Monday, December 30

Membaca: ‘Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft’


08 November 2023


Setahun lewat Narrative Journalism Tour 2022, ada yang hilang dari gambar yang anda saksikan di atas. Dia seorang kawan penulis, jurnalis, peserta acara yang dimaksud…


Oleh: Dera Liar Alam


NARRATIVE Journalism Tour 2022 – Hari Kedua: saya menera foto di halaman media sosial dengan caption seperti yang tertera pada judul foto ini. Dan tak berselang lama ketika foto tayang, Happy C.K. langsung menanggapi, “Chik Rini,” seru dia. Betul. ‘Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft’ adalah liputan dan kesaksian pembunuhan orang Aceh, ditulis oleh Chik Rini. Sebagaimana ditera di buku Jurnalisme Sastrawi, Chik Rini mendatangi saksi-saksi – yang bersikap tertutup sebab trauma dan tak percaya pada wartawan – di Jakarta, Medan, Lhokseumawe, dan Banda Aceh. Dia, Chik Rini, malah pernah tinggal sebulan dekat Krueng Geukeuh, tempat peristiwa Simpang Kraft terjadi.

Saya merekam situasi ketika pelatihan menulis berlangsung di ruang berlantai kayu, mendokumentasikan gambar-gambar seraya mengenang beberapa bait tulisan itu yang pernah Happy, beberapa teman, dan saya baca. Di bawah ini saya kutipkan bait kedua ketiga dan keempat dari tulisan Chik Rini itu:

Angin malam sekilas membawa bau amis yang berasal dari hamparan empang yang terletak di seberang terminal. Sejurus di kejauhan, di atas belukar hutan bakau, langit tampak merah membara oleh cahaya api. Semburan api raksasa itu keluar dari beberapa tower yang ada di ladang penyulingan gas alam cair milik PT Arun LNG.

Lhokseumawe memang pusat industri Aceh. Ia kota kedua terbesar di Aceh sesudah ibukota Banda Aceh. Dalam perut bumi daerah ini terdapat kandungan gas alam terbesar di Indonesia. Sejak Exxon Mobil, sebuah perusahaan Amerika, menemukan sumur-sumur gas di Aceh Utara pada 1970-an, daerah ini dengan cepat melihat pertumbuhan industri hasil alam. Di bagian barat Lhokseumawe, terdapat kilang penyulingan gas alam cair PT Arun LNG, pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda, pabrik pupuk PT Asean Aceh Fertilizer, dan pabrik kertas PT Kertas Kraft Aceh. Sedang di bagian timur kota itu, terdapat ladang sumur gas milik Exxon Mobil.

Ironisnya, Lhokseumawe bukan kota yang makmur. Orang Aceh banyak yang miskin, hidup di pinggiran pabrik-pabrik. Jakarta hanya memberi sedikit keuntungan penjualan gas alam, pupuk, dan kertas ke daerah itu.

Sekedar gambaran bagi anda yang ingin masuk lebih jauh mencermati liputan Chik Rini. Ada sejumlah dialog menarik dalam liputan itu, anda boleh membacanya juga pada tautan berikut yang dimuat di pantau.or.id.

O iya, Narrative Journalism Tour 2022: ‘Show, Don’t Tell’. Kegiatan itu berlangsung di Tomohon, dilaksanakan bersama oleh Embassy of United States – Jakarta, Indonesia dengan Institute for Public Diplomasy & Global Communication – The George Washington University, Yayasan Pantau, dan Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur. (*)