22 Juli 2010
Jakarta, lewat tengah malam:
Oleh: Dera Liar Alam
wahai angin memporandakan dermaga
tawamu jalang kusuka
beberapa tahun silam
kisah ini dimulai
berhadapan kita:
perahu dalam cawan terombang-ambing
kubaca, resap tetes demi tetes
bukan aksara
hanya syair
sorot matamu dalam tangis
dan kita bersahutan
suara laksana bedil
letupkan judul-judul tanpa tajuk
sebuah gelisah merekam ziarah masa depan
KaKa:
Jika Senyum Itu Pindah
engkau di balik setir boat