Saturday, October 25

Bursa Gurem


06 Oktober 2025


Lokasi terorganisir sediakan struktur, aturan untuk transaksi, memberi ruang bagi para pelaku. Di sini, ruang itu meraung. Ruang dimodifikasi sistem semau arah kepentingan dirinya sendiri. Kepentingan diri sang kuasa. Kerja gurem banting tulang, terbanting-banting.


Oleh: Dera Liar Alam


OSMANLI İMPARATORLUĞU — antara tahun 1335 dan tahun 1363, ada lokasi yang disebut Hüdavendigar, Hadiah Tuhan. Yesil Bursa, mengacu pada taman kebun dalam struktur kota, Bursa Hijau. Di sana ada benteng, ada permandian air panas di sana. Ada Bazar Sutra, ada rumah-rumah tua Utsmaniyah, museum, dan makam para sultan. Itulah Bursa di Turki.

Ruang luas sejarah, melompat ke ruang diisi bursa gurem. Dalam khasanah hewan ternak dan yang liar ada yang dikenal sebagai Ornithonyssus Bursa, nama ilmiah si gurem itu. Gurem atau tungau, serupa kutu, penghisap darah pada unggas tropis, dan subtropik. Pada unggas, menurut buku Gouldian Finches: A Complete Pet Owner’s Manual, ditulis Matthew M. Vriends, 1991, ada dua jenis yang berbahaya, yakni syringophilus bipectioratus dan dermoglyphus elongates.

Jadi, Ornithonyssus Bursa itu tungau, gurem. Ada di luar badan inangnya, panjang tubuhnya sekitar 0,7 hingga 1 milimeter. Bercorak coklat kekuningan sebelum hisap darah. Berubah merah setelah mendapatkan darah dari induk semangnya. Ornithonyssus Bursa bikin anemia, dermatitis, bahkan unggas bisa mati.

Gurem mudah berpindah dari ternak ke ternak, atau dari ternak ke manusia. Gejala yang tertular gurem biasanya susah tenang, susah istirahat. Hewan yang tertular mengalami penurunan berat badan dan penurunan produksi telur.

Kali ini, bukan Bursa itu yang ingin kita dalami. Bukan Hüdavendigar, Hadiah Tuhan. Yesil Bursa. Bukan kota benteng, permandian air panas. Bukan Bazar Sutra, rumah-rumah tua, museum, makam para sultan. Bursa gurem dalam peran sistem, melanggengkan kemiskinan sebagai museum, makam cerita-cerita kritis memanjangkan proposal krisis. Miskin yang kekal.

Bursa, ruang dipagar segala mitos mengurung ‘gurem’ supaya tetap tunduk seraya terus disuapi materi kampanye.

Ruang di mana kesulitan lebih dominan ketimbang hidup, namun tetap tertawa tetap merayap padat. Insan-insan terkendala akses modal, akses teknologi, akses pasar. Subsisten, berkendala tabung hasil, sulit tingkatkan panen. Identifikasi tani nelayan lahan sempit. Pacul golok pinjam, pancing jala pinjam, ladang sepenggal, laut luas perahu terbatas. Negara menyebutnya tani-nelayan gurem, diakali dihargai setengah-setengah. Bila punya, garapan luasnya setengah. Katanya setengah hektar, mungkin belum dikurangi hutang. Hutan yang terus berkurang, fakta tandus becek banjir longsor sangat kentara, ada di mana-mana.

Gurem merujuk skala operasional sumberdaya terbatas, sengaja, terstruktur dibatasi, diberi makan dogma langit.

Sajak dua hari silam: Ornithonyssus Bursa — begitu sangka, duga, kira, anggapan sistem,  tuduhan kuasa oligark — terhadap suara rakyat. Dipandang parasit, dituding ektoparasit, didakwa bikin gatal, bikin gusar, bikin gelisah, hisap darah, ganggu produktivitas.

Maka, usul, ide, sugesti, suara-suara bottom-up supaya sistem lakukan evaluasi, niscaya akan tetap dipinggirkan.

Suara-suara. Ide, kritik, “Akan kami tampung,” kata mereka!

Gitu deh, ditampung, dikurung, dikerangkeng, dikandangi, dikangkangi, diperkaos, tumpah, ruah, muntah. Gurem, tak berdaulat. Sudah diwakilkan pada jebatan gelar pangkat kedudukan kedirian kehormatan derajat martabat, etc.

Kritik memang sudah sering dipinggirkan, dipenjara, bahkan dimatikan, tak berdaya.

Badan Pusat Statistik (BPS) bilang ada sekitar dua puluh tiga juta orang miskin di negeri ini. Entah jumlah ini termasuk dalam bursa gurem yang suaranya masih tetap membentur tembok kekuasaan, atau, malah suara-suara itu memang sengaja dikecilkan volumenya agar senyap. Mengacu data, mestinya model probabilitas analisis data optimal boleh jadi dasar filosofis inferensi statistik dituang jadi program: Kesimpulan pemberdayaan sebab fakta-fakta data-data. Bursa gurem dengan lantang disombongkan teori statistik sebagai bonus demografi.

Evaluasi, berapa suara dalam bursa gurem ternyata keracunan. Ternyata ada yang aneh dengan data. Disebut BPS kemiskinan dua puluh tiga juta sekian orang. Target penerima program yang tidak gratis itu delapan puluh dua juta akan dapat manfaat. Vision gondal-gandul pada tabel statistik.

Makan minum politis, program politis. Penerima manfaat politis. Dogma miskin politis, terus bergantung pada data disulap menutupi fakta-fakta bursa gurem, suara-suara terpinggir. Evaluasi tunda, kritik ditaruh di tong sampah. Ribu tahun silam ada contoh berlaksa-laksa. Hitung sendiri, bursa gurem menjungkir-balik sistem congkak.

Tunggu masa kampanye. Janji jadi Hüdavendigar, Yesil Bursa, mata hijau. Hadiah Tuhan.

Sekali lagi evaluasi, sebelum bursa gurem meletus jadi asap jadi api. (*)