Tuesday, October 15

Vodka dan Perang


26 September 2024


Pertahanan itu disebut pemiliknya sajak paling benar di antara puisi-puisi ilmu, anak manusia menenggaknya lalu mabuk dogma berkepanjangan, mabuknya masih tersisa hingga sekarang bertahta dalam sistem.


Oleh: Dera Liar Alam


DVINA, mengenang vodka nan langka, air mata dan deras darah murah puluhan penanggalan silam. Kapal berbaris-baris, lalu jauhi Arkhangelsk. Cinta sudah pergi bertaruh jiwa dan nyawa: Kota-kota jadi sajak, Moskwa, Vologda, Yaroslavl, dan destinasi pelor berikutnya.

Di atas benteng menghadap laut, awan-awan berlumur warna senja. Bagramyan menulis secarik kode, meregangkan syaraf dengan secawan vodka.

Teluk Riga pagi musim gugur, kekasih berpasang-pasang kumandangkan balada Bagration, serdadu di semenanjung berjaga, pekik, saling rampas, ujung Juli Riga diraih. Operasi Doppelkopf, panzer-panzer menyalak peluru memangsa hantu takut mati. Balada memanjang nyaring lunturkan malam dengan mesiu. Hitung berapa tandem kekasih menangis di tepi Dvina, air matanya tiba di sana, hanyut melampaui Selat Irbe, terdampar di sepanjang pesisir Saaremaa. Sandi Lvov-Sandomierz melebur di sana, meminta tumpah darah.

Buruan minum, buruan makan, lalu beberapa saling rampas, minum, makan, saling telan. Ribu zaman orang-orang berkelahi keyakinan: kami paling benar, korban Habil manjur tumbalkan mitos perintah suci, bunuh untuk atas nama kebenaran tunggal.

Cairan ini hanya sajak. Kesamaan nama dan tempat juga hanya kebetulan. Begitu. (*)