Saturday, September 20

Saling Bunuh atas nama Nasionalisme


16 Agustus 2025


Nationalism is a modern movement. Throughout history people have been attached to their native soil, to the traditions of their parents, and to established territorial authorities, but it was not until the end of the 18th century that nationalism began to be a generally recognized sentiment molding public and private life and one of the great, if not the greatest, single determining factors of modern history. Because of its dynamic vitality and its all-pervading character, nationalism is often thought to be very old; sometimes it is mistakenly regarded as a permanent factor in political behaviour:
nationalism, britannica


Oleh: Pidar Lingi
Penulis tinggal di Poland


Gambar: Cartolina che mostra personificazioni delle principali nazioni dell’Intesa. Il soldato russo è rappresentato erroneamente mentre stringe la bandiera con la croce di Sant’Andrea (bandiera navale) al posto della regolare bandiera tricolore.


NASIONALISME apaan? Itu ideologi ketinggalan zaman. Berapa ratus juta orang mati gara-gara ideologi ini? Saling membunuh atas nama nasionalisme. Saat sebuah negara menyerang sebuah negara, yang menyerang menyebutnya nasionalisme, yang bertahan  dari serangan juga menyebutnya nasionalisme, saling membunuh, menumpahkan darah.

Nasionalisme adalah ideologi paling aneh dan mematikan. Menanamkan rasa nasionalismenya di dalam dada disebut sikap terpuji, menanamkan cara membunuh di dalam hati disebut sifat tercela.

Menumbuhkan rasa nasionalisme dengan cara membuat film kartun, di sisi lain malah takut kepada bendera dalam film kartun. Setelah mengeluarkan kebijakan yang keliru, lalu dikritik, malah disebut makar. Karena tak tahan dikecam netizen, akhirnya minta maaf sambil berkata itu hanya candaan. Mudah sekali.

Nasionalisme terlalu ditekankan karena Indonesia ini negara kesatuan. Nasionalisme dan kesatuan pada akhirnya hanya terpusat pada satu titik.  Itu hanya sebagai belenggu agar rakyat menjadikan pemerintah sebagai dewa. Pada akhirnya dewa-dewa itu dilempar pakai air minum kemasan hingga sandal.

Semangat kebangsaan dan nasionalisme, tapi judulnya saja sudah bahasa Inggris. Seperti Pekan Kebudayaan Aceh dulu, nama acaranya Pekan Kebudayaan Aceh, tapi para penyelenggara dan panitia makan Nasi Padang. (*)

13 Comments

Comments are closed.