2019
Gambar: Brenton Tarrant, centre in black helmet, was flown to and from his Christchurch sentencing, on a Defence Force Hercules plane.
Sumber: nzherald.co.nz
Oleh: Daniel Kaligis
‘Tanah Awan Putih Panjang’, seperti penyebutan orang Māori pada tempat tinggalnya, Aotearoa. Ada kota dengan perpaduan sejarah peradaban dan budaya kontemporer. Itulah Christchurch di Selandia Baru.
PROPAGANDA, ironi, mengalir seperti lelucon. Mesin pembasmi sudah menyalak, menyasar sesama manusia. Damai terusik oleh letus mesin pembasmi, AK-15. Kisah silam, di 2019, ternama Brenton Tarrant, lelaki bersenjata, menyerang masjid di Christchurch sambal menyiarkan aksinya.
Tarrant, lengkapnya Brenton Harrison Tarrant. Dia tinggal di Andersons Bay, Dunedin, — kota kedua terbesar di South Island.
Melenggang sambil bersiul, menggenggam kaliber 5,56 milimeter AK-15 dan senapan semi-otomatis, sekitar pukul 01.40 NZDT – Jumat, 15 Maret 2019, Brenton Tarrant menyerang Christchurch di Selandia Baru. Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre jadi sasaran teror, empat orang dinyatakan terlibat dan ditetapkan sebagai tersangka.
Media STUFF merinci pernyataan Komisaris Polisi Mike Bush dari lokasi kejadian, yang pada awalnya mengatakan ada tiga laki-laki dan satu perempuan ditangkap dan diduga terlibat dalam serangan tersebut, namun, satu di antaranya diketahui tidak terlibat dan dibebaskan.
Hingga lewat tengah malam pascateror, seperti dilansir CNN, ada empat puluh sembilan orang diberitakan tewas pada serangan tersebut.
Media lokal menulis update situasi di Kota Christchurch lengang tegang. Hingga jelang fajar. Kedai kopi yang biasa sibuk ditutup, restoran yang menyiapkan sarapan juga sepi, di pusat kota ada beberapa orang terlihat di jalan dan petugas keamanan berjaga dengan ketat.
Kentang, Moschetto, dan AK-15
Imigran Britania, dan Irlandia membawa aspek-aspek kebudayaan mereka ke Selandia Baru, dan juga memengaruhi kebudayaan bangsa Māori.
Hingga 1769 orang Eropa tak mengunjungi lagi Selandia Baru. Ketika itu James Cook penjelajah Britania, sudah memetakan hampir semua pesisir Selandia Baru.
Sesudah Cook, area itu dikunjungi beberapa kapal pemburu paus, pemburu anjing laut, dan kapal dagang Eropa, dan Amerika Utara. Mereka menjual makanan, peralatan logam, persenjataan, dan barang-barang lain untuk memperoleh damar, artefak, air, dan jasa seks.
Kentang dan moschetto diperkenalkan oleh para pendatang pada orang Māori. Inilah hal yang telah mengubah pertanian, dan peperangan Māori. Kentang menyediakan surplus makanan andal, memungkinkan kampanye militer lebih panjang, dan berkelanjutan.
Apa itu moschetto? Inilah senapan lontak, dikenal sebagai musket. Moschetto populer antara abad lima belas sampai pertengahan abad sembilan belas. Senapan jenis ini hanya dapat ditembakkan sekali setelah diisi bola timah dan mesiu, dan diisi dari depan moncong laras senapan.
Moschetto diambil dari bahasa Italia berarti elang. Angkatan perang yang menggunakan moschetto disebut musketir. Orang Inggris menyebutnya musketeer, orang Perancis menyebut mousquetaire.
Senapan ini terkenal pada saat Revolusi Kolonial Amerika dan perang-perang Napoleon. Tidak seperti senjata api modern yang semi-otomatis maupun yang otomatis penuh, moschetto harus diisi terlebih dahulu setelah satu tembakan sebelum menembakkan peluru berikutnya.
Nah, perang senapan antar-suku Māori terjadi makin sengit ketika mereka mengenal moschetto. Tercatat ada enam ratus pertempuran antara tahun 1801 sampai 1840.
Perang itu menewaskan sekitar tiga puluh ribu hingga empat puluh ribu orang Māori. Awal abad sembilan belas, misionaris menetap di Selandia Baru. Mereka mengubah keyakinan sebagian besar populasi Māori.
Lalu populasi Māori berkurang hingga menjadi empat puluh persen dari keadaan sebelum pertemuan dengan orang Eropa. Penyakit-penyakit yang dibawaserta orang Eropa telah menjadi faktor utama kepunahan.
Organisasi sosial bangsa Māori sangatlah bersifat komunal dengan sistem keluarga, sub-suku, dan suku, diatur seorang ketua yang kedudukannya memerlukan persetujuan komunitas.
Zaman bergulir, letih berperang. Selandia Baru dikenal sebagai salah satu negara paling stabil, dan diperintah dengan sangat baik di dunia. Pada tahun 2011.
Negara ini menempati peringkat kelima dalam hal kekuatan lembaga-lembaga demokrasinya, dan memiliki angka partisipasi warga negara yang tinggi, dengan tujuh puluh sembilan persen pemilik suara ikut serta dalam pemilihan umum terkini.
Ide rasis: supremasi antihitam antisemitisme mengundang banyak asumsi, sebab-sebab hendak diteliti mengapa murka mengada di peradaban.
Jumat, 15 Maret 2019, bukan moschetto, tapi kali ini kaliber 5,56 milimeter AK 15 dan senapan semi-otomatis yang menyalak.
Dalam aksinya, Brenton Tarrant disebut Herald Sun, edisi 15 Maret 2019 menggunakan senapan serbu berkekuatan tinggi dalam pembantaian di Christchurch. “AR-15 – versi modifikasi dari M16 – menembakkan putaran kecepatan tinggi mampu menghancurkan apa saja yang dilaluinya. Pelaku menggunakan senjata sama dengan yang digunakan orang yang memberondong penonton konser di Las Vegas pada 2017.”
Amerika Serikat menyebut senapan AR-15 sebagai M16. Colt membeli hak atas AR-15 dari ArmaLite dan saat ini menggunakan sebutan yang hanya untuk versi semi-otomatis. M16 menembak dengan magazen 5.56×45 milimeter. AR-15 pertama kali dikeluarkan untuk pasukan khusus pada musim salju tahun 1964.
Radio New Zealand menyibak kebrutalan manusia yang menyakiti manusia lain. Mulki Abdiwahab, saat diwawancara Radio New Zealand, bilang, dia bingung mengapa penembakan itu terjadi. “Tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa ada manusia yang ingin menyakiti manusia lain, itu benar-benar asing bagi saya. Di tempat yang saya rasa aman, tapi sekarang saya mulai mempertanyakan mengapa terjadi seperti ini.”
Tanah yang Damai
Bangsa Māori kuno mengadaptasi budaya Polinesia Timur berbasis tropika, sejalan dengan tantangan-tantangan melekat dengan suatu lingkungan lebih luas, dan lebih beraneka ragam, secara langsung atau pun tak langsung mengembangkan budaya sendiri yang berbeda.
Mayoritas orang Selandia Baru adalah keturunan bangsa-bangsa dari Eropa. Ada orang Māori yang sejak kedatangan Eropa sudah mendiami wilayah itu. Di sana ada juga orang Asia, dan orang Polinesia ‘bukan Māori’.
Bahasa Inggris, bahasa Māori, dan bahasa isyarat Selandia Baru adalah bahasa-bahasa resmi, dengan bahasa Inggris mendominasi. Sebagian besar budaya Selandia Baru diturunkan dari Māori, dan pemukim asal Britania.
Sebuah kebangkitan baru budaya Māori telah menyebabkan seni-seni tradisional mereka berupa seni ukir-pahat, seni anyam-tenun, dan seni rajah menjadi lebih mengemuka. Banyak seniman kini memadukan teknik-teknik Māori, dan Barat untuk menghasilkan bentuk seni unik. Seni Eropa mula-mula didominasi pemandangan alam, dan juga potret Māori yang lebih minim kadarnya.
Damai di bumi ujung selatan itu tiba-tiba disentak rentetan muntah mesiu.
Negara Stabil Tiba-Tiba Mencekam
Selandia Baru adalah salah satu daratan utama terakhir yang dimukimi manusia. Penanggalan radiokarbon, bukti dari penggundulan hutan dan keanekaragaman DNA mitokondria di dalam populasi Māori menduga Selandia Baru pertama didiami orang Polinesia Timur antara tahun 1250 sampai 1300.
Sejumlah catatan menyimpulkan sederetan perjalanan panjang melalui kepulauan Pasifik selatan. Kemudian selama berabad-abad wilayah itu mengembangkan budaya berbeda dikenal sebagai Māori. Populasi terbagi dua menjadi suku dan sub-suku yang akan bekerja sama, bersaing, dan kadang-kadang saling berperang.
Orang-orang Māori sejak lama mendiami Selandia Baru. Sebagai bagian sub-rumpun Oseanik dari rumpun bahasa Austronesia, bahasa ini memiliki hubungan erat dengan bahasa Rarotonga – Kepulauan Cook dan Tahiti, hubungan sedikit lebih jauh dengan bahasa Hawaii, dan lebih jauh lagi dengan bahasa Samoa dan Tonga.
Menurut britannica Abel Janszoon Tasman, adalah orang Eropa pertama yang diketahui mencapai Selandia Baru pada 1642. Dia penjelajah dan pedagang berkebangsaan Belanda yang terkenal dengan perjalanannya pada 1642 dan 1644 untuk Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Tasman juga diketahui mencapai Tasmania, memantau kepulauan Fiji pada tahun 1643. Ia dan awak kapalnya berhasil memetakan cukup banyak bagian Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik. Tasman menghabiskan sisa hidupnya sebagai tuan tanah di Batavia dan meninggal di sana.
Pada beberapa periode, sekelompok Māori bermigrasi ke Kepulauan Chatham, di mana mereka mengembangkan budaya Moriori yang berbeda. Populasi Moriori berkurang drastis antara tahun 1835 sampai 1862, terutama disebabkan oleh penyerangan, dan perbudakan, juga penyakit-penyakit yang dibawaserta orang Eropa juga ikut berperan. Pada tahun 1862 hanya 101 jiwa yang selamat, dan yang terakhir dikenal berdarah Moriori sepenuhnya meninggal pada tahun 1933.
Negeri plural paling sekuler di dunia. Berdasarkan data Transparency International, Selandia Baru berada peringkat pertama dalam hal transparansi pemerintahan, dan merupakan negara paling tidak korup di dunia.
Manakala rentetan peluru menyasar orang-orang di masjid Al Noor, Jumat, 15 Maret 2019, Mulki Abdiwahab dan ibunya berlari tanpa alas kaki.
Kalut dan bingung, merasa jadi target tembakan, padahal sebelumnya perempuan itu belum pernah mengenal bunyi letusan senjata. Mulki Abdiwahab, perempuan berusia 18 tahun, mahasiswa Universitas Lincoln di Christchurch, mengisahkan pengalamannya hari itu pada Radio New Zealand.
Dia baru saja selesai sembahyang di ruang khusus perempuan di Masjid Al Noor bersama ibunya, anak-anak dan orang tua ketika dia mendengar suara tembakan. “Saya tidak tahu, sebelumnya saya belum pernah mendengar suara tembakan. Awalnya saya pikir ada seseorang menggedor jendela. Ibuku meraih tanganku dan kemudian kami berlari keluar. Semua sudah dalam keadaan kacau, orang-orang berhamburan mencari perlindungan bagi diri mereka. Kami terus berlari, dan terus berlari. Tembakan terus berlangsung selama sekitar 10 menit,” beber Mulki Abdiwahab.
Ayahnya berada di ruang pria pada saat penembakan. Kini ayahnya dalam perawatan di rumah sakit. Sementara Mulki Abdiwahab dan ibunya mencari perlindungan di rumah penduduk.
Hentikan Pembantaian Manusia
Kabar telah tersebar. Saya berada di angkutan online sambil membaca berita. Umar Mattang, sopir yang mengantar saya sore kemarin bercerita sepanjang jalan tentang kejadian teror di Selandia Baru.
“Benar-benar kejadian brutal. Pelakunya menyiarkan di facebook aksinya menembaki orang-orang, jadi semua pengguna media sosial boleh menonton kejadian itu,” tutur Umar Mattang ketika kami melintas tepi Losari menuju arah Tanjung Bunga, Makassar.
Tengah malam, di jalan pulang, saya masih disuguhi cerita kejadian teror itu oleh Achmad, sopir angkutan online. Tapi, dia lebih banyak menanya tanggapan saya atas teror. Saya bilang, kita harus melawan teror dengan berlaku damai dan menghargai perbedaan yang sudah menjadi realita manusia di bumi. “Hentikan pembantaian sesama atas nama apa pun.”
Saya membaca berita, merekam beberapa data. “Very terrible tragedy,” tulis Tom Hardjowirogo, menanggapi tulisan Annashka Mozhayev, orang Indonesia di London yang mengomentari teror Christchurch: “I just saw the video streaming and tell you that I am not one to shed tears that easy but this was brutality against humanity and over one person’s doing would stir trouble to the whole community all over the world.”
Sepakat dengan Umar Mattang, setuju dengan Annashka Mozhayev. Peristiwa 15 Meret 2019 kemaren adalah kebrutalan yang menginjak-injak kemanusiaan dan mengancam seluruh umat manusia di bumi. (*)