Tuesday, November 19

Mythic


07 Desember 2022


Syair yang mengalir di Wowolean…


Oleh: Daniel Kaligis
Editor: Kalfein Wuisan


Gambar: Kuala Wowolean berhias perahu dan cakrawala mendung


AWAN-AWAN mati ditebas badai, hanyut oleh adab mitos perawan. Perahu bersandar jutaan masa musim banjir, lalu pengusiran datang.

Masih ingat narakan tempat wurukus lepo kawin-mawin beranak-pinak, kangen di hulu Kelembahuan. Zumisim bertapa di Rewo, bertelur di rimbun eceng-gondok kemudian terbang ke wanua seberang.

Bening reflection, anak-anak mawelit – memetik mujair terperangkap net, memungut renga’ – keong hitam khas tepi Kelembahuan, negeri beralasan introduksi asing, dan torang yang selalu menyinta mendung.

Kemarin di Parorengan, bangau pulang ramai sekali di langit putih. Sisa kertas plastik besi tembaga perak emas jadi tertuduh, ada di sisi jembatan…

Parorengan, wanua di tepi alir gelombang, suatu zaman pernah ditumbuhi genjer dan sarawet – jenis rumput pisau melukai kaki tangan badan namun rerumput itu lahap dimakan sapi dimangsa kambing. Kembang tumbuh di mana-mana. Kumbang di musim bertelur menaruh wahater – jalan metamorphosis dibakar penyantap ulat-ulat kaya protein.

Di atas menara pemantauan: penebangan ada di wanua-wanua seputar telaga, atau dongeng wangi yang dikemas iklan – bungkus sabun, sisa kemasan shampoo, botol-totol, kaleng, ada di tanah, di alir kuala, di tangan-tangan membelai jablai.

Dahulu kala, altar pemujaan selalu berair lantainya. Sinar matahari datang saban pagi, dan gerimis seakan memanjangkan doa-doa lapar haus…

Dan mythological, zumisim, yakni belibis, memanggil panjaga, mythic yang berdiam di gua-gua di dasar telaga tua. Mythic menebar berlaksa-laksa pasukan wi’iwir, ikan-ikan kecil yang telah renyak dijadikan perkedel, di-wokubalanga-kan untuk menu lunch para pengunjung pemuja mendung.

Awan-awan mati ditebas badai, guruh guntur kilat mendebar cerita, panjaga ada di angkasa, di hutan belantara yang menyimpan misteri minyak bumi dan mineral, ada di gedung-gedung yang dibangun oleh suap, uang dola-dola dikuatkan mic pengeras teriak memaki umat enggan nyumbang.

Padahal awan-awan mati membawa mythic orang-orang terbunuh ketakutan sendiri, mimpi buruk dan gelap, direbus, digoreng, dipanggang, dibakar berita. Kuala, yaitu sungai-sungai mendidih menjadi tua dan terurai jadi mendung, jadi awan, jadi mythic. (*)