Saturday, September 13

‘Angkat Topi’ pada para Pelopor YPTAJM


10 September 2025


Nama-nama tokoh yang tercantum pada resume wawancara penulisan sejarah Atma Jaya Makassar, yakni para pelopor, yaitu antara lain, Prof. DR. C Salombe, John Chandra Sjarif, Franciscus Xaverius Seda, dll, disebut Johannes Liku Ada’ sebagai ‘Awam intelektual yang Berjuang tanpa kenal lelah dan pantang menyerah’.

Halaman 8, Pengabdian Tanpa Pamrih Awam Katolik di Keuskupan Agung Makassar —


Oleh: Daniel Kaligis


Editor: Philip Marx


PENDIRI sekaligus Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar (YPTAJM), John Chandra Sjarif, pada 21 September 2012, telah meminta dengan hormat kepada Johannes Liku Ada’, atau yang akrab disapa umat sebagai John Liku Ada’, untuk memberikan sambutan terkait penerbitan buku ‘Sejarah Berdirinya Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar: Pengabdian Tanpa Pamrih Awam Katolik di Keuskupan Agung Makassar’. Surat YPTAJM dijawab John Liku-Ada’.

Siapa John Liku-Ada’? Dia tokoh yang dihormati umat. Ditunjuk sebagai Uskup Agung Makassar, 11 November 1994 hingga 17 Oktober 2024. John Liku-Ada’ meraih gelar doktor dari Universitas Gregoriana Roma, dengan disertasi ‘Towards a Spirituality of Solidarity: A Study of Sa’dan-Torajan Solidarity in the Light of Gaudium et Spes, with a View to an Inculturated Authentic Christian Spirituality of Solidarity’ setelah studi pada 1981 – 1986. Dia juga yang menuliskan bait-bait sambutan dalam artikel ini terkait ‘Pengabdian Tanpa Pamrih Awam Katolik di Keuskupan Agung Makassar’.

Menurut John Liku-Ada’, kehadiran Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar adalah perkara yang penuh perjuangan. Ada banyak tantangan, jalannya tidak mulus. Diungkapkan yang mana pada era 1960-an pemerintah menetapkan kebijakan bahwa yang boleh masuk mendaftar di universitas hanya lulusan sekolah menengah atas dengan rangking satu hingga tiga. “Dengan persyaratan seperti ini, jumlah universitas yang dapat dibuka terbatas. Di sisi lain, Uskup Agung di masa itu tampaknya berkeyakinan bahwa universitas hanya akan menciptakan penganggur-penganggur intelektual,” tulis John Liku-Ada’.

Fakta yang disebut John Liku-Ada’, bahwa, ada masa di mana jalan pendirian Perguruan Tinggi Atma Jaya Makassar itu tidak mulus, Uskup Agung di masa itu berkeyakinan bahwa universitas hanya akan menciptakan penganggur-penganggur intelektual, memang disebut Mgr. Dr. Theodorus Lumanauw Pr, “Berdosa jika kita menciptakan sarjana-sarjana yang akhirnya hanya akan menjadi pengangguran. Jika kalian buka akan saya tutup, stempel ada pada saya.” Begitu ditegaskan Lumanauw, sebagaimana wawancara Prof. DR. C Salombe terkait penulisan sejarah Atma Jaya Makassar.

Lebih dalam disebut John Liku-Ada’, bahwa, inilah kiranya sebabnya mengapa pada awalnya Universitas Atma Jaya tidak menggunakan nama ‘Katolik’. Jalan masuk telah dikunci, maka ‘awam bergerak’. “Tapi sangat jelas bahwa yang dipikirkan dan diperjuangkan oleh para pelopor, sekelompok intelektual awam Katolik, ialah sebuah universitas Katolik. Universitas Atma Jaya Makassar didirikan pada 09 Juni 1980,” tercatat pada halaman tujuh buku sejarah Atma Jaya Makassar. Akte Pendirian – Yayasan Perguruan Tinggi Atma Jaya Ujung Pandang – berdasarkan Akte Notaris Joost Dumanauw, S.H,, Nomor: 17 Tahun 1980.

Di balik semua tantangan, menurut John Liku-Ada’, para pelopor, yaitu Pembina dan Pengurus YPTAJM, sangat memahami nasehat bijak Bung Karno, yang disampaikannya menjelang akhir kekuasaannya melalui pidato berjudul ‘JASMERAH’, Jangan Sekali-kali meninggalkan Sejarah. Mengapa? Karena sejarah merupakan etalase untuk melihat masa lalu dan sebagai dasar untuk melangkah ke depan. “Jika kita tidak tahu dari mana kita datang, sulit kita menentukan arah ke masa depan. Jika kita tidak berguru pada masa silam, kita bertakdir untuk mengulangi kesalahan-kesalahan di masa lampau,” sebut John Liku-Ada’.

Cita-cita pelopor YPTAJM sebagaimana diungkap John Liku-Ada’, bersumber dari nilai-nilai: cinta akan kebenaran, keadilan sosial, kebebasan, keterbukaan, persaudaraan, semangat pelayanan, dengan visi menjadi perguruan tinggi yang unggul dalam pendidikan akademik dan professional di tingkat nasional. “Kita patut ‘mengangkat topi’,  menghormati dan mengagumi perjuangan mereka,” tulis Liku-Ada’.

Tercatat, Mgr. Liku-Ada’ menjadi Uskup Ko-Konsekrator, bersama dengan Uskup Emeritus Manado, Mgr. Joseph Theodorus Suwatan, M.S.C. dalam pentahbisan Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, M.S.C.. Duta Besar Vatikan untuk Nigeria terpilih, Mgr. Antonio Guido Filipazzi bertindak sebagai Pentahbis Utama. Dia mengundurkan diri dari jabatan Uskup Agung Makassar, medio 2023. (*)


Diarsipkan di Makassar, 25 Oktober 2023