Saraf Beras


01 Agustus 2025


Beras telah merangsang saraf dan mengirimkan pesan kendalikan fungsi tubuh. Di sana, di jaringan kompleks materi beras dan pikiran beras itu telah mengendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk gerakan, sensasi, dan fungsi organ-organ. Gerak, teriak, lapar apa saja, termasuk lapar cerita berita sensasi oplosan.


Oleh: Dera Liar Alam


STATUS tahun lampau, berapa alinea disambungkan: Karena kampanye masih terus berlangsung sampai sekarang, selasatu bertabur isu beras, kadang harga naik tanpa kendali. Walau, ada pihak-pihak yang telah coba tetap konsumsi beras dalam bentuk lain. Ulangi status itu. Beras – dalam tafsir asumsi saya – adalah propaganda penyeragaman isi perut, isi mindset.

Manakala bertanggung jawab sebagai redaktur di Harian Swarakita, saya mencermati kabar berita mengupas babak ‘beras spanyol’ yakni ‘beras separuh nyolong’ disajikan berapa kantor pemberitaan nasional. Bila membaca ‘Robohnya Moral Kami’ ditulis Soenjono Dardjowidjojo, dipublikasikan Yayasan Obor Indonesia, 2005, di situ di halaman 95 anda dapat membaca kisah ‘beras spanyol’ itu dikutip dari Kompas. Cari ceritanya, majalah Tempo pernah mengulasnya di ‘Menangkal Serbuan Beras Spanyol’, Minggu, 23 April 2000.

Pusing beras asing, tahun 2024, BULOG dapat tugas impor beras dari Kementerian Perdagangan, sebesar 3,6 juta ton. Kabar menarik 2025, tidak ada impor. “Kita akan hentikan impor beras dan bahan pangan lainnya. Bulog akan menyerap semua gabah dan jagung yang diproduksi oleh petani untuk menjaga stabilitas harga.” Begitu keterangan tertulis Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan, dalam Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan, 31 Desember 2024. Demikian Zulkifli Hasan memastikan serapan beras dari petani akan sepenuhnya ditampung Bulog, ‘yang katanya’ sesuai instruksi Presiden.

Inpres Nomor 6 Tahun 2025: Pemerintah mempertegas penguatan ketahanan pangan nasional dan pencapaian swasembada beras dengan memastikan penyerapan gabah dan beras petani secara optimal. Ada langkah akselerasi mesti tetap dipantau, dikawal, dievaluasi. Sebagaimana diketahui, Pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog berdasarkan penugasan Badan Pangan Nasional yang telah diputuskan dalam rapat koordinasi bidang pangan.

Kenapa beras tetap mahal? World Bank pernah ‘bilang’ harga beras Indonesia menjadi yang tertinggi dibanding negara-negara di ASEAN. Sibak data, beberapa pedagang beras menduga bahwa pembelian beras dalam jumlah besar untuk bansos, untuk kebutuhan kampanye politik telah mempengaruhi ketersediaan dan harga beras. Sementara ada fakta keterlambatan distribusi, rantai pasokan beras yang panjang dari petani hingga konsumen – dan tentu dalam hal ini melibatkan banyak pihak, seperti penggilingan, pedagang, dan distributor. Tiap mata rantai dapat menambah biaya, berikutnya ada potensi penyimpangan. Daftar soal: keterbatasan lahan, alih fungsi lahan, cuaca ekstrem, banjir, kekeringan, harga bibit, harga pupuk, praktik manipulasi harga, dan seterusnya.

Di balik beras harga tinggi, menurut survei, ternyata miris. Kesejahteraan petani Indonesia masih rendah. Sejahtera di atas kertas, di lembar-lembar statistik, survei, diduga hidup layak, dianggap punya akses sumberdaya, akses pendidikan, akses kesehatan, akses fasilitas dasar. Semua masih diselesaikan dengan diduga dianggap diasumsikan. Padahal, boleh cari tahu sendiri, boleh rasakan sendiri, semua susah dan ternyata terbatas, atau sengaja dibatasi.

Kabar separuh nyolong, cerita harga naik menggila, dan isu beras masih merasuk hari ini. Coba kita ulangi: Beras telah merangsang saraf dan mengirimkan pesan kendalikan fungsi tubuh. Di sana, di jaringan kompleks materi beras dan pikiran beras itu telah mengendalikan berbagai fungsi tubuh, termasuk gerakan, sensasi, dan fungsi organ-organ. Gerak, teriak, lapar apa saja, termasuk lapar cerita berita sensasi oplosan. Demikian kenyang berita palsu merangsang saraf. Jadi gerak, jadi tindak.

Ketika sarapan belum siap, kita telah disuguhi kabar, berita cerita. Gambar-gambar, video, deretan huruf kampanye, ayat-ayat menidurkan enggan siuman. Coba ganti isu beras isu palsu. Masih ada yang ngoplos isu, menambahkan gamang risau. Pesan hari ini evaluasi. (*)

15 Comments

Comments are closed.