
16 September 2025
Seburuk-buruknya suara adalah suara keledai, ia akan bersuara terkait tiga hal saja: Pertama, saat lapar – urusan perut; Kedua, saat muncul nafsu berahi – seks; Ketiga, aku lupa. Nafsu berahi ketum-ketum partai politik yang lapar akan kekuasaan, mereka akan berkonsolidasi atau beraliansi dengan janji-janji surgawi dan kita selalu terjebak pada lubang yang sama, yakni percaya janji angin sorga.
Oleh: Pidar Lingi
Penulis tinggal di Poland
PADA lima hari yang lalu drone Rusia terbang di udara Polandia, beberapa drone ditembak jatuh oleh Polandia. Pasal 4 diaktifkan, Polandia buka pintu untuk NATO berperang dengan Rusia.
Kupikir ada beberapa negara yang aman seandainya perang besar meletus(perang dunia III), Bhutan, New Zealand, Swiss, Islandia dan beberapa wilayah terpencil di Nordik. Aku sama sekali tidak takut dengan huru-hara semacam itu. Perang, bencana alam, wabah, kematian dan sejenisnya memang perlu untuk keseimbangan alam.
Walau salah seorang temanku di kampung sana sudah mulai berhipotesa tentang perang akhir zaman — Perang Dunia ke III, kata dia pasukan panji hitam akan muncul di Khurasan, Imam Mahdi hingga puncaknya nanti turunnya Isa Al-Masiih di Damaskus dengan tangannya berpegang pada sayab malaikat. Kawanku itu memang seorang pengagum eskatologi akhir zaman dan teori konspirasi.
“Kau harus pelihara ayam, jangan kerbau,” kataku pada dia, “Sebab menurut literasi islam, yang bisa melihat malaikat adalah ayam, nanti ayam-ayammu akan bisa melihat malaikat yang sayapnya dipegang oleh Isa Al-Masih. Karena nanti banyak orang yang mengakui dirinya sebagai Isa.”
Lalu aku menambahkan bahwa Dajjal itu menunggangi keledai, keledai itu mengeluarkan asap dari bokongnya.
Bahasa memang sangat membingungkan, Valentino Rossi menunggangi motor Yamaha, media malah menulis: kuda besi. Aku tidak tahu apakah dia menduga bahwa keledai yang mengeluarkan asap itu adalah semacam kendaraan tempur; tank. Yang jelas beberapa stasiun memakai simbol elang, elang juga masih bangsa burung, ayam juga bangsa burung walau elang menyerang ayam. Dan kita (para pemirsa) seperti keledai, keledai yang terperosok pada lubang yang sama, tak bisa berpikir jernih dan melihat ke depan, sebab isi kepala dipenuhi polusi asap sampah stasiun saluran televisi itu.
Seburuk-buruknya suara adalah suara keledai, ia akan bersuara terkait tiga hal saja: Pertama, saat lapar – urusan perut; Kedua, saat muncul nafsu berahi – seks; Ketiga, aku lupa. Nafsu berahi ketum-ketum partai politik yang lapar akan kekuasaan, mereka akan berkonsolidasi atau beraliansi dengan janji-janji surgawi dan kita selalu terjebak pada lubang yang sama, yakni percaya janji angin sorga.
Dulu aku lebih suka menonton saluran Fashion TV di malam hari atau saluran TV Thailand yang menampilkan acara pengenalan produk pengencang payudara ketimbang menonton saluran-saluran TV berlogo elang itu. Tetapi kawanku itu menyakini bahwa negeri yang aman bukanlah Bhutan, Swiss, Islandia atau Selandia Baru, melainkan negeri Syam — Mekkah, Madinah, Palestina, Lebanon, Suriah dan Yordania.
“Kalau kau ingin selamat, maka pergilah ke salah satu negeri itu,” katanya.
“Iya, saya akan menabung mulai sekarang, nanti pada umur 55 atau 60, saya akan naik haji,” balasku.
“Kalau ada uang lebih, naik umrah saja dulu,” tambahnya, kawanku itu berprofesi sampingan sebagai agen travel umrah. (*)