
04 Agustus 2025
Otak plastik: works by analyzing the varying levels of compression within an image, assuming that areas of an original. Hembus asap palsu. Memandang asap dari jauh menuduhnya sebagai uap. Saya foto wajahmu, saya ELA saya tuduh palsu. Uang palsu saya foto, saya ELA terbaca asli. Apa anda dapat melarang mesin membacanya demikian? Asap, as long as possible. Saya beli teori teliti yang anda pakukan di media sebagai scientific.
Oleh: Dera Liar Alam
DITAFSIR berdampak buruk dan seterusnya, ternyata pada kemasannya ditulisi materi kampanye, “Barang ini merenggut kebahagian saya satu persatu. Barang ini sebabkan kanker, sebabkan berbagai penyakit pernapasan, bronkitis kronis, emfisema, memperburuk gejala asma, membikin kecanduan, turunkan kesuburan perempuan dan laki.” Dicantum nomor layanan berhenti mengonsumsi. Anomali buruk, namun rokok diperdagangkan, disuguhi pada siapa yang mau, dijual mahal, tetap dicari peminatnya. Ada yang baca kampanye itu? Mungkin ada, mungkin tidak. Diabaikan, boleh jadi peminat tidak ambil pusing.
Arthur, kawan tualang negeri seberang, bilang, “Pasangannya kopi haruslah asap rokok. Kopi kental, asap tebal.” Dia terbilang menghafal beberapa nama, misal Susilo Wonowidjojo, Ong Hok Liong, Tjoa Jien Hwie, Michael Hartono, Budi, dll. Arthur tutur pada saya, beberapa pengusaha rokok tidak ‘ngepul’. “Mereka kaya,” guman Artur sambil tertawa terbahak-bahak.
Bagaimana menjelaskan bahagia manakala asap membumbung dari depan wajah, disembur dari mulut dari hidung, diserap masuk rongga mulut masuk kerongkongan masuk dalam badan melintas masuk aliran darah? Penikmat entah punya kata-kata, entah punya argumentasi menjelaskan apa yang terjadi salam sarafnya. O, tunggu dulu. Saya pernah berujar bahwa rokok lebih nikmat dari asap neraka.
Ingat peristiwa terkait isu asap bertahun lampau. Pernah, di Selat Johor, perbatasan Singapore dengan Johor Bahru – Malaysia, saya ditahan otoritas imigrasi karena membawa rokok lebih dari dua bungkus. Jadi, rokok saya yang dituduh lebih itu disita, lalu dimusnahkan, exterminated.
Merenung dan murka, cari titik untuk berasap menumpah kesal di di Kompleks Sultan Iskandar – JB CIQ, di Woodlands Checkpoint. Lalu tertawa sebab saya miskin diplomasi miskin bahasa komunikasi dianggap racun dicap illegal, untung saja paspor tidak dirobek.
Entah murka berkesinambungan bikin badan rapuh derita. Sambil berasap di Pengerang, ulangi bait-bait. ‘Merdekakanlah mindset, merdeka nyonya dan tuan. Semua kelamin dilahirkan ibu bumi yang perempuan, lalu dogma memangkasnya dengan demoskratos paternalist kapitalis.’
Apa bahaya asap? Bagaimana perbandingannya dengan asap pembakaran lahan dan asap pembakaran perkara-perkara hukum yang jadi racun berkepanjangan. Asap depan istana kampanye subur makmur sejahtera, protes dianggap cemarkan udara. Suara rakyat meringkuk jadi asap hilang warna dalam deru ayat-ayat langit mengaburkan pengetahuan. Asap ‘ngaku scientific’ bermuatan diduga hoax telah diulang-ulang siaran rakyat bersuara, dan sejumlah siar berita – bagi kata bebas merdeka, mereka yang dituduh ‘bukan undangan’ dianggap cari panggung, ‘Supaya masuk tv, supaya terlihat orang-orang pemisra tukang tuduh,’ demikian lancar ejekan dikumandang.
Isu para ngaku pakar segala ilmu, ngaku bicara scientific, hari-hari ini telah jadi racun di mana-mana, memaksa pembenaran sebagai kebenaran. Menghembus asap palsu. Memandang asap dari jauh menuduhnya sebagai uap. Saya foto wajahmu, saya ELA saya tuduh palsu. Uang palsu saya foto, saya ELA terbaca asli. Apa anda dapat melarang mesin membacanya demikian? Asap, as long as possible. Saya beli teori teliti anda yang anda pakukan di media sebagai scientific.
Beralih ke babad lain.
Tentang racun, berapa ketika lampau pernah saya catat: Di depan gedung megah di ibukota negara, Jl. Medan Merdeka Timur, membaca direktori pulau-pulau kecil, beroleh info tentang Pulau Racun. Survei toponim, yakni identifikasi obyek geografis ini (2006 diverifikasi 2007) pulau itu disebut tak berpenghuni, bervegetasi semak belukar, berpepohon khas tepi pantai yang dedaunannya gugur pada satu musim, dan sekelilingnya bertebing curam. Diceritakan para tetua, bahwa pada zaman pergolakan, orang-orang tertuduh punya ilmu hitam dibuang di Pulau Racun, bahkan ada juga yang dieksekusi di situ.
Ribuan burung terbang dan hinggap di pepohonan jelang twilight di Pulau Racun. Cerita Matt Rey, kawan saya dari Tutuyan, “Pulau Racun ada di Bumi Totabuan sebelah timur, terletak di antara Bulawan dan Buyat, di Kotabunan. Nama menyeramkan, namun punya keistimewaan, Pulau Racun jadi perbincangan masyarakat Bolaang Mongondow Timur. Apa sebab dinamakan Pulau Racun? Menurut tutur warga Bulawan, dulu, lokasi itu jadi tempat pengasingan orang-orang berilmu hitam. ‘Libuton Ponggaing’ terminologi dari bahasa Mongondow artinya Pulau Racun. Waktu Perang Semesta, 1957, banyak orang berilmu hitam, dibunuh di pulau tak berpenghuni itu.”
Tak ada hubungan antara asap rokok dan kisah Pulau Racun. Cuma cerita supaya artikel ini lebar dan panjang menghabiskan waktu dan energi. Di titik lain, isu Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, dan Mangkir Ketek. Isu ini terkait sengketa pulau di negara kita, gemanya boleh anda simak kapan saja kalau sempat. “Polemik empat pulau itu ramai usai adanya Keputusan Mendagri yang menetapkan keempat pulau itu masuk wilayah Sumatera Utara. Keputusan itu terbit pada 25 April 2025. Pihak pemerintah provinsi Aceh tidak menerima keputusan tersebut. Aceh mengajukan peninjauan ulang keputusan tersebut sampai akhirnya diputuskan pemerintah bahwa empat pulau itu sah milik Aceh secara administrasi,” begitu dicatat Eva Safitri, detiknews,18 Juni 2025.
Saya menulis artikel ini sambil mengepul asap KONSER 18+ dicampur ElfBar. Menemu info, bahwa, soal Panjang, Lipan, Mangkir Gadang, Mangkir Ketek, yang mana akarnya adalah ketidaksesuaian data administratif wilayah antara kedua provinsi dimaksud, berikutnya pemetaan dan dokumentasi ‘tidak jelas’ sejak masa kolonial. Terindikasi, sengketa atas empat pulau ini sudah tercatat sejak 1928. Berikutnya ada Kepmendagri Nomor 111 Tahun 1992, menyatakan keempat pulau tersebut masuk dalam wilayah administrasi provinsi Aceh. Medio 1992, Ibrahim Hasan, Gubernur Aceh, dan Raja Inal Siregar, Gubernur Sumatera Utara, menandatangani kesepakatan bersama.
Cerita berita berkibar, semoga bukan asap: Kesepakatan Muzakir Manaf, Gubernur Aceh, dan Bobby Nasution, Gubernur Sumatera Utara. Prabowo Subianto, Presiden Indonesia, memutuskan bahwa empat pulau — termasuk Pulau Lipan — merupakan bagian dari provinsi Aceh, 17 Juni 2025.
Kisah pulau-pulau meredup. Kira-kira saja isu pulau tak jadi racun dalam sistem, soal wilayah dan batas-batas masih diretas kuasa dan sistem. Entah. Kisah kenaikan harga di wilayah-wilayah terpencil masih enggan ditilik sistem. Inflasi enggan dikoreksi, jadi asap tebal walau nyaris isu itu sunyi.
Balik lagi ke cerita rokok dan asap.
Sambungkan cerita pulau-pulau dan asap. Kebetulan saya pernah coba asap dari Aceh. Anda mungkin ingat cerita ibu dengan anak penderita cerebral palsy desak pemerintah legalkan ganja untuk terapi medis. Baca info ‘Ganja Medis’, disebut di sana, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, menjelaskan ganja bisa digunakan untuk terapi atau obat karena di dalamnya mengandung beberapa komponen fitokimia aktif secara farmakologi. Ganja mengandung senyawa cannabinoid yang di dalamnya terdiri dari berbagai senyawa lainnya. Utama, senyawa tetrahydrocannabinol bersifat psikoaktif. Senyawa lainnya cannabidiol memiliki aktivitas farmakologi, tetapi tidak bersifat psikoaktif. Cannabidiol ini dikatakan Zullies memiliki efek salah satunya adalah anti kejang.
Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., menuturkan bahwa cannabidiol telah dikembangkan sebagai obat dan disetujui oleh Food and Drug Administration di Amerika. Misalnya epidiolex yang mengandung 100 mg/mL CBD dalam sirup. Obat ini diindikasikan untuk terapi tambahan pada kejang yang dijumpai pada penyakit Lennox-Gastaut Syndrome (LGS) atau Dravet syndrome (DS), yang sudah tidak berespons terhadap obat lain. “Di kasus penyakit cerebral palsy, maka gejala kejang itulah yang akan dicoba diatasi dengan ganja,” kata Zullies.
Disebut bahwa anak-anak dengan kondisi tidak berdaya jadi target industri rokok. Info dari halaman Komnas Pengendalian Tembakau: Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai tujuh puluh juta orang, dengan 7,4 persen di antaranya perokok berusia 10-18 tahun. Kelompok perokok anak dan remaja meningkat paling signifikan. Data Global Youth Tobacco Survey 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3 persen, 2016, menjadi 19,2 persen, 2019. Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak, 56,5 persen, diikuti usia 10-14 tahun, 18,4 persen.
Cukai mahal. Kisah di lembar goodstats ditulis Brigitta Raras, 21 Agustus 2022, ‘Daftar Negara dengan Harga Rokok Termahal di Dunia 2022’, disebut di situ yang mana, “Pemerintah di beberapa negara memberlakukan tarif cukai dengan harga tinggi. Hal ini dilakukan dalam rangka menekan jumlah konsumsi rokok. Data dari Numbeo, Australia menjadi negara yang menerapkan harga rokok termahal di dunia.”
Begini ditulis Brigitta, “Harga rokok Marlboro 20 batang di Australia dibanderol sebesar 27,26 dolar AS atau sekitar Rp.391.000 – kurs 1 dolar AS: Rp.14.366. Pemerintah Australia mengungkapkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah rokok dengan menaikkan harga rokok. Peningkatan harga rokok di Australia berkontribusi pada penurunan signifikan jumlah konsumsi rokok selama dua dekade terakhir. Selain Australia, negara yang menjual rokok dengan harga tinggi adalah Selandia Baru. Selandia Baru menjual rokok seharga 23,46 dolar AS atau setara Rp.337.000. Kemudian, dilanjutkan Irlandia dengan harga 15,85 dolar AS atau setara dengan Rp.227.000. Tak beda jauh, di peringkat empat ditempati oleh Britania Raya yang menjual rokok seharga 15,63 dolar AS atau setara dengan Rp. 224.000.”
Berikut, masih dari tulisan Brigitta. “Norwegia dengan harga 15,14 dolar AS atau setara Rp 217.000. Islandia menjual rokok seharga 12,45 dolar AS atau setara Rp 179.000. Kanada dengan harga 11,76 dolar AS atau setara Rp 169.000. Perancis – negara yang tidak menentang rokok, masuk dalam sepuluh negara dengan harga rokok termahal di dunia. Perancis memberlakukan harga rokok sebesar 11,32 dolar AS atau setara Rp 163.000. Israel menjual rokok 10,93 dolar AS atau setara Rp 157.000. Singapore menjual rokok 10,40 dolar AS atau setara Rp 149.000.”
Menggerutu karena harga naik tanpa pengumuman, boleh jadi jawab ‘tentu’. Boleh juga menghindar dari fakta miskin materi. Sebab orang punya uang tak pernah soalkan harga berapa pun.
Hasil hitung keterjangkauan produk rokok menunjukkan bahwa materi itu masih dapat dibeli peminatnya. Atau bila naik harga, mereka akan pindah pada produk serupa yang murah dan terjangkau. Apa pun alasannya tetap beli supaya boleh berasap. Entah seperti bahan-bahan lain, makanan minuman misalnya. Walau harga selangit, semua orang tetap cari dan beli. Mesti makan, mesti minum, mesti berasap.
Lalu apa yang jadi perkara? Justeru di situ anomalinya asap itu. Dituduh beracun membahayakan, kenapa diperdagangkan? Dilarang? O, tidak. Praktiknya hanya naik harga dan pengendali harganya bisa siapa saja. Apa peran regulator, dalam hal ini pemerintah untuk menjelaskan mitos racun asap di pulau-pulau mimpi berkepanjangan bersambung-sambung itu? Popularitas, lalu hilang wajah. Hukum telah sekian lama dimandulkan dan diberasapkan untuk kepentingan popular. Gitu memang!
Masuk agak dalam, racun, asap, hukum, dan apa itu kampanye bijak-bijak kebijaksanaan. Katanya ‘lindungi segenap bangsa, seluruh tumpah darah.’ Asap tertuduh, larang sekalian musnahkan saja. Henti peredarannya. Hanya amanat, sebab dagang jalan terus dicari jalan untungnya. Apa saja yang berbau uang dianggap bukan barang haram.
Begitu asap, asumsi telah enggan dijawab otoritas. Asap mendidih dalam panci, telah jadi pulau racun dalam negeri, sejumlah nama pasti terseret. Tokoh bagai bendera ingin terus berkibar di pulau-pulau sebab cahayanya terbaca redup.Scientific, uji teori berasap di media itu. Viral, o, itu kucing oren. (*)
best price for generic androxal
does generic androxal really work
enclomiphene without prescription cheap
howl to get enclomiphene without a prescrtiption
discount rifaximin buy dublin
buying rifaximin canada internet
cheapest buy xifaxan cheap with fast shipping
cheapest buy xifaxan purchase online canada
how to order staxyn usa suppliers
order staxyn buy for cheap
ed meds avodart
order avodart generic from canada
how to order dutasteride generic dosage
ordering dutasteride cheap store
buy flexeril cyclobenzaprine online new zealand
generic flexeril cyclobenzaprine canada no prescription
gabapentin discount
purchase gabapentin price canada
cheap fildena buy for cheap
get fildena new zealand buy online
ordering itraconazole buy hong kong
order itraconazole purchase tablets
levné kamagra přenocování přes noc
porovnejte ceny generické kamagra online bez lékařského předpisu
meilleur kamagra vente par correspondance
usa fhizer kamagra